Liputan6.com, Jakarta Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyampaikan pidato kenegaraannya saat memperingati gencatan senjata yang menghentikan Perang Korea. Dalam pidatonya, Kim mengancam menghancurkan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan militernya jika melakukan "upaya berbahaya" seperti serangan pendahuluan terhadap Pyongyang.
Kim menyebut nama Presiden Korea Selatan sebanyak tiga kali dan mencap militernya sebagai gangster, merujuk pada strategi yang dinyatakan Selatan untuk melawan ancaman nuklir dan rudal Korut termasuk melalui penguatan kemampuan serangan pendahuluan "Kill Chain".
Advertisement
"Upaya berbahaya seperti itu akan segera dihukum oleh kekuatan yang kuat, dan pemerintahan Yoon Seok Yeol dan militernya akan dihancurkan," kata Kim Jong-un, yang muncul di depan umum untuk pertama kalinya dalam 19 hari bersama istrinya Ri Sol Ju untuk upacara tersebut di Pyongyang, Rabu 27 Juli waktu setempat, seperti dikutip dari KCNA, Kamis (28/7/2022).
Menyebut Yoon hanya dengan nama tanpa gelar resmi presiden, Kim mengatakan Pyongyang tidak akan lagi menolerir semua "pernyataan tidak masuk akal" dari militer Korsel. Ia juga memperingatkan bahwa Selatan akan membayar harga tertentu jika perilaku seperti itu terus berlanjut.
Pernyataan itu merupakan tanggapan resmi pertama Kim terhadap pemerintahan Yoon Suk Yeol yang menggantikan pemerintahan liberal Moon Jae-in pada Mei lalu.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Korut Siap Melawan Amerika Serikat
Selain itu, Kim menekankan bahwa rezimnya "sepenuhnya siap" untuk setiap konfrontasi militer dengan Amerika Serikat, merujuk pada latihan militer AS dengan Korsel.
Dia berulang kali mengatakan tentang pencegah perang nuklir Korut dan mengancam akan menggunakannya jika perlu, meskipun dia tidak memberikan petunjuk konkret apakah atau kapan rezim rahasianya akan melakukan uji coba nuklir lagi.
"Standar ganda AS, yang secara menyesatkan melabeli semua tindakan kita sehari-hari sebagai provokasi dan ancaman sambil mengadakan latihan bersama skala besar yang secara serius mengancam keamanan nasional kita, secara harfiah adalah perilaku seperti preman yang mendorong hubungan Korea Utara-AS ke konflik dan ke titik yang tidak dapat diubah," kata Kim.
Angkatan bersenjata Korut sepenuhnya siap untuk menanggapi setiap krisis dan penangkal nuklirnya juga siap untuk menggunakan kekuatannya "dengan tepat, akurat, dan cepat" sesuai dengan misinya, ujar Kim.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement