Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi melakukan lawatan ke China, Jepang, dan Korsel. Dalam Lawatan ke tiga negara Asia Timur itu, Jokowi akan menyambangi China bertemu Presiden China Xi Jinping.
Menurut Pengamat Hubungan Internasional dari Universita Padjajaran, Teuku Rezasyah, ketiga negara tersebut memiliki nilai strategis bagi Indonesia. Dia mengatakan, ketiga negara di Asia Timur ini menjadi panutan dalam pembangunan.
"Mereka selama ini sangat membantu ASEAN dan Indonesia pada saat kita krisis moneter tahun 1997, kemudian juga krisis keuangan internasional tahun 2008. Mereka juga pada saat pandemi covid-19, tetap investasi di kita, jadi kita memiliki rasa hormat tersendiri pada mereka," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (26/7/2022).
Kemudian yang kedua, lanjut dia, Indonesia berusaha menciptakan persaingan psikologis di antara mereka untuk investasi jangka panjang di Indonesia. Karena dalam urutan investasi di Indonesia, China menduduki nomor satu diikuti jepang, dan Korsel.
Baca Juga
Advertisement
"Entah kenapa ke China dulu, baru ke Jepang, baru ke Korsel. Sesuai urutan. Jadi menyampaikan komitmen kita dengan ekonomi jangka panjang," ujar dia.
Teuku Rezasyah juga mengungkapkan, Presiden Jokowi juga dipastikan bakal menggaet investor dalam lawatan ke ketiga negara tersebut. Investasi ini, lanjut dia, terutama dalam hal pembangunan IKN di Kalimantan Timur.
"IKN perlu investasi, sangat besar biayanya. Jadi kita sangat berharap mereka berinvestasi di IKN, tapi kan ini invetasi yang acuannya baru, selama ini kita tidak bicara IKN dengan mereka. Jadi hubungan ini harus dengan standar kerja sama yang lebih tinggi," ujar dia.
"Misalnya komitmen kedua belah pihak. Negosiasi awalnya sangat penting, jadi kita tidak kecolongan. Mereka tidak bilang, tapi tanpa sadar kita mengiyakan boleh tenaga kerja dari mereka semua, ini tentu akan menciptkaan masalah sosial baru di wilayah tersebut. Jadi harus ada MoU yang mengatakan tenaga kerjanya seimbang," lanjut dia.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua
Kunjungan Dilakukan dengan Cermat
Terkait kunjungan Jokowi ke Korsel, dia meminta Indonesia untuk melakukannya secara cermat. Jangan sampai lawatan tersebut dapat memperkeruh suasana hubungan antara Korea Selatan dengan Korea Utara.
"Kita harus hati-hati jangan sampai kerja sama kita dengan Korsel ini memperluas konflik antara Korsel dan Korut. Mereka akan berpikir bahwa Indonesia yang bersahabat dengan Korsel dalam bidang pertahanan itu secara tidak langsung kan mendukung kemajuan pertahanan Korsel. Itu kan tujuannya untuk mengerdilkan Korut. Ini yang harus kita sampaikan dengan sangat hati hati," ujar dia.
Untuk itu, agar isu tersebut tidak muncul, sebaiknya Jokowi juga menyambangi Korea Utara. Kendati hal itu banyak kendala, namun pertemuan dapat didesain dengan melibatkan banyak pihak.
"Idealnya, di akhir kunjungan dari Korsel, Pak Jokowi lakukan kunjungan ke Korut. Karena Korut juga butuh pengakuan internasional. Walaupun suasana sangat sulit di Korut, tapi namanya pertemuan kan bisa didesain kan dalam suasana covid-19 misalnya dengan keterlibatan WHO, penting ini. Tapi pemerintah tidak berpikir begitu ya sudah nggak apa apa, tapi sayang sudah dekat sekali ke Korut. pasti diterima karpet merah oleh Kim Jong Un itu," ujar dia.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement