Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara tengah menggelar acara peringatan Perang Korea. Dalam kesempatan tersebut, Kim Jong-un menambahkan bahwa negara itu "sepenuhnya siap untuk setiap konfrontasi militer" dengan AS, kantor berita negara KCNA melaporkan.
"Korea Utara siap memobilisasi pencegah perang nuklirnya," kata pemimpinnya Kim Jong-un seperti juga dikutip dari BBC, Kamis (28/7/2022).
Advertisement
Komentar itu muncul di tengah kekhawatiran bahwa Korea Utara mungkin sedang mempersiapkan uji coba nuklir ketujuh.
AS memperingatkan bulan lalu bahwa Pyongyang dapat melakukan tes semacam itu kapan saja.
Uji coba nuklir terbaru Korea Utara adalah pada tahun 2017. Namun, ketegangan telah meningkat di semenanjung Korea.
Perwakilan khusus AS untuk Korea Utara Sung Kim mengatakan Korea Utara telah menguji jumlah rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini - 31 dibandingkan dengan 25 selama tahun pemecahan rekor terakhirnya, 2019.
Pada bulan Juni, Korea Selatan menanggapi dengan meluncurkan delapan rudalnya sendiri.
Meskipun Perang Korea 1950-53 berakhir dengan gencatan senjata, Korea Utara mengklaimnya sebagai kemenangan melawan AS.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kim Jong-un: AS Salah Artikan Latihan Militer Korea Utara
Perayaan "Victory Day" ("Hari Kemenangan") tahunan ditandai dengan parade militer, kembang api, dan tarian.
Dalam pidatonya untuk menandai acara tersebut, Kim mengatakan ancaman nuklir dari AS mengharuskan Korea Utara untuk mencapai "tugas sejarah yang mendesak" untuk meningkatkan pertahanan diri.
AS telah salah mengartikan latihan militer reguler Korea Utara sebagai provokasi, tambahnya.
Kim juga muncul untuk menanggapi laporan bahwa Korea Selatan bergerak untuk menghidupkan kembali rencana untuk melawan ancaman nuklir Korea Utara, dengan meningkatkan serangan pencegahan jika terjadi serangan yang akan segera terjadi.
Apa yang disebut Kill Chain strategy, pertama kali dielaborasi satu dekade lalu, menyerukan serangan pendahuluan terhadap rudal Pyongyang dan mungkin kepemimpinan seniornya.
Beberapa analis telah memperingatkan bahwa hal itu membawa risikonya sendiri dan dapat memicu perlombaan senjata.
Pada perayaan Victory Day tersebut, Kim mengatakan bahwa pemerintahan dan militer presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol akan "dilenyapkan" jika dia melakukan serangan pendahuluan.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol: Korea Utara Siap Uji Coba Nuklir Kapan Saja
Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengungkap Korea Utara telah menyelesaikan persiapan uji coba nuklir pada awal Juli 2022. Menurut Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, Korea Utara telah siap untuk melakukan uji coba nuklir kapan saja.
"Kami yakin bukan akhir bulan ini, melainkan sejak saya dilantik, mereka telah siap dan mampu melakukan uji coba nuklir kapan saja," kata Yoon di kantor kepresidenan di Seoul, Jumat (22/7/2022).
Korea Utara telah mengadakan serangkaian uji coba misil jarak pendek dan jarak jauh sejak Yoon menjabat sebagai presiden pada Mei 2022. Korea Utara juga diperkirakan akan segera mengadakan uji coba nuklir ketujuh, seperti dikutip dari Yonhap.
Direktur Badan Intelijen Nasional Korea Selatan Kim Kyou-hyun melakukan kunjungan mendadak ke Washington awal pekan ini. Kunjungan tersebut memicu spekulasi bahwa Kim Kyou-hyun bertemu dengan pejabat tinggi intelijen Amerika Serikat (AS) untuk berkoordinasi mengenai kemungkinan provokasi Korea Utara.
Selain mengenai uji coba nuklir Korea utara, Yoon mendapat pertanyaan mengenai pemberian amnesti presiden kepada mantan Presiden Lee Myun-bak yang dipenjara akibat kasus korupsi, jelang Hari Kebebasan Nasional Korea pada 15 Agustus 2022.
Presiden Korea Selatan Siap Hukum Korea Utara Jika Diprovokasi
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, kembali melancarkan retorika yang cukup keras terhadap Korea Utara. Ia memberikan perintah ke militer untuk ambil tindakan jika Korut melakukan tindakan provokatif.
Hal itu ia ungkap dalam pertemuan komando militer pertama yang dihadirinya setelah menjabat.
"(Presiden) memerintahkan militer kita untuk secara cepat dan tegas menghukum Korea Utara ketika ia melakukan provokasi," ujar pihak kantor kepresidenan, dikutip Yonhap, Rabu (6/7/2022).
Pertemuan para komando militer itu melibatkan Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Korps Marinir di markas militer Gyeryongdae yang berlokasi di provinsi Chunghecong Selatan, 160 kilometer di selatan ibu kota Korea Selatan.
"Ia menekankan bahwa ini adalah tugas militer untuk melindungi nyawa masyarakat, properti, wilayah, dan kedaulatan dengan segala upaya, dan kita harus tegas menunjukan tekad kita untuk melakukannya," lanjut pernyataan tersebut.
Presiden Yoon telah beberapa kali menegakan bahwa provokasi jenis apapun akan dihadapkan dengan respons yang kuat dan bersatu dari Korea Selatan. Ia juga menyebut Korsel akan berkoordinasi dengan Amerika Serikat sembari membuka pintu dialog dengan Korea Utara.
Dalam pernyataannya, Presiden Yoon menilai masih ada ketidakpastian keamanan di Korea Selatan dan Asia Timur Laut, sehingga negaranya butuh memperkuat kapabilitas pertahanan untuk melindungi keamanan negara dan kepentingan nasional.
Advertisement