Mazda Belum Tertarik Boyong Mobil Listrik ke Indonesia

PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) sebagai agen pemegang merek Mazda di Tanah Air, belum berencana untuk meluncurkan mobil listrik hingga kahir 2022

oleh Arief Aszhari diperbarui 27 Jul 2022, 20:08 WIB
Mobil listrik Mazda MX-30 (Carscoops.com)

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan kendaraan listrik di Indonesia terus bergerak dengan cepat. Berbagai pabrikan telah banyak menghadirkan model ramah lingkungan, mulai dari baterai murni, hybrid, plug-in hybrid (PHEV), dan energi terbarukan lainnya.

Namun, bagi PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) sebagai agen pemegang merek Mazda di Tanah Air, belum berencana untuk meluncurkan mobil listrik hingga akhir 2022.

"Tahun ini kita belum ada mobil listrik untuk Indonesia. Tetapi, step by step mungkin dengan hybrid," jelas Ricky Thio, Managing Director PT EMI, saat ditemui di diler Mazda Simprug, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Ricky melanjutkan, keberadaan kendaraan listrik tetap penting bagi jenama asal Jepang tersebut. Bahkan, para insinyur Mazda tengah mengembangkan kendaraaan yang cocok untuk pasar Indonesia. Namun, roda empat ramah lingkungan akan dihadirkan dengan berbagai pertimbangan.

"Dari Mazda Motor Corporation punya banyak pertimbangan. Saya tidak bisa bicarakan spesifikasi apa, cuma banyak pertimbangan sehingga kita masih bawa mobil dengan internal combasition engine (ICE)," tegasnya.

Sementara itu, Mazda sendiri memiliki line-up mobil listrik MX-30. Model ini menjadi jawaban permintaan pasar Eropa, yang semakin mengetatkan aturan emisi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Spesifikasi

Mengusung teknologi elektrifikasi yang disebut e-Skyactiv1, Mazda menyematkan satu motor elektrik di roda depan. Spesifikasinya menghasilkan tenaga tertinggi 107 kW atau 144,9 PS, dengan torsi 264 Nm.

Unit penggerak ditenagai baterai lithium-ion 35,5 kWh yang diposisikan di lantai, guna memaksimalkan ruang. Sumber daya ini menurut hasil test WLTP dapat menjelajah sejauh 200 km. Tak beda seperti model-model elektrifikasi lain, tapi cukup mumpuni.

Walau begitu, memungkinkan pengisian baterai pakai konektor DC 50 kW, sehingga cuma butuh 30 sampai 40 menit untuk isi daya dari nol ke 80 persen. Versi lebih lamanya juga ada, memakai koneksi AC 6,6 kW.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya