IMF Pangkas Lagi Ramalan Pertumbuhan Ekonomi Global

IMF memangkas lagi ramalan pertumbuhan ekonomi global karena tingginya inflasi hingga dampak dari perang Rusia-Ukraina.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 27 Jul 2022, 12:40 WIB
Ekonomi dunia ilustrasi (foto: pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi globa di tengah inflasi yang tinggi di sejumlah negara dan dampak dari perang Rusia-Ukraina.

Dilansir dari Channel News Asia, Rabu (27/7/2022) dalam pembaruan laporan World Economic Outlook, IMF mengatakan bahwa pertumbuhan PDB riil global akan melambat menjadi 3,2 persen pada 2022 dari perkiraan semula 3,6 persen pada April 2022.

IMF menyebut, PDB dunia sebenarnya berkontraksi pada kuartal kedua karena penurunan ekonomi di China dan Rusia.

Badan tersebut juga memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi pada 2023 mendatang menjadi 2,9 persen dari perkiraan semula 3,6 persen pada bulan April, mengutip dampak kebijakan moneter yang lebih ketat.

Padahal, pada 2021 lalu pertumbuhan ekonomi dunia telah pulih menjadi 6,1 persen setelah pandemi Covid-19 membuat output global anjlok pada tahun 2020 dengan kontraksi 3,1 persen.

"Prospek telah menjadi gelap secara signifikan sejak bulan April. Dunia mungkin segera tertatih-tatih di tepi resesi global, hanya dua tahun setelah yang terakhir," kata Kepala Ekonom IMF, Pierre-Olivier Gourinchas dalam sebuah pernyataan.

Selain itu, untuk Amerika Serikat, IMF mengkonfirmasi perkiraan pertumbuhan 2,3 persen pada 2022 dan 1,0 persen untuk 2023 mendatang, yang sebelumnya telah terpangkas dua kali sejak bulan April karena permintaan yang melambat di negara itu.

Tak hanya AS, IMF juga memangkas ramalan pertumbuhan PDB China 2022 menjadi 3,3 persen dari 4,4 persen pada April 2022, karena wabah terbaru dan pembatasan ketat Covid-19 di negara itu membatasi produksi dan memperburuk gangguan rantai pasokan global.


IMF Pangkas Ramalan Ekonomi Zona Euro

Suasana gedung bertingkat dan permukiman warga di kawasan Jakarta, Senin (17/1/2022). Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Memburuknya krisis di sektor properti China juga menurunkan penjualan dan investasi di real estate negara itu.

Menurut IMF, dukungan fiskal tambahan dari Beijing dapat meningkatkan prospek pertumbuhan, tetapi perlambatan berkelanjutan di China yang didorong oleh wabah Covid-19 dan lockdown akan memicu dampak yang cukup serius.

Berlanjut di zona euro, atau Eropa, di mana IMF memangkas prospek pertumbuhan ekonomi 2022 menjadi 2,6 persen dari 2,8 persen pada April 2022, yang mencerminkan dampak inflasi dari perang Rusia-Ukraina.

Pemangkasan besar untuk proyeksi ekonomi dikeluarkan untuk beberapa negara Eropa, yang melihat banyak dampak perang di Ukraina,  termasuk Jerman, yang melihat prospek pertumbuhan 2022 turun menjadi 1,2 persen dari 2,1 persen pada April.

Italia, sementara itu melihat peningkatan dalam prospek pertumbuhan 2022 karena prospek yang lebih baik di sektor pariwisata dan kegiatan industri.

Tetapi IMF memperingatkan pekan lalu bahwa Italia juga bisa mengalami resesi yang dalam karena embargo gas Rusia.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

 


IMF Sebut Ekonomi RI Membaik, Pengembang Pede Pasar Properti Cerah

Suasana gedung bertingkat dan permukiman warga di kawasan Jakarta, Senin (17/1/2022). Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Situasi market properti tanah air diyakini oleh sejumlah pihak akan tetap membaik meski dunia usaha dibayangi berbagai isu global.

Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan International Moneter Fund (IMF) yang memastikan bahwa perekonomian Indonesia dalam kondisi baik, akan menciptakan sentimen positif bagi pelaku industri tanah air terutama pasar properti nasional.   

Melihat hal ini, Bukit Podomoro Jakarta masterpiece Agung Podomoro Land turut ambil bagian dengan terus menggerakkan pasar properti dan mengambil inisiatif terdepan melalui aktivitas groundbreaking Premium Club House.

Bagi Bukit Podomoro Jakarta, di tengah kenaikan inflasi, sektor properti menjadi pilihan investasi yang paling aman. Sebagai sektor riil, properti merupakan instrumen investasi yang nyata dan tidak tergerus inflasi. Di tengah ancaman resesi global, aset properti akan tetap mengalami kenaikan harga dan mendatangkan keuntungan. 

Marketing Director PT Agung Podomoro Land Tbk. Agung Wirajaya menjelaskan setelah pandemi, tahun ini dunia menghadapi tantangan ekonomi yang lain, yaitu kenaikan inflasi global.

Mempercepat pembangunan berbagai proyek properti termasuk Bukit Podomoro Jakarta merupakan upaya Agung Podomoro Land dalam mengatasi dampak kenaikan inflasi dan mendukung perputaran ekonomi dapat terus berjalan.  

"Saat terjadi inflasi hunian sebagai aset properti merupakan instrumen investasi yang paling aman dengan capital gain yang signifikan karena harganya akan terus naik. Ditambah kawasan huniannya dilengkapi dengan fasilitas premium club house dan fasilitas lengkap lainnya, tentu akan semakin meningkatkan nilai investasi aset tersebut. Pembangunan Premium Club House diawal ini adalah sebagai bukti komitmen dan keseriusan kami dalam membangun Bukit Podomoro Jakarta,” tutur Agung. 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya