Liputan6.com, Jakarta Anak-anak mengambil hal-hal dari sekitar mereka, dan mereka mudah dipengaruhi. Anda mungkin berpikir bahwa anak-anak Anda terlalu muda untuk memahami apa yang Anda katakan, tetapi seringkali tidak demikian.
Baca Juga
Advertisement
Apa yang kita tunjukkan kepada mereka kemungkinan besar adalah apa yang akan mereka bawa selama sisa hidup mereka dalam satu atau lain cara, jadi penting untuk menyadari hal-hal yang Anda katakan dan lakukan - yang bisa lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.
Angela Karanja, seorang psikolog remaja dan pakar parenting remaja telah menjelaskan dengan tepat mengapa sangat penting Anda menggunakan bahasa yang netral ketika berbicara tentang anak-anak.
Berbicara kepada The Sun, dia mengklaim bahwa pikiran bawah sadar terbuka untuk segala macam saran. Jadi, Anda mungkin berpikir anak-anak Anda terlalu muda untuk memahami fakta bahwa Anda menggunakan bahasa negatif tentang diri Anda sendiri - tetapi bukan itu masalahnya.
Dia menjelaskan: "Anak-anak tidak bernalar atau berpikir secara objektif. Pikirkan otak sebagai tanah yang subur; benih apa pun yang jatuh di atasnya, akan tumbuh, dan menghasilkan jenisnya."
Setelah usia tujuh tahun, Angela menjelaskan bahwa ini adalah titik ketika anak-anak mulai belajar bagaimana berpikir untuk diri mereka sendiri.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jauhi bahasa bernada negatif
Angela mengatakan sangat penting untuk tidak menggunakan bahasa yang menghina dan membenci diri sendiri di sekitar anak-anak Anda karena ini akan menjadi norma bagi mereka.
Anda tidak boleh mengatakan hal-hal seperti 'Saya sangat gagal', 'Saya jelek', atau 'Saya gendut' di tempat yang dapat didengar oleh anak-anak Anda karena komentar ini dapat membahayakan mereka.
Angela menambahkan: "Pertimbangkan orang tua sebagai pemimpin, seberapa positif pengaruhnya ketika mereka tidak percaya pada diri mereka sendiri?
"Melakukan ini di hadapan anak-anak mereka yang begitu mudah dipengaruhi, orang tua mengajarkan dengan demonstrasi bahwa tidak apa-apa untuk tidak memiliki keyakinan pada diri sendiri," pungkasnya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Patut Diwaspadai, Ini 7 Ciri-Ciri Kamu Merasa Kelelahan Secara Mental
Dilansir dari Healthline, Senin (25/7/2022), jika Anda merasa kelelahan, tidak berenergi dan kesulitan tidur, sebaiknya patut waspada. Sebab, kondisi tersebut bisa jadi merupakan indikasi akan terjadinya kelelahan mental telah terjadi pada diri Anda.
Kelelahan mental merupakan kondisi di mana seseorang merasakan kondisi kelelahan secara emosional akibat kondisi kehidupannya. Faktanya, kelelahan mental dapat dialami oleh siapa saja.
Tentunya kondisi ini perlu dideteksi sedari dini agar dapat diatasi dengan tepat. Tidak ada salahnya kenali tandanya lebih banyak agar Anda mendapatkan penanganan tepat dan terhindar dari gangguan kesehatan mental yang lebih serius. Maka dari itu, ketahuilah beberapa tanda kelelahan mental yang perlu diwaspadai.
Kelelahan mental bisa dialami oleh siapa saja dalam keadaan apapun. Hal ini bisa terjadi akibat adanya kondisi atau situasi yang menyebabkan stres dalam jangka panjang. Biasanya, saat mengalami kelelahan mental, seseorang akan merasa terperangkap dalam satu situasi sulit dan tidak memiliki kekuatan atau daya untuk mengatasinya.
Ada berbagai ciri-ciri yang perlu Anda waspadai terhadap kondisi kelelahan mental, yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber:
Kehilangan Motivasi
Jika Anda merupakan tipe yang selalu bersemangat dalam segala hal, namun tiba-tiba malas melakukan sesuatu, kemungkinan Anda sedang lelah secara mental. Bahkan untuk pekerjaan yang kecil saja tiba-tiba Anda merasa tidak ada semangat untuk menyelesaikannya.
Ada kemungkinan Anda bosan dengan kegiatan yang monoton dan berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga membuat tertekan secara mental dan tidak ada motivasi untuk mengerjakan pekerjaan yang sama di setiap harinya.
Tingkat Stres Tinggi
Saat Anda merasakan kondisi stres yang tidak kunjung reda, bisa jadi ini merupakan tanda dari kelelahan mental yang Anda alami.
Lebih Mudah Tersinggung
Jika Anda tiba-tiba jadi mudah jengkel dan tersinggung karena hal sepele, bisa jadi karena Anda lelah secara mental. Padahal biasanya Anda adalah orang yang humoris dan tidak mudah terpancing emosi. Jika demikian Anda perlu refleksi diri dan mengelola emosi agar tidak semakin lelah secara mental.
Advertisement
Kelelahan Fisik
Pernahkah Anda merasa sudah istirahat dan tidur yang cukup tapi masih merasa lelah? Jika pernah berarti yang lelah bukan lagi fisik, tapi Anda sedang lelah secara mental. Jika demikian, istirahat dan tidur yang cukup tidak bisa menghilangkan lelah mental. Anda butuh me-refresh kembali mental Anda dengan melakukan hal-hal yang disukai.
Sulit Berkonsentrasi
Terlalu banyak situasi yang membuat tekanan nyatanya dapat membuat Anda kesulitan untuk berkonsentrasi. Cobalah untuk mengatasi situasi secara perlahan agar Anda dapat mengerjakan dan mengatasi semuanya dengan lebih baik dan penuh konsentrasi.
Pusing atau Sakit Kepala
Lelah secara mental ternyata juga memicu pusing atau sakit kepala. Lelah mental yang dipicu oleh stres ternyata bisa membuat kepala pusing dan migrain.
Obat biasa mungkin tidak bisa mengobati sakit kepala tersebut, sebab akar masalahnya berasal dari lelah mental sehingga Anda harus bisa mengelola stres dengan baik.
Overthinking
Ciri-ciri Anda sedang mengalami lelah mental atau lelah secara perasaan adalah sering cemas dan overthinking. Anda jadi sering tidak fokus terhadap hal-hal di sekitar dan bahkan tiba-tiba menangis tanpa tahu sebabnya.
Pikiran-pikiran tersebut kadang datang ketika akan tidur sehingga membuat Anda insomnia. Bisa jadi karena memendam emosi atau lelah hati Anda menjadi gampang sedih dan berpikiran buruk.