Liputan6.com, Jakarta - Komnas HAM memeriksa sejumlah aide de camp (ADC) atau ajudan dari Irjen Ferdy Sambo. Salah satunya Bharada RE atau Richard Eliezer yang disebut polisi terlibat adu tembak dengan Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Kejadian adu tembak mengakibatkan Brigadir J meninggal dunia dengan sejumlah luka tembak di Rumah Dinas Irjen Ferdy Sambo pada Jumat, (8/7/2022).
Advertisement
Pantauan di lapangan, sejumlah orang sebagai ajudan Ferdy Sambo tiba di Kantor Komnas HAM di Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat pada pukul 09.56 WIB. Dua diantaranya bahkan datang lebih awal pada 09.48 WIB.
Terlihat, para ajudan itu kompak mengenakan kemeja putih dan celana panjang berwarna krem. Wajah mereka ditutup masker berwarna hitam.
Satu orang diduga ajudan Ferdy Sambo nampak mencolok. Ia terlihat mengenakan busana yang berbeda dengan ajudan lain. Pria itu mengenakan kaus polo dipadu celana jeans panjang berwana biru.
Komisioner Bidang Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Choirul Anam, membenarkan memanggil aide de camp (ADC) atau ajudan dari Irjen Ferdy Sambo. Ada tujuh orang yang diminta hadir menemui komisioner Komnas HAM hari ini.
"Ya, pemanggilan hari ini memang kami tujukan kepada ADC Pak Irjen Sambo eks Kadiv Propam Polri. Semua ajudannya memang kami minta untuk datang. Kalau di foto misalkan ada delapan orang, tinggal tujuh orang karena satu meninggal, ya ketujuhnya kami minta untuk datang, memang kami panggil semua termasuk Bharada E," kata Anam dalam keterangannya, Selasa (26/7/2022).
Gunakan 2 Model Pemeriksaan
Anam menerangkan, para ajudan menjadi salah satu pilar utama dalam konstruksi peristiwa meninggalnya Brigadir J. Bahkan, diantara mereka ada yang mengetahui secara detail insiden adu tembak.
"Jadi kami ingin komprehensif, ingin tahu persis apa dan bagaimana peristiwa itu terjadi," ujar dia.
Anam juga mengklaim memiliki bukti-bukti terkait dengan rangkaian peristiwa. Itu, kata dia harus mendapatkan konfirmasi langsung dari para ajudan. Karena itu, pihaknya merasa perlu untuk mendengar kesaksian para ajudan Ferdy Sambo.
"Kami sudah punya satu peristiwa-peristiwa yang memang hanya bisa dikonfirmasi kepada ADC, bukan kepada yang lain. Apa itu? Tunggu nanti setelah pemeriksaan," ujar dia.
Menurut Anam, pola pemeriksaan menggunakan dua model. Anam sendiri tak menjelaskan secara gamblang. Hanya saja, kata dia saat inisiden adu tembak ada beberapa ajudan yang melihat secara langsung.
"Ada dua model yang akan kami lakukan, memang pasti sendiri-sendiri dan ada yang satu tempat bersama, karena kami ingin tahu detail apa yang terjadi, konteksnya apa," ujar dia.
Advertisement