Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengkonfirmasi hanya lima ajudan Irjen Ferdy Sambo yang memenuhi panggilan untuk dimintai keterangan terkait kematian Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Adapun, kedua orang ajudan diantaranya dilaporkan belum tiba di Kantor Komnas HAM di Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat. Salah satu diantaranya Bharada RE atau Richard Eliezer yang disebut polisi terlibat adu tembak dengan Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Advertisement
"Ada lima ajudan Irjen Ferdy Sambo yang sudah memenuhi panggilan Komnas HAM untuk dimintai keterangan. Kami masih menunggu beberapa yang lainnya sebisanya pada hari ini," kata dia di Jakarta Pusat, Selasa (20/7/2022).
Taufan mengaku sudah berkomunikasi dengan pihak Mabes Polri terkait ketidakhadirkan dua orang ajudan Irjen Ferdy Sambo.
"Sampai tadi (Bharada RE) belum (hadir) karena itu tadi kami sudah tanyakan keberadaan Bharada RE. Bisa jadi sekarang berada di bahwa Perlindungan LPSK atau sedang diperiksa oleh unit lain saya belum tahu," ujar dia.
Taufan menyampaikan, Bharada RE termasuk salah satu saksi kunci untuk mengungkap penyebab tewasnya Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat.
"Komnas HAM sangat berkepentingan untuk mendapatkan keterangan langsung dari saudara Bharada RE," ujar dia.
Dalam kesempatan itu, Taufan menyinggung kembali pembicaraan dengan Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Agung Budi Maryoto terkait permintaan seluruh ajudan Irjen Ferdy Sambo untuk dihadirkan ke Komnas HAM dalam rangka pemeriksaan
"Pak Irwasum berjanji akan mendatangan seluruhnya," ujar dia.
Gunakan 2 Model Pemeriksaan
Anam menerangkan, para ajudan menjadi salah satu pilar utama dalam konstruksi peristiwa meninggalnya Brigadir J. Bahkan, diantara mereka ada yang mengetahui secara detail insiden adu tembak.
"Jadi kami ingin komprehensif, ingin tahu persis apa dan bagaimana peristiwa itu terjadi," ujar dia.
Anam juga mengklaim memiliki bukti-bukti terkait dengan rangkaian peristiwa. Itu, kata dia harus mendapatkan konfirmasi langsung dari para ajudan. Karena itu, pihaknya merasa perlu untuk mendengar kesaksian para ajudan Ferdy Sambo.
"Kami sudah punya satu peristiwa-peristiwa yang memang hanya bisa dikonfirmasi kepada ADC, bukan kepada yang lain. Apa itu? Tunggu nanti setelah pemeriksaan," ujar dia.
Menurut Anam, pola pemeriksaan menggunakan dua model. Anam sendiri tak menjelaskan secara gamblang. Hanya saja, kata dia saat inisiden adu tembak ada beberapa ajudan yang melihat secara langsung.
"Ada dua model yang akan kami lakukan, memang pasti sendiri-sendiri dan ada yang satu tempat bersama, karena kami ingin tahu detail apa yang terjadi, konteksnya apa," ujar dia.
Advertisement