Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan melakukan pelepasan ekspor 3.800 metrik ton baja struktur dan plat baja ke Selandia Baru. Baja tersebut merupakan hasil produksi PT Gunung Raja Paksi, Tbk, di Cikarang Barat, Bekasi, Selasa (26/7/2022).
Dia mengaku sangat bahagia lantaran berhasil melepas ekspor baja produksi Indonesia ke Selandia Baru. Pasalnya, Selandia Baru merupakan negara dengan standar yang ketat.
Advertisement
"Hari Ini saya bahagia ya melepas ekspor baja ke New Zealand (Selandia Baru). New Zealand itu saya tahu punya standar yang sangat ketat, tidak ada toleransi apapun," tegas Mendag Zulkifli Hasan, Selasa (26/7/2022).
Zulkifli Hasan meyakini, PT Gunung Raja Paksi akan mudah untuk melakukan ekspor ke seluruh dunia seusai mengirim ke Selandia Baru.
"Jadi kalau berhasil tembus pasar New Zealand, Australia, berarti perusahaan Gunung Raja Paksi ini sudah bisa ekspor di seluruh dunia," ungkap Mendag Zulkifli Hasan.
Dia memastikan, terus mendukung penuh industri baja di Indonesia. Mendag Zulhas menegaskan, dukungan industri baja di tanah air diperlukan agar dapat terus berkembang.
"Ini harus kita dukung industri baja dan lindungi agar terus berkembang," tegas Mendag Zulhas.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional atau PAN ini menegaskan dengan semakin berkembangnya industri baja tanah air akan memberikan keuntungan kepada negara.
"Satu kita bisa ekspor dan kedua kita bisa mendapatkan keuntungan lebih sehingga tidak perlu impor lagi," pungkas Mendag Zulkifli Hasan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Melesat, Indonesia jadi Eksportir Besi dan Baja Terbesar ke-10 Dunia
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, Indonesia saat ini merupakan eksportir besi dan baja terbesar ke-10 dunia pada tahun 2021 dengan pangsa 3,37 persen.
Hal itu disampaikan Mendag saat pelepasan ekspor 3.800 metrik ton baja struktur dan plat baja ke Selandia Baru, hasil produksi PT Gunung Raja Paksi, Tbk. di Cikarang Barat, Bekasi, Selasa (26/7/2022).
"Tren pertumbuhan ekspor besi dan baja Indonesia dalam lima tahun terakhir adalah yang terbesar diantara 30 besar eksportir besi dan baja dunia, yaitu sebesar 49,3 persen. Selamat kepada kita semua atas capaian ini," kata Mendag.
Berdasarkan data yang diperoleh Mendag, pada tahun 2021 nilai ekspor besi dan baja Indonesia ke dunia mencapai nilai USD 21,4 miliar. Nilai ini meningkat sebesar 90,2 persen dari nilai tahun 2020 sebesar USD 11,2 miliar.
Sementara, pada Periode Januari - Mei 2022, nilai ekspor besi dan baja Indonesia ke dunia sudah mencapai USD 12,5 miliar, yang berarti nilai ini lebih tinggi 80,2 persen dari nilai di periode yang sama tahun sebelumnya yaitu USD 6,9 miliar.
"Pertumbuhan yang sangat signifikan ini, merupakan bukti keberhasilan kebijakan hilirisasi industri baja yang ditetapkan oleh pemerintah," ujarnya.
Lebih lanjut, Mendag Zulkifli Hasan menyebut industri besi dan baja dikenal dengan sebutan mother of industries atau ibunya industri, karena produksinya digunakan untuk mendorong perkembangan industri lainnya.
Adapun impor produk besi dan baja dunia pada tahun 2021 tercatat USD 623,68 miliar, dan pertumbuhannya untuk periode 2017 – 2021 sebesar 3,51 persen. Amerika Serikat, RRT, Jerman, Italia dan Turki merupakan 5 besar negara dengan kebutuhan impor baja terbesar.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Mendag Zulkifli Hasan Lepas Ekspor 3.800 Metrik ton Baja ke Selandia Baru
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan pelepasan ekspor 3.800 metrik ton baja struktur dan plat baja ke Selandia Baru, hasil produksi PT Gunung Raja Paksi, Tbk. di Cikarang Barat, Bekasi, Selasa (26/7/2022).
"Saya ingin mengucapkan terima kasih dan apresiasi pada pimpinan PT Gunung Raja Paksi Tbk beserta jajarannya yang terus bekerja keras meningkatkan ekspor produk baja Indonesia dan menjadi salah satu produsen baja terbesar nasional dan eksportir yang membanggakan," kata Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag menyebut, industri besi dan baja dikenal dengan sebutan mother of industries atau ibunya industri, karena produksinya digunakan untuk mendorong perkembangan industri lainnya.
Tercatat impor produk besi dan baja dunia pada tahun 2021 sebesar USD 623,68 miliar, dan pertumbuhannya untuk periode 2017 – 2021 sebesar 3,51 persen. Amerika Serikat, RRT, Jerman, Italia dan Turki merupakan 5 besar negara dengan kebutuhan impor baja terbesar.
"Indonesia saat ini merupakan eksportir besi dan baja terbesar ke-10 dunia pada tahun 2021 dengan pangsa 3,37 persen. Tren pertumbuhan ekspor besi dan baja Indonesia dalam lima tahun terakhir adalah yang terbesar diantara 30 besar eksportir besi dan baja dunia, yaitu sebesar 49,3 persen. Selamat kepada kita semua atas capaian ini," ujarnya.
Selanjutnya, pada tahun 2021 nilai ekspor besi dan baja Indonesia ke dunia mencapai nilai USD 21,4 miliar. Nilai ini meningkat sebesar 90,2 persen dari nilai tahun 2020 sebesar USD 11,2 miliar.
Pada Periode Jan-Mei 2022, nilai ekspor besi dan baja Indonesia ke dunia sudah mencapai USD 12,5 miliar, yang berarti nilai ini lebih tinggi 80,2 persen dari nilai di periode yang sama tahun sebelumnya yaitu USD 6,9 miliar.
"Pertumbuhan yang sangat signifikan ini merupakan bukti keberhasilan kebijakan hilirasasi industri baja dan baja yang ditetapkan oleh pemerintah," ucapnya.
Buka Pasar
Kata Mendag, New Zealand saat ini memang belum tercatat sebagai negara tujuan utama ekspor besi dan baja Indonesia, namun dirinya sangat gembira PT Gunung Raja Paksi dapat menembus pasar potensial seperti New Zealand dan berharap kedepannya New Zealand dapat menjadi salah satu negara tujuan utama ekspor besi dan baja Indonesia.
"Saya mendapat informasi bahwa produk baja PT. Gunung Raja Paksi telah digunakan di beberapa proyek bergengsi diantaranya perluasan Los Angeles Airport (Lax), Sydney Indoor Stadium, dan konstruksi pabrik Lucid Motors yang merupakan produsen kendaraan mewah berbahan bakar listrik di Amerika Serikat, dan beberapa proyek di New Zealand, diantaranya Metro Stadium Christchurch, University of Auckland Building 507, dan Waimakiri Bridge," ujarnya.
Menurutnya, hal ini merupakan bukti pengakuan bahwa kualitas baja produksi Indonesia yang world class dan diterima dengan baik. Mendag meminta kepada pelaku usaha baja agar capaian ini dijaga, dan ditingkatkan.
karena ke depan pemerintah inigin meningkatkan kualitas produk, barang dan jasa serta investasi Indonesia agar meningkatkan citra Indonesia sebagai negara Industri dan semoga memberi sumbangsih yang lebih besar bagi kesejahteraan masyarakat.
Advertisement