Gejala Khas Cacar Monyet yang Saat Ini Sudah Terdeteksi di 75 Negara

Belum ada kasus cacar monyet di Tanah Air tapi Kemenkes mengingatkan masyarakat tetap disiplin dengan menjalankan protokol kesehatan.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 26 Jul 2022, 10:47 WIB
Monkeypox atau penyakit cacar monyet. (www.imagepicweb.com)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengatakan bahwa Indonesia masih aman dari cacar monyet atau monkeypox. Belum ada kasus konfirmasi, probable dan suspek cacar monyet seperti disampaikan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI) dokter Maxi Rondonuwu.

Meski belum ada kasus cacar monyet di Tanah Air, Maxi mengingatkan masyarakat tetap waspada dengan menjalankan protokol kesehatan.

"Masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan terutama cuci tangan, hindari kontak dengan orang yang memiliki gejala-gejala monkeypox , segera melapor ke petugas kesehatan apabila memiliki gejala-gejala awal monkeypox," kata Maxi dalam pesan tertulis yang diterima Liputan6.com pada Senin, 25 Juli 2022. 

Maxi juga mengingatkan untuk segera melaporkan ke petugas kesehatan bila mengalami gejala berikut:

- Demam

- Kelainan pada kulit seperti bintik-bintik merah

- Muncul vesikel berisi cairan atau nanah

- Paling khas dari gejala cacar monyet adalah pembengkakan kelenjar getah bening pada leher dan selangkangan.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Proses Infeksi Cacar Monyet

Menilik laman Kementerian Kesehatan, masa inkubasi (interval dari infeksi sampai timbulnya gejala) monkeypox biasanya 6 – 16 hari, tetapi dapat berkisar dari 5 – 21 hari.

Seperti disampaikan Maxi di atas, gejala yang timbul diawali dengan demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas. Limfadenopati dapat dirasakan di leher, ketiak atau selangkangan.

Dalam 1-3 hari setelah gejala awal atau fase prodromal, akan memasuki fase erupsi berupa munculnya ruam atau lesi pada kulit biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap.

Ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok. Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok.

Monkeypox biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14 – 21 hari.

Kasus yang parah lebih sering terjadi pada anak-anak dan terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasien dan tingkat keparahan komplikasi.

Kasus kematian bervariasi tetapi kurang dari 10 persen kasus yang dilaporkan, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak. Secara umum, kelompok usia yang lebih muda tampaknya lebih rentan terhadap penyakit monkeypox.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Monkeypox atau penyakit cacar monyet. (www.who.int)

Tentang Cacar Monyet

Ilustrasi virus penyebab cacar monyet. Credits: pixabay.com by Geralt

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis atau bersumber dari hewan. Penularan bisa terjadi dari hewan ke hewan dan dari hewan ke manusia. 

“Kalau dari hewan ke manusia penularannya melalui kontak langsung antara hewan dan manusia,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril.

Penularan dari hewan ke manusia melalui cairan tubuh terutama bagian tubuh yang ada cacar seperti di sekitar muka atau tubuh hewan. Selain itu juga penularan ke manusia bisa melalui daging hewan tersebut yang tidak dimasak secara matang.

Sedangkan penularan dari manusia ke manusia bisa melalui udara, cairan tubuh atau cacar yang ada di muka, mulut, tangan maupun di badan. Kalau kontak langsung juga ada melalui saluran napas atau terjadi droplet.

“Ini juga bisa menjadi sumber penularan dan juga ada penularan dari ibu ke bayi melalui transmisi atau plasentanya,” ucap Syahril.  


Upaya Kemenkes Cegah Cacar Monyet

"Kemenkes sejak muncul monkeypox di beberapa negara sudah melakukan surveilans aktif di semua pintu masuk negara terutama di bandara dan pelabuhan laut,” kata Maxi dalam keterangan yang diterima Health Liputan6.com Senin (25/7/2022).

Deteksi dini di bandara dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) terutama Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dari Negara yang sudah ada kasus cacar monyetnya.

Petugas melakukan cek suhu, memeriksa gejala-gejala monkeypox terutama pada kulit kemerahan atau ruam, bintik-bintik merah, vesikel atau pustula yang gampang dilihat di bagian muka juga di telapak tangan.

“Juga pada komunitas saat ini sesuai data kasus yang paling banyak di dunia pada kelompok Gay maka kami akan melakukan surveilans ketat pada kelompok ini bekerja sama dengan beberapa organisasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).”

 

 

 

Infografis Ragam Tanggapan Cacar Monyet Sebagai Darurat Kesehatan Global. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya