Liputan6.com, Jakarta - Mahkamah Agung Sri Lanka telah mengeluarkan pemberitahuan kepada mantan presiden Gotabaya Rajapaksa, memerintahkan dia untuk hadir di pengadilan pada 1 Agustus untuk petisi yang menghubungkan dia dengan krisis ekonomi negara itu.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (29/7/2022), seorang pejabat Mahkamah Agung yang menolak disebutkan namanya mengatakan kepada CNA bahwa pemberitahuan itu dikeluarkan pada hari Rabu (27 Juli) sehubungan dengan setidaknya satu petisi yang diajukan terhadap politisi dan pegawai negeri, yang menuduh bahwa mereka bertanggung jawab atas krisis ekonomi.
Advertisement
Salah satu responden adalah Rajapaksa, yang melarikan diri dari negara itu awal bulan ini dengan pesawat militer di tengah protes massa yang menuntut pengunduran dirinya.
Dia saat ini berada di Singapura, di mana dia telah diberikan perpanjangan 14 hari dari izin kunjungan jangka pendeknya (STVP). CNA memahami dia bisa tinggal di negara itu sampai 11 Agustus sebagai akibat dari perpanjangan.
Mantan presiden itu meninggalkan Sri Lanka pada 13 Juli, setelah berbulan-bulan protes massal yang menyalahkan pemerintahnya atas krisis ekonomi terburuk negara itu sejak kemerdekaannya pada 1948.
Orang-orang Sri Lanka semakin kewalahan dengan melonjaknya biaya hidup, didorong oleh inflasi yang melonjak dan kekurangan valuta asing.
Negara ini secara resmi default setelah gagal melakukan pembayaran bunga utang pada Mei. Mata uang asing yang berkurang telah melumpuhkan ekonomi, mengganggu impor dan menyebabkan kekurangan makanan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lainnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mengundurkan Diri
Rajapaksa menyerahkan surat pengunduran dirinya dari Singapura. Dia digantikan oleh mantan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, yang dipilih oleh anggota parlemen pekan lalu.
Setelah pengunduran diri Rajapaksa, ketegangan di jalanan mereda. Namun, gelombang protes baru bisa melanda negara kepulauan itu sekali lagi jika dia memutuskan untuk kembali.
"Saya tahu dia akan kembali ke negara itu," kata Menteri Pers dan Juru Bicara Kabinet Bandula Gunawardena dalam konferensi pers, Selasa.
"Jika dia kembali dan jika perlu, pihak berwenang akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan tidak ada hal buruk yang terjadi pada mantan presiden."
Juru bicara tersebut menyatakan bahwa Rajapaksa tidak “bersembunyi” di Singapura.
“Dia ada di sana dengan visa seperti yang dilakukan orang lain,” tambahnya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Diperkirakan Akan Kembali ke Sri Lanka
Mantan presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa diperkirakan akan kembali ke negara itu dari Singapura, kata seorang anggota parlemen Sri Lanka.
Juru bicara kabinet Bandula Gunawardena mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa Rajapaksa tidak bersembunyi tetapi tanggal kepulangannya tidak diketahui.
Mantan pemimpin itu melarikan diri dari Sri Lanka setelah kerusuhan massal atas krisis ekonomi.Banyak pengunjuk rasa mengatakan dia salah menangani keuangan negara, yang menyebabkan melonjaknya harga barang-barang penting.
Rajapaksa meninggalkan Sri Lanka pada 13 Juli menuju Maladewa, sebelum menuju Singapura pada 14 Juli. Dia mengajukan pengunduran dirinya tak lama setelah kedatangannya, yang secara resmi diterima oleh kabinet Sri Lanka pada 15 Juli.
Mantan presiden itu bepergian dengan istri dan dua pengawalnya. Ia tidak lagi memiliki kekebalan hukum sebagai kepala negara.
Belum Diketahui Pasti
Singapura mengatakan presiden yang digulingkan itu tidak meminta suaka politik ketika dia tiba.Rajapaksa awalnya diberikan visa 14 hari untuk tinggal di Singapura. Tapi itu sekarang telah diperpanjang 14 hari lagi, media lokal Singapura melaporkan pada hari Rabu.
Spekulasi sejak itu berputar tentang kemungkinan rencananya, dengan beberapa menyarankan dia mungkin pindah ke Uni Emirat Arab.
Namun Bloomberg mengutip seorang pejabat Sri Lanka yang tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa Rajapaksa ingin kembali ke Kolombo.
Kemudian pada hari Selasa Gunawardena mengatakan kepada wartawan, "Setahu saya dia diharapkan untuk kembali".
Advertisement