Liputan6.com, Jakarta - PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menambah kepemilikan saham di PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) melalui obligasi wajib konversi (OWK).
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), yang disampaikan pada 13 Juli 2022, dikutip Rabu (27/7/2022), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk melalui entitas anak perseroan PT DSSE Energi Mas Utama (EMU) telah konversi OWK PT Smartfren Telecom Tbk yang dimilikinya menjadi saham. Saham hasil konversi ini telah tercatat di BEI pada 11 Juli 2022.
Advertisement
“Dengan konversi ini, kepemilikan saham perseroan dan EMU dalam Smartfren menjadi sektiar 23 persen,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk, Susan Chandra dalam keterbukaan informasi BEI.
Manajemen Dian Swastatika Sentosa menyatakan, investasi ini akan dicatatkan dalam laporan posisi keuangan perseroan. Dengan demikian, perseroan melalui anak usaha memiliki 72.591.193.000 saham FREN atau setara 23 persen setelah transaksi OWK. Sebelumnya perseroan memiliki 67.591.193.000 atau setara 21,8 persen kepemilikan saham dalam FREN.
Mengutip data RTI, saham FREN turun 1,02 persen ke posisi Rp 97 per saham pada penutupan perdagangan sesi pertama.
Saham FREN dibuka naik tipis satu poin ke posisi Rp 99 per saham. Saham FREN berada di level tertinggi Rp 101 dan terendah Rp 93 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 30.398 kali dengan volume perdagangan 29.693.408 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 286,2 miliar.
Koreksi saham FREN terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang fluktuatif. IHSG naik terbatas 0,08 persen pada sesi pertama perdagangan 27 Juli 2022. IHSG menguat ke posisi 6.877,28. Indeks LQ45 naik tipis 0,12 persen ke posisi 969,67.
Saham FREN dibuka naik tipis satu poin ke posisi Rp 99 per saham. Saham FREN berada di level tertinggi Rp 101 dan terendah Rp 93 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 30.398 kali dengan volume perdagangan 29.693.408 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 286,2 miliar.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dian Swastatika Sentosa Melalui Stanmore Selesaikan Akuisisi Tambang di Australia
Sebelumnya, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) melalui entitas tidak langsung Stanmore Resources Limited (Stanmore) menyelesaikan pengambilalihan 100 persen saham Dampier Coal (Queensland) Pty Ltd pada Selasa, 3 Mei 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (4/5/2022), perseroan mengumumkan Stanmore melalui Stanmore SMC Holdings Pty Ltd (SMC) telah merampungkan rencana transaksi pengambilalihan atau akuisisi 100 persen saham Dampier Coal (Queensland) Pty Ltd.
Hal ini juga merujuk pada keterbukaan informasi perseroan pada 21 Februari 2022, 16 Maret 2022 dan 30 Maret 2022.
"Pengambilalihan ini didanai antara lain dengan dana kas internal Stanmore setelah penawaran penerbitan hak pro-rata saham biasa Stanmore dan penarikan fasilitas pembiayaan pengambilalihan senilai USD 625 juta," tulis Sekretaris Perusahaan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk, Susan Chandra dalam keterbukaan informasi BEI.
Perseroan menyatakan dengan penyelesaian transaksi pengambilalihan ini, Stanmore melalui SMC telah efektif memiliki 100 persen saham Dampier Coal (Queensland) Pty Ltd yang merupakan pemilik 80 persen saham BHP Mitsui Coal Pty Ltd.
"Pengambilalihan ini diharapkan dapat memberikan nilai tambang jangka panjang bagi seluruh pemegang saham perseroan," tulis Susan.
Pada 21 Februari 2022, Dian Swastatika Sentosa mengumumkan pengambilalihan saham Dampier dari BHP oleh SMC, entitas anak GEAR dengan harga pembelian hingga USD 1,35 miliar.
Pendanaan untuk rencana pengambilalihan salah satunya berasal dari penerimaan fasilitas pembiayaan akuisisi sebesar USD 625 juta oleh SMC dari sindikasi lembaga pembiayaan.
Adapun pendanaan untuk pengambilalihan saham tersebut melalui kombinasi dari penawaran hak pro-rata saham biasa Stanmore, yang ketentuannya akan diawasi oleh komite direksi independen Stanmore hingga USD 600 juta, fasilitas pembiayaan akuisisi USD 625 juta dan pendanaan internal.
Advertisement
Alasan Akuisisi
Perseroan menyatakan pengambilalihan saham Dampier ini untuk memperkuat posisi perseroan sebagai pemain dalam bisnis batu bara metalurgi di Asia dan Oseania yang dapat memberikan dampak positif bagi pemegang saham perseroan.
BMC memiliki aset batu bara metalurgi yang berlokasi di Queensland, Australia yang terdiri dari tambang South Walker Creed dan Poitrel dengan produksi gabungan sekitar 10 juta ton per tahun dan total cadangan 171 juta ton. Ini termasuk proyek batu bara Wards Well yang belum dikembangkan.
Aset tersebut terletak di dekat aset Stanmore yang saat ini telah ada, yang akan meningkatkan operasio kegiatan bisnis utama Stanmore di sektor pertambangan batu bara metalurgi.
"Hal ini sejalan dengan strategi investasi Stanmore untuk memperluas operasi yang ada dan memaksimalkan sinergi geografis dari infrastruktur yang ada," tulis perseroan.
Dengan demikian, perseroan dan Stanmore berharap rencana pengambilalihan ini akan meningkatkan produksi, total cadangan, rata-rata tertimbang umur tambang, dan arus kas Stanmore secara material.
"Kehadiran aset BMC juga akan diversifikasi produk dan pembeli ke dalam portofolio Stanmore dan meningkatkan keberadaan Stanmore dalam pasar dengan pertumbuhan utama seperti India," tulis perseroan.
Bidik Usaha Energi Tenaga Panas Bumi
Sebelumnya, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) masuk bidang pengusahaan tenaga panas bumi dengan mendirikan entitas anak perseroan. Hal ini dinilai sebagai langkah awal di kegiatan usaha energi terbarukan.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (22/2/2022), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk melalui PT Daya Sukses Makmur Sentosa, entitas anak tidak langsung perseroan mendirikan PT Daya Mas Geopatra Energi (DMGE) pada 18 Februari 2022. DMGE akan bertindak sebagai perusahaan holding dengan modal disetor dan ditempatkan sebesar Rp 1,1 miliar.
Pada hari yang sama, DMGE mendirikan PT Daya Mas Geopatra Pangrango dengan kegiatan usaha di bidang pengusahaan tenaga panas bumi dengan modal disetor dan ditempatkan Rp 1 miliar.
DSSA berharap kegiatan usaha di bidang tenaga panas bumi ini memberikan nilai lebih bagi perseroan ke depan.
“Pendirian entitas anak perseroan saat ini tidak memiliki dampak signifikan terhadap kondisi keuangan perseroan. Namun, diharapkan dapat menjadi langkah awal perseroan dalam menjajaki bisnis pengusahaan tenaga panas bumi yang dapat memberikan nilai lebih bagi perseroan di masa yang akan datang,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk, Susan Chandra.
Advertisement