Direktur Utama PT Permata Nirwana Nusantara yang juga Direktur PT Duta Mas Indah, Heri Sukamto usai rilis penahanan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (28/7/2022). KPK menahan Heri Sukamto terkait kasus dugaan korupsi pekerjaan pembangunan Stadion Mandala Krida Daerah Istimewa Yogyakarta yang diusut sejak awal 2021. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Petugas KPK menggiring Direktur Utama PT Permata Nirwana Nusantara yang juga Direktur PT Duta Mas Indah, Heri Sukamto jelang rilis penahanan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (28/7/2022). KPK menahan Heri Sukamto terkait kasus dugaan korupsi pekerjaan pembangunan Stadion Mandala Krida Daerah Istimewa Yogyakarta yang diusut sejak awal 2021. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Petugas KPK menggiring Direktur Utama PT Permata Nirwana Nusantara yang juga Direktur PT Duta Mas Indah, Heri Sukamto jelang rilis penahanan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (28/7/2022). KPK menahan Heri Sukamto terkait kasus dugaan korupsi pekerjaan pembangunan Stadion Mandala Krida Daerah Istimewa Yogyakarta yang diusut sejak awal 2021. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Direktur Utama PT Permata Nirwana Nusantara yang juga Direktur PT Duta Mas Indah, Heri Sukamto usai rilis penahanan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (28/7/2022). KPK menahan Heri Sukamto terkait kasus dugaan korupsi pekerjaan pembangunan Stadion Mandala Krida Daerah Istimewa Yogyakarta yang diusut sejak awal 2021. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Direktur Utama PT Permata Nirwana Nusantara yang juga Direktur PT Duta Mas Indah, Heri Sukamto usai rilis penahanan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (28/7/2022). KPK menahan Heri Sukamto terkait kasus dugaan korupsi pekerjaan pembangunan Stadion Mandala Krida Daerah Istimewa Yogyakarta yang diusut sejak awal 2021. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Direktur Utama PT Permata Nirwana Nusantara yang juga Direktur PT Duta Mas Indah, Heri Sukamto usai rilis penahanan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (28/7/2022). KPK menahan Heri Sukamto terkait kasus dugaan korupsi pekerjaan pembangunan Stadion Mandala Krida Daerah Istimewa Yogyakarta yang diusut sejak awal 2021. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)