Kisah Alunan Gamelan Misterius Malam Keramat yang Bikin Bergidik Warga Seboro

Berimpitan dengan Watu Kelir, ada batu-batu bulat yang mirip kenong atau perangkat gamelan. Pada malam-malam keramat, konon terdengar alunan gamelan misterius, layaknya pertunjukan wayang dari arah Kali Muncar

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jul 2022, 00:00 WIB
Watu Kenong, lava basal berusia 80 juta tahun, yang memantik legenda alunan gamelan mistis di Seboro, Sadang, Kebumen. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Kebumen - Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah memiliki kekayaan alam unik. Di tempat ini, ada Geopark Karangsambung-Karangbolong yakni situs geologi yang menyimpan sejarah kebumian.

Para ahli meyakini, batuan yang berada di kawasan ini merupakan saksi terbentuknya Pulau Jawa. Batuan berusia lebih dari 100 juta tahun mudah ditemui di kawasan ini.

Geopark Karangsambung-Karangbolong memiliki luas 543,599 Km2 yang mencakup 12 Kecamatan dengan 117 Desa. Terdapat 41 situs geologi yang menjadi situs utama di dalam Kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong. Situs tersebut dilengkapi oleh delapan situs biologi dan 10 situs budaya.

Di tengah geopark itu, tersebutlah nama Desa Seboro, Kecamatan Sadang, Kebumen. Desa Seboro dikelilingi kawasan batu tua, berusia puluhan juta tahun. Bentuknya pun unik. Beberapa indah dipandang, lainnya menggetarkan hati.

Menjelajah Desa Seboro, orang akan merasa terlempar ke waktu jutaan tahun lampau, ketika cikal bakal Pulau Jawa baru saja menyeruak permukaan samudera.

Ada kisah mistis di salah satu situs batu purba berusia 80 tahun. Namanya, Watu Kelir.

Di desa ini, berkembang cerita soal suara gamelan misterius dari Sungai Muncar. Di Sungai ini, ada situs (geosite) batu purba yang dinamai Watu Kelir.

Uniknya, di tempat yang sama, ada pula situs watu kenong yang benar-benar tampak seperti seperangkat gamelan. Letaknya berjejer layaknya kelir wayang dan gamelannya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Batas Dunia Nyata dan Gaib

Situs Geologi Watu Kelir, Kalimuncar, Geopark Karangsambung-Karangbolong, Kebumen, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Dinamai Watu Kelir lantaran di tempat itu memang ada batuan tegak mendatar sepanjang puluhan meter. Bentuknya semacam kelir dalam pertunjukan wayang.

Uniknya, berimpitan dengan Watu Kelir, ada batu-batu bulat yang mirip kenong atau perangkat gamelan. Pada malam-malam keramat, konon terdengar alunan gamelan misterius, layaknya pertunjukan wayang dari arah Kali Muncar.

Kelir, juga berarti pembatas atau tirai. Dalam cerita orang-orang kuno, Watu Kelir adalah batas duni fana dengan alam gaib.

"Ada Klotekan-klotekan (suara semacam pukulan perkusi), semacam gamelan," ucap Kasnan, seorang warga Seboro.

Zaman dulu bahkan warga juga kerap mendengar kentongan dan bahkan, suara tangis manusia dari arah Watu Kelir. Watu Kelir, dari permukiman penduduk masa itu berjarak sekitar 500 meter.

Tetapi, saat ditanya soal ada kisah apa di balik gamelan dan tangisan itu, Kasnan memilih bungkam. Gamelan mistis itu konon mengalun pada malam-malam keramat.

"Yang masih mendengar (tahu) sudah meninggal. Itu Zaman dulu. Kalau sekarang sudah tidak lagi," ucap Kasnan.

Selanjutnya, Kasnan memilih bungkam.

 

 


Black Box Alam Semesta

Balai Informasi dan Konservasi Kebumian (BIKK) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Karangsambung, menyatakan, Situs Watu Kelir terletak di Kali Muncar atau Sungai Muncar.

Situs Watu Kelir terdiri dari batu rijang berwarna merah memanjang 100 meter dan lava basal berbentuk bantal di sebelahnya.

Batuan sedimen ini terbentuk di dasar samudra purba 80 juta tahun lampau. Batu ini memberi fakta kuat bahwa dahulu Karangsambung adalah dasar samudra yang terangkat oleh proses geologi.

Batuan sedimen berwarna merah memanjang sekitar 100 meter pada dinding Kali Muncar itu ibarat layar pertunjukan wayang kulit atau kelir dalam bahasa Jawa.

Warga setempat menamai situs ini Watu Kelir. Terlebih, di bagian atasnya terdapat batuan beku yang bentuknya mirip kenong dan gong (alat musik Jawa).

Diduga, legenda Watu Kelir yang oleh masyarakat setempat diyakini kerap mengalunkan suara gamelan ini tumbuh lantaran bentuk batuan yang unik ini. Jika dilihat dari seberang sungai, Situs Watu Kelir mirip dengan layar berkembang yang sebelahnya ada seperangkat gamelan.

Cagar Alam Geologi Karangsambung seluas 22 ribu hektare itu, berbagai jenis batuan mulai dari yang berumur 60 juta tahun hingga 120 juta tahun bisa ditemui.

Kawasan cagar alam geologi seluas sekitar yang terbentang di Kabupaten Kebumen, Banjarnegara dan Wonsobo layaknya kotak hitam (Black box) bagi segala proses alam semesta.

Karenanya, ia meminta agar seluruh pihak menjaga cagar geologi ini. Sekarang dan masa depan, cagar geologi ini akan menjadi kamus abadi bagi perkembangan ilmu pengetahuan manusia.

Berita baiknya, kini cagar geologi Karangsambung telah naik status menjadi Geopark Nasional. Kenaikan status ini tentu akan membawa dampak positif, salah satunya perlindungan terhadap batuan yang menyimpan rahasia pembentukan bumi ini.

Tim Rembulan

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya