Liputan6.com, Yogyakarta - Tongkol jagung biasanya hanya dibakar atau menjadi limbah dan menyebabkan bau tidak enak. Namun, Ade Kurniawan, mahasiswa prodi pendidikan seni kriya Fakultas Bahasa dan Seni UNY mengolah tongkol jagung menjadi produk kerajinan yang berkelanjutan (sustainable), ramah lingkungan (eco-friendly), eco green dan zero waste bahkan berkontribusi masyarakat desa setempat.
“Kami membuat sebuah UMKM yang bergerak dalam pengolahan limbah tongkol jagung bernama Cip Janggel,” kataWarga Ngaliyan, Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo ini Jumat 22 Juli 2022.
Ade mengatakan mengolah limbah tongkol jagung menjadi produk kerajinan dengan memberdayakan warga sekitar dan edukasi kerajinan limbah sisa hasil bumi. Produk kerajinan limbah tongkol jagung yang diolah adalah dekorasi ruangan seperti lampu tidur, tempat tisu, ornament pajangan dinding, dan lampu hias.
Baca Juga
Advertisement
Bersama dengan masyarakat desa Ngargosari usaha Cip Janggel terbagi menjadi 2 yaitu penjualan produk serta pelatihan dan edukasi kerajinan limbah.
“Kegiatan usaha yang akan dilakukan sangat memperhatikanpengendalian limbah tongkol jagung yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” kata alumni SMAN 1 Kalibawang, Kulonprogo tersebut.
Sehingga, bentuk usaha ini mampu membina desa-desa di Indonesia menggunakan bahan serat alam, menjual kerajinan tongkol jagung dan penyediaan pelatihan bagi kaum disabilitas dan daerah sesuai dengan misi dan visi komunitas, baik jangka pendek,menengah, maupun jangka panjang.
Ade Kurniawan menjelaskan bahan utama yang dibutuhkan untuk membuat produk iniadalah tongkol jagung, isi lem tembak, kabel, kayu jati belanda, dudukan lampu, lem kayu, lem korea, pipa alumunium, dan lampu.
"Alat yang digunakan untuk mempermudah produksi adalah mesin ampelas, mesin pemotong, gerinda, mal paralon, lem tembak, gunting taman, alat pembakar, dan mesin bor. Proses pembuatannya adalah pertama kali yang harus dilakukan adalah menjemur dan mengamplas tongkol jagung yang dalam kondisi kering,"
Saksikan Video Pilihan Ini:
Apresiasi Menparekraf
"Lalu, potong tongkol dengan ukuran 1 cm. Tempelkan tongkol ke dalam mal pipa menggunakan lem tembak. Kemudian, bakar sedikitlimbah palet kayu jati belanda dan membuat lubang di bawahnya sebagai jalan kabel dan dudukan lampu. Jika sudah, ampelas permukaan kayu dan tongkol jagung yang kurang rata."
Ade mengatakan setelah itu satukan keduanya menggunakan lem kayu di bagian tongkol dan kayu. Proses finishing dilakukan dengan amplas halus dan memberi lem korea serta disemprot menggunakan clear coat.
"Produk harus dicek ulang dan dikemas dengan indah serta aman," kata putra pasangan Sukisno dan Sumartinah ini.
Ia mengaku senang karena karyanya mendapat apresiasi dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno dalam Anugerah 50 Desa Wisata di Indonesia di Desa Wisata Widosari baru-baru ini. Sandiaga Uno mengatakan bahwa Ade Kurniawan adalah salah satu generasi Z yang sama sekali tidak merasa gengsi tapi proaktif, kreatif, dan inovatif memanfaatkan peluang usaha.
“Saya bangga dengan Mas Ade Kurniawan yang masih kuliah semester 4 di Universitas Negeri Yogyakarta, tapi sudah menciptakan lapangan kerja, punya karyawan sendiri dan semangat berkreasi mengembangkan usahanya,” kata Sandi.
Menurut Menparekraf banyak sekali produk-produk karya Ade yang dibuat dari olahan jagung muda yang bukan hanya variatif tapi mendukung pembangunan berkelanjutan karena terbuat dari limbah yang sering dibuang, dan dalam proses pembuatannya juga tidak menghasilkan limbah. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI terus mendukung geliat usaha UMKM.
“Teruskan perjuanganmu Mas Ade, UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia harus terus menggeliat,” katanya.
Advertisement