Liputan6.com, Jakarta Upaya penyelidikan terhadap insiden penembakan Brigadir J di kediaman Kadiv Propam nonaktif Ferdy Sambo sudah memasuki babak baru. Tim forensik telah melakukan autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J. Selain itu, Komnas HAM juga terus memanggil pihak-pihak terkait untuk dimintai keterangan.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menyatakan Polri telah menunjukkan upaya penyelidikan untuk mengusut misteri kematian Brigadir J dengan transparan dan terbuka kepada publik.
Advertisement
“Menurut saya apa pun hasilnya nanti, kepolisian maupun lembaga terkait seperti Komnas HAM, tim forensik telah berusaha sebaik mungkin untuk mengungkap kasus ini. Terlihat sekali bahwa tidak ada yang disembunyikan, dan polisi juga sangat terbuka untuk bekerja sama dengan institusi lain demi mengungkap kasus ini,” ujar Sahroni pada wartawan, Kamis (28/7/2022)
Legislator Partai Nasdem itu menyebut kejanggalan kasus kematian Brigadir J yang diduga adanya penganiayaan juga nantinya akan terbuka lebar. Hal ini mengingat Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit sudah memberikan atensi khusus terkait kasus ini.
“Jadi saya yakin semuanya akan terbuka dan terang benderang,” kata dia.
Sahroni menegaskan bahwa transparansi ini sangat penting demi meningkatkan kepercayaan publik atas penanganan kasus Brigadir J oleh kepolisian. Menurutnya, spekulasi yang telah beredar begitu liar membuat penanganan kasus ini secara terbuka menjadi sangat signifikan untuk menjawab keraguan publik.
“Karena sudah banyak spekulasi yang beredar, maka saya yakin transparansi dan keterbukaan ini akan sangat membantu menjawab keraguan publik. Kemarin juga Kapolri sudah berkali-kali menegaskan bahwa pihaknya akan membuka hasil otopsi dan penyidikan lainnya, dan saya yakin Kapolri akan menepati hal itu. Karena ini lah momentum transformasi Polri, untuk adil dari dalam diri sendiri,” ungkapnya.
Sahroni meyakini, kasus kematian Brigadir J ini dapat menjadi momentum Polri untuk mendapat kembali kepercayaan publik. Karena kasus itu mesti dilakukan secara transparan.
"Saya yakin kasus Brigadir J adalah momentum Polri mendapatkan kepercayaan publik, bila transparan dan presisi," tutur Sahroni.
Kapolri Ajak Masyarakat Awasi Penanganan Kasus Kematian Brigadir J
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo meminta kepada masyarakat untuk mengawasi penanganan kasus kematian Brigadir J atau Yoshua. Sigit pun berkomitmen menuntaskan misteri kematian Brigadir J hingga terang benderang ke publik.
Adapun, kematian Brigadir Yoshua menjadi sorotan publik. Hal ini setelah ditemukannya banyak dugaan bentuk kekerasan, seperti luka bekas sayatan, jari dan bahu yang patah, kemudian rahang yang bergeser dan yang lainnya. Ini setelah adanya insiden baku tembak di kediaman mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo beberapa waktu lalu.
"Saya kira semua kegiatan-kegiatan tersebut tentunya menjadi perhatian publik, kita minta semuanya ikut mengawasi sehingga transparansi, akuntabilitas, dari hasil yang kita harapkan yang tentunya kita pertanggungjawabkan ke publik betul-betul bisa berjalan dengan lancar, dengan baik, dan memenuhi rasa keadilan yang ditunggu publik," tutur Kapolri Listyo di The Tribrata Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu 27 Juli 2022.
Menurut Listyo, saat ini seluruh tim yang terlibat, baik dari internal Polri dan eksternal yakni Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) masih terus bekerja mengusut kasus tersebut.
"Rekan-rekan melihat ada kegiatan-kegiatan dari Timsus yang presenstasikan, apa yang didapat Komnas, demikian juga hari ini akan telah dilaksanakan autopsi ulang, demikian juga akan disampaikan ke publik," jelas dia.
Listyo pun meminta publik dapat bersabar menunggu hasil dan kesimpulan dari penyidikan yang telah dilakukan Polri dan pihak ekstenal lainnya.
"Saya kira kita tunggu hasilnya dan mudah-mudahan semua berjalan dengan baik," Listyo menandaskan.
Advertisement
Polisi Autopsi Ulang Jasad Brigadir J
Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat, sudah dimulai di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sungai Bahar, Desa Suka Makmur, Kecamatan Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Rabu 27 Juli 2022 ini.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, proses autopsi ulang ini diawasi oleh pihak keluarga Brigadir Yoshua, Komisi Nasional Kepolisian (Kompolnas), kemudian Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
"Tidak bisa diintervensi oleh semua pihak, dan juga pengawas eksternal dari Kompolnas juga hadir. Pola kerjanya juga independen, agar kasus-kasus yang saat ini ditangani oleh Timsus betul-betul proses pembuktian secara saintifik, terintegrasi, ini betul-betul menjadi hal mutlak yang harus dilakukan," kata Dedi di RSUD Sungai Bahar.
Dedi melanjutkan, agar kasus ini dapat dijelaskan di persidangan secara terang benderang dan juga secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.
Dedi mengatakan, kegiatan autopsi ulang mendiang Brigadir J sebagai bentuk komitmen dari Kapolri, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar kasus ini dibuka secara terang menderang.
"Autopsi ulang ini dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia, yang sudah melakukan assesment terhadap dokter-dokter yang akan ikut melaksanakan autopsi ulang. Jadi dokter forensik ini dari berbagai rumah sakit dan dari berbagai universitas," lanjutnya.
Sebelumnya, dua anggota polri, Brigadir Yoshua dan Bharada E, terlibat adu tembak di Rumah Kadiv nonaktif Propam Irjen Ferdy Sambo. Akibatnya, Brigadir J tewas. Namun tewasnya Brigadir J menyisakan kejanggalan. Oleh sebab itu, Polri membuka ruang pembuktian dengan mengajak pihak eksternal, salah satunya Komnas HAM untuk ikut mendalami insiden ini.