Harga Kripto Hari Ini Rabu 27 Juli 2022: Bitcoin dan Ethereum Betah di Zona Merah

Mayoritas harga kripto jajaran teratas termasuk bitcoin lanjutkan koreksi pada Rabu, 27 Juli 2022.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 27 Jul 2022, 06:47 WIB
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau masih betah di zona merah pada perdagangan Rabu, 27 Juli 2022. Mayoritas kripto bergerak lesu.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu pagi (27/7/2022), kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, bitcoin (BTC) susut 2,63 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga bitcoin merosot 10,28 persen. Kini harga bitcoin berada di posisi USD 21.106,67 atau sekitar Rp 316,40 juta (asumsi kurs Rp 14.991 per dolar AS).

Ethereum (ETH) juga berada di zona merah. Harga ethereum merosot 4,84 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan terakhir, harga ethereum tergelincir 10,08 persen. Dengan begitu, harga ethereum berada di kisaran USD 1.409,14 atau sekitar Rp 21,13 juta.

Kripto selanjutnya, binance coin (BNB) juga melemah. Harga BNB turun 1,41 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, Harga BNB melemah 8,7 persen. Saat ini, harga BNB berada di posisi USD 247,01.

Selanjutnya cardano (ADA) turun 4,89 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan terakhir, harga ADA susut 10,37 persen. Kini, harga ADA berada di posisi USD 0,4645.

Demikian juga harga solana (SOL) yang berada di zona merah. Harga solana tergelincir 5,18 persen dalam 24 jam terakhir. Selaam sepekan terakhir, harga solana turun 20,81 persen dan alami koreksi terbesar. Saat ini, harga solana berada di posisi USD 35,85.

Harga dogecoin (DOGE) melemah 3,23 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan terakhir, harga dogecoin susut 10,53 persen. Kini, harga dogecoin berada di posisi USD 0,06203.

Selain itu, harga XRP tergelincir 2,53 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga XRP melemah 10,56 persen. Dengan demikian, harga XRP berada di posisi USD 0,3353.

Stablecoin seperti tether (USDT) berada di zona merah dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan terakhir, harga USDT berada di zona hijau. Kini, harga USDT berada di posisi USD 1,00.

Sementara itu, USD Coin (USDC) naik 0,04 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga USDC menguat terbatas 0,03 persen. Kini, harga USDC di posisi USD 1,00.

Sedangkan harga binance USD (BUSD) turun 0,19 persen dalam 24 jam terakhir. Saat ini, harga BUSD melemah terbatas 0,21 persen. Saat ini, harga BUSD berada di posisi USD 0,9989.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pasar Kripto Kembali Loyo, Analis Sebut Investor Mulai Antisipasi Kebijakan The Fed

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, pergerakan market kripto awal pekan ini memang cukup mengecewakan. Sepanjang akhir pekan lalu, Bitcoin diperdagangkan sideways, bahkan sempat di bawah USD 22.500 atau sekitar Rp 337,2 juta. Padahal, Rabu pekan lalu, 20 Juli 2022, BTC telah mencapai level tertinggi sejak sebulan terakhir menembus USD 24.000.

Trader Tokocrypto, Nathan Alexander menjelaskan penurunan ini disebabkan oleh investor yang tampaknya meninjau kembali kecemasan mereka atas inflasi dan ekonomi global, sehingga memutuskan mengakhiri aksi beli untuk mundur dari aset berisiko. Investor tengah mengantisipasi kebijakan moneter teranyar The Fed.

"Investor mencerna kondisi itu sebagai sinyal harga BTC kemungkinan tak dapat menguat lebih jauh lagi. Alhasil, mereka pun kemudian memilih aksi ambil untung ketimbang terus melakukan akumulasi membeli BTC,” ujar Nathan kepada Liputan6.com, dikutip Selasa (26/7/2022).

 

 

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Sisi Teknikal

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Di samping itu, menurut Nathan dari sisi teknikal, kinerja buruk kripto awal pekan ini disebabkan oleh ketidakmampuan bitcoin untuk mempertahankan kinerja di atas level Simple Moving Average (SMA) dalam kurun 200 pekan terakhir (SMA 200-week) di angka USD 22.800 di akhir pekan.

"Penurunan kripto juga mengikuti indeks saham AS yang pada Jumat, 22 Juli 2022 yang ditutup melemah hampir 2 persen. Saham dan kripto, sama-sama mengalami minggu terbaiknya pada pekan lalu, setelah beberapa bulan mengalami kerugian,” ujar Nathan.

Investor pun terlihat sudah mencerna peristiwa-peristiwa makroekonomi di depan mata, utamanya kenaikan suku bunga acuan The Fed yang dijadwalkan terjadi pada 28 Juli mendatang. Selama sepekan terakhir, pelaku pasar meyakini The Fed akan menjaga komitmennya untuk mengerek suku bunga acuan paling tinggi 75 basis poin.

"Jika nilai BTC terus berada di bawah level USD 22.500, maka berpotensi melakukan retest ke level USD 20.800 hingga USD 21.300. Target kenaikan harga Bitcoin apabila mampu breakout area resistance berada pada harga USD 24.776, dan 20-day EMA pada harga USD 21.735 menjadi support apabila harga Bitcoin mengalami koreksi,” pungkas Nathan.


Pakar Ini Prediksi Harga Ethereum Bakal Sentuh Rp 10 Juta pada 2022

Ilustrasi cryptocurrency Ethereum. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sebelumnya, portal perbandingan harga Finder memperbarui prediksi harga untuk kripto Ethereum (ETH) pada Senin, 18 Juli 2022. Perusahaan mengukur prediksi ahli tentang harga Ethereum masa depan menggunakan survei mingguan dan triwulanan. 

Survei triwulanan terbarunya, yang dilakukan pada Juli, meminta panel yang terdiri dari 54 pakar industri tentang pemikiran mereka tentang bagaimana kinerja ethereum selama dekade berikutnya.

Menurut prediksi terbaru oleh panel ahli Finder, Ethereum akan bernilai USD 1.711 (Rp 25,6 juta) pada akhir tahun ini. Kemudian akan naik menjadi USD 5.739 (Rp 86,1 juta) pada 2025, dan USD 14.412 (Rp 216,4 juta) pada 2030. Namun, panel memperkirakan harga Ether akan turun dulu hingga kisaran USD 675 (Rp 10,1 juta).

“Sementara menahan ETH hingga 2030 mungkin terbukti bermanfaat, panel kami berpikir ada masa-masa sulit di masa depan dalam jangka pendek, mengharapkan ETH mencapai titik terendah pada USD 675 sebelum tahun ini berakhir,” isi laporan Finder, dikutip dari Bitcoin.com, Senin (25/7/2022).

Prediksi harga ethereum terbaru oleh panel ahli Finder secara signifikan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya