ZeroCov, Inovasi BRIN yang Berfungsi Hancurkan Asam Nukleat COVID-19

Badan Riset dan Inovasi (BRIN) mengembangkan inovasi yang dapat menghancurkan asam nukleat bakteri atau virus seperti COVID-19 yang diberi nama ZeroCov

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Jul 2022, 13:00 WIB
Ilustrasi COVID-19. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta - Menghadapi lonjakan kasus COVID-19, Badan Riset dan Inovasi (BRIN) mengembangkan inovasi yang dapat menghancurkan asam nukleat bakteri atau virus seperti COVID-19. Dengan inovasi yang dinamai ZeroCov tersebut, virus serupa COVID-19 tidak mampu melakukan fungsi vitalnya.

Menurut Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih BRIN Desak Gede Sri Andayani mengatakan, gabungan sinar UVC dan senyanya fenol dari inovasi tersebut bisa optimal menonaktifkan mikroorganisme.

"Gabungan sinar UVC (disinfeksi secara fisik) dan senyawa fenol (disinfeksi secara kimia) dalam ZeroCov bisa menonaktifkan mikroorganisme secara optimal sehingga bakteri atau virus termasuk SARS-CoV-2 tidak dapat melakukan fungsi vitalnya," kata Sri Andayani dalam seminar Menghadapi Lonjakan COVID-19 di Jakarta, Rabu (27/7/2022).

Asam nukleat, kata Sri Andayani, bisa dimatikan karena ZeroCov diciptakan sebagai alat sterilisasi udara dalam ruangan, menggunakan sinar Ultraviolet tipe C dan senyawa fenol sebagai bahan aktif untuk melakukan sterilisasi udara.

Hasil dari pengukuran menunjukkan, efektivitas ZeroCoV bisa menghambat pertumbuhan 99,7 hingga 100 persen mikroba patogen yang ada di udara.

Alat tersebut bekerja dengan cara menyaring udara dari luar menggunakan penyaringan debu pasif atau sistem evaporasi. Dari penyaringan tersebut, udara akan memasuki tahap pembilasan saringan dengan larutan desinfektan.

Lalu kemudian memasuki tahap penguapan larutan desinfektan ke dalam bentuk uap (honey comb) sehingga terjadi inaktivasi mikroorganisme dalam UVC box dan akhirnya udara yang dikeluarkan alat tersebut berupa udara bersih dan uap desinfektan.


ZeroCov Mampu Bunuh Patogen Udara

"Kebermanfaatan alat ZeroCov itu mampu membunuh patogen udara, bakteri, jamur dan virus sebesar 99,7 sampai 100 persen pada waktu tertentu. Aplikasi di berbagai sektor dapat menghemat pengeluaran negara akibat pandemi COVID-19," ujarnya.

ZeroCov, kata Sri Andayani, mempunyai desain yang bisa merefleksikan sinar UV secara sempurna ke seluruh ruangan dengan aman. Sebab, bisa mencegah sinar UVC terpantul keluar dengan perangkatnya yang benar-benar aman.

Menyadari bahwa masyarakat kini dipaksa untuk hidup berdampingan dengan berbagai varian COVID-19, alat itu pun dibuat bersifat portable sehingga mudah dibawa atau diletakkan di ruang-ruang publik baik perkantoran, sekolah hingga tempat ibadah.


ZeroCov Berpotensi Berikan Manfaat Secara Lebih Luas

Dalam kesempatan tersebut, Sri Andayani menekankan bahwa berbagai teknologi yang kini sedang dikembangkan oleh BRIN seperti alat tersebut memiliki potensi masa depan untuk menjadi komoditas dan memberikan manfaat secara lebih luas.

Sri Andayani berharap alat-lata yang dikembangkan sebagai upaya antisipasi terjadinya lonjakan kasus COVID-19 bisa berguna dan memenuhi kebutuhan masyarakat untuk hidup dengan aman dan nyaman dari penularan virus.

"Alat ini sangat fleksibel dan sangat aplikatif untuk diterapkan di tempat umum. Bisa menyasar ke banyak tempat yang merupakan tempat komunita semua orang dan semua kondisi. Dengan dilakukannya sterilisasi ruangan, sterilisasi tempat sebelum dilakukan aktivitas, maka semuanya akan aman," ucapnya.


BRIN Pastikan Terus Kembangkan Inovasi Terkait COVID-19

BRIN memastikan akan terus mengembangkan alat dan tenologi untuk menghadapi lonjakan kasus positif sekaligus mengurangi pemakaian produk impor yang digunakan dalam penanganan COVID-19.

Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Telekomunikasi BRIN Budi Prawira mengatakan hal tersebut telah menjadi perhatian BRIN sejak awal pandemi.

"Ini menjadi perhatian kami sejak awal pandemi di bulan Maret pada tahun 2020 yang lalu, karena berbagai metode dan teknologi sterilisasi juga infeksi, saat itu beredar di masyarakat," ujarnya.

Pandemi yang sudah terjadi selama dua tahun, kata Budi, memberikan dampak besar pada kesehatan manusia dan mengakibatkan beberapa kerugian besar dalam semua aktivitas manusia, utamanya di sektor ekonomi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya