Pekerja di Negara Ekonomi Bergejolak Terima Gaji Pakai Kripto

Meski pasar sedang bergejolak, 5 persen dari semua pembayaran global yang ditarik dari platform setiap bulan.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 27 Jul 2022, 13:30 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Penduduk di negara-negara dengan ekonomi yang bergejolak lebih cenderung menerima gaji mereka dalam mata uang kripto, menurut laporan platform perekrutan global Deel.

Dalam laporan bertajuk "Laporan Perekrutan Global", perusahaan menemukan meskipun dalam kondisi pasar bearish atau menurun pada 2022, kripto mewakili 5 persen dari semua pembayaran global yang ditarik dari platform setiap bulan. Angka itu naik dari 2 persen pada paruh kedua 2021. 

Penduduk di negara-negara dengan situasi ekonomi dan mata uang yang bergejolak kemungkinan besar melakukan pembayaran dalam kripto, menurut laporan itu. Ini termasuk negara-negara di Amerika Latin (LATAM), Eropa, Timur Tengah dan Afrika (EMEA).

Penarikan kripto di wilayah LATAM mewakili 67 persen dari total, dengan negara-negara EMEA sebesar 24 persen. Mereka yang berasal dari wilayah Amerika Utara hanya mewakili 7 persen dari total pembayaran kripto. Wilayah Asia Pasifik bahkan lebih rendah dengan hanya 2 persen bagian dari keseluruhan.

Dalam hal jenis aset, Bitcoin (BTC) tetap menjadi kripto pilihan, mencapai 47 persen dari total. Pilihan kedua dari aset digital untuk pembayaran adalah USD Coin (USDC) dengan 29 persen, diikuti oleh Ether (ETH) sebesar 14 persen. Tether (USDT) tidak masuk daftar.

Kepala ekspansi ANZ dari Deel, Shannon Karaka mengatakan secara umum,  menemukan orang biasanya hanya menarik sebagian dari pembayaran mereka di kripto. Ini mengartikan mereka masih menggunakan kripto sebagai investasi jangka panjang. 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Selanjutnya

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

"Dari apa yang kami lihat di lapangan, mendapatkan bayaran dalam kripto paling menarik bagi tiga kelompok utama orang: mereka yang menggunakan alat ini untuk melindungi nilai dari ketidakstabilan mata uang lokal, mereka yang bekerja di yurisdiksi dengan sistem perbankan lokal yang ketinggalan zaman, dan mereka yang menambahkan beberapa koin kripto ke portofolio investasi,” jelas Karaka dikutip dari Cointelegraph, Rabu (27/7/2022). 

Deel mengambil data dari lebih dari 100.000 kontrak pekerja lintas batas di platform antara Januari dan Juli 2022. 

Melonjaknya inflasi menjadi perhatian banyak negara di kawasan Amerika Latin. Venezuela, Argentina, Chili, Brasil, dan Paraguay semuanya memiliki inflasi dua digit, menurut Trading Economics.

Berkurangnya daya beli menggunakan mata uang fiat mereka sendiri kemungkinan besar telah mempengaruhi peningkatan pembayaran kripto ke pekerja regional.


Senator AS: Banyak Perusahaan Kripto Tak Segan Menipu Pelanggan

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sebelumnya, Senator AS, Elizabeth Warren kembali menyatakan pendapatnya terkait aset kripto. Kali ini dia mengatakan, terlalu banyak perusahaan kripto yang tidak segan dan mampu untuk menipu pelanggan. 

Dia juga menekankan perlunya aturan yang lebih kuat, mendesak Securities and Exchange Commission (SEC) dan Kongres untuk mengambil tindakan terhadap regulasi kripto.

"Kongres perlu bertindak, tetapi SEC memiliki tanggung jawab untuk menggunakan otoritasnya untuk menempatkan pagar pembatas dan menindak aktor kripto yang melanggar aturan,” tegas Warren dikutip dari Bitcoin.com, Senin (25/7/2022). 

“Saya telah membunyikan bel alarm di kripto dan perlunya aturan yang lebih kuat untuk melindungi konsumen dan stabilitas keuangan,” tambah sang senator. 

Pekan lalu, pemberi pinjaman kripto Celsius Network mengajukan perlindungan kebangkrutan setelah membekukan penarikan. Seminggu sebelumnya, pemberi pinjaman kripto lainnya, Voyager Digital, mengajukan perlindungan kebangkrutan. Begitupun perusahaan kripto Three Arrows Digital.

 


Risiko Meningkat

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Komisaris SEC Hester Peirce sebelumnya menyatakan keprihatinan pada Mei kepada pengawas sekuritas terkait penanganan kripto.

"Kita bisa mengejar penipuan dan kita bisa memainkan peran yang lebih positif di sisi inovasi, tapi kita harus melakukannya, kita harus mulai bekerja.Saya belum melihat kita mau melakukan pekerjaan itu sejauh ini,” dia berpendapat. 

Ketua SEC, Gary Gensler juga telah dikritik karena mengambil pendekatan penegakan-sentris terhadap regulasi kripto. Pada Mei, pengawas sekuritas mengatakan akan menggandakan unit kripto divisi penegakannya. Pekan lalu, Gensler menguraikan apa yang dapat diharapkan investor dari SEC di bidang regulasi kripto.

Senator Warren telah menekan Gensler untuk meningkatkan pengawasan kripto pada beberapa kesempatan. Pada Juli tahun lalu, dia memperingatkan tentang meningkatnya risiko perdagangan mata uang kripto, meminta regulator sekuritas untuk menggunakan otoritas penuhnya untuk mengatasi risiko ini.


SEC Akan Daftarkan Perusahaan Pinjaman Kripto Dampak Banyaknya Kebangkrutan

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Sebelumnya, Ketua Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS (SEC), Gary Gensler mengungkapkan, pihaknya sedang bekerja untuk membuat beberapa perusahaan peminjam kripto terdaftar dengan benar. Gensler menyebut mereka beroperasi lebih sebagai perusahaan investasi.

Gensler juga mengatakan terserah pada lembaga keuangan besar untuk memutuskan apakah mereka ingin memasukkan opsi kripto dalam portofolio mereka untuk klien, tetapi risiko dari kripto perlu diinformasikan.

Regulator kembali memperdalam fokus pada pasar kripto sejak Mei di tengah volatilitas pasar baru-baru ini yang telah lama diwaspadai oleh pengawas. 

Terutama banyaknya pemberi pinjaman kripto harus bangkrut di tengah merosotnya harga kripto. Misalnya, Celsius Network telah mengajukan kebangkrutan beberapa pekan lalu. 

"Kami telah memfokuskan pada area ini karena banyak dari perusahaan ini mungkin merupakan perusahaan investasi yang mengambil ratusan ribu atau jutaan dana pelanggan, menyatukannya, dan kemudian meminjamkannya kembali sambil menawarkan pengembalian yang cukup tinggi,” kata Gensler dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 22 Juli 2022.

“Skema itu kedengarannya sedikit seperti investasi perusahaan, atau bank, bisa dibilang, Bagaimana mereka melakukannya? Apa yang ada di balik janji-janji itu? Kami akan bekerja sama dengan industri untuk membuat perusahaan-perusahaan ini terdaftar dengan benar di bawah undang-undang sekuritas," lanjut Gensler.

Perusahaan yang terpapar cryptocurrency sebelumnya telah memperingatkan penurunan harga token dapat memiliki efek riak, termasuk dengan memicu panggilan margin.

Pernyataan Gensler ini mengikuti pernyataan berulangnya yaitu beberapa platform perdagangan kripto memenuhi definisi "surat berharga" dan harus diperdagangkan maka perlu diatur sebagaimana mestinya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya