36 Perusahaan Jalani Proses IPO, Dominan Sektor Konsumer Nonsiklikal

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menuturkan, hingga 27 Juli 2022, terdapat 29 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Jul 2022, 08:21 WIB
Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat masih ada 36 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI hingga kini. Dari 36 perusahaan itu, sektor saham nonsiklikal yang mendominasi.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menuturkan, hingga 27 Juli 2022, terdapat 29 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI.  Di samping itu, terdapat 55 perusahaan yang telah mencatatkan 73 emisi efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) dan masih ada 19 perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan EBUS.

“Hingga saat ini, terdapat 36 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” kata dia, ditulis Jumat (29/7/2022).

Adapun rincian sektornya sebagai berikut:

-2 perusahaan dari sektor basic materials

-8 perusahaan dari sektor consumer siklikal

-9 perusahaan dari sektor consumer non siklikal

-2 perusahaan dari sektor energi

-2 perusahaan dari sektor healthcare

-3 perusahaan dari sektor industri

-2 perusahaan dari sektor infrastruktur

-2 perusahaan dari sektor properti dan real estate

-2 perusahaan dari sektor teknologi

-4 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penghimpunan Dana di Pasar Modal Sentuh Rp 123,5 Triliun hingga 26 Juli 2022

Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp 123,5 triliun hingga 26 Juli 2022.

Penghimpunan dana di pasar modal itu dengan emiten baru tercatat 32 emiten. Di pipeline masih terdapat 93 rencana emisi dengan nilai Rp 61,52 triliun.

Selain itu, OJK juga mencatat pasar saham Indonesia mengalami sedikit koreksi di tengah volatilitas di pasar keuangan global dan kecenderungan risk off investor yang mendorong keluarnya investor dari pasar negara berkembang.

Hingga 22 Juli 2022, IHSG melemah 0,4 persen mtd ke level 6.887 dengan non residen mencatatkan outflow Rp 4,19 triliun. Sementara itu, di pasar surat berharga negara (SBN), non residen mencatatkan outflow Rp 29,14 triliun sehingga mendorong rerata yield SBN naik 12,2 bps mtd pada seluruh tenor.

Adapun OJK menilai stabilitas sistem keuangan hingga kini tetap terjaga dengan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan yang terus tumbuh di tengah meningkatnya tekanan inflasi dan pelemahan ekonomi global.

Kerja pengaturan dan pengawasan yang solid akan terus dilakukan OJK untuk menjaga stabilitas industri jasa keuangan dengan senantiasa memonitor perkembangan ekonomi global dan domestik setiap waktu.

“OJK selalu bersiaga menyiapkan berbagai kebijakan yang dibutuhkan dan selalu berkoordinasi dengan pemerintah, Bank Indonesia dan lembaga penjamin simpanan,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam keterangan tertulis, Kamis, 28 Juli 2022.


37 Perusahaan Antre di Pipeline IPO, Ada Afiliasi BUMN

Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre dalam pipeline pencatatan Bursa atau Initial Public Offering (IPO).

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, terdapat satu calon perusahaan tercatat dalam pipeline IPO yang merupakan afiliasi BUMN.

"Kami berharap akan banyak BUMN dan entitas Anak yang memanfaatkan pasar modal Indonesia dan melakukan IPO pada tahun ini dan tahun mendatang," kata Nyoman kepada wartawan, ditulis Rabu (20/7/2022). 

Hingga 19 Juli 2022, telah terdapat 26 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 19,2 triliun dan masih terdapat 37 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham. Berdasarkan sektornya, masih didominasi oleh sektor consumer non-cyclicals.

Catatan saja, Bursa belum dapat menyampaikan nama calon perusahana tercatat kepada publik sampai dengan perusahaan tersebut mendapatkan izin publikasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Begitu pula nilai penghimpunan dana yang dibidik perusahaan belum dapat ditentukan saat belum ada kisaran harga yang ditentukan.

"Untuk calon perusahaan yang masih dalam tahap evaluasi belum dapat ditentukan karena belum ada kisaran harga yang ditetapkan. Sedangkan untuk perusahaan yang sudah mendapatkan izin  publikasi bisa dilihat melalui website e-IPO,” imbuh Nyoman. 

Berikut rincian sektor calon emiten:

• 2 Perusahaan dari sektor Basic Materials

• 2 Perusahaan dari sektor Industrials

• 5 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic

• 9 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals

• 8 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals

• 3 Perusahaan dari sektor Technology

• 2 Perusahaan dari sektor Healthcare

• 2 Perusahaan dari sektor Energy

• 1 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate

• 3 Perusahaan dari sektor Infrastructures

 


Investor Pasar Modal Tembus 9 Juta SID, Dominan Generasi Muda

Ada sebanyak 190 saham menghijau sehingga mendukung penguatan ke level 4.483,45.

Sebelumnya, jumlah investor di pasar modal Indonesia terus mengalami kenaikan. Teranyar, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor pasar modal mencapai 9 juta SID.

Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi menerangkan, jumlah investor pasar modal telah meningkat lebih dari 1,57 juta single investor identification (SID) atau 21 persen dari tahun sebelumnya. Sebagian besar merupakan generasi muda.

"Dari total jumlah investor pasar modal Indonesia tersebut, sebanyak 81,74 persen di antaranya, didominasi oleh investor muda,” ujar Inarno dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (28/6/2022).

Jumlah investor saham juga mengalami peningkatan menjadi 3,988,341 SID per 24 Juni 2022 atau bertambah lebih dari 536 ribu SID atau 15,6 persen dari tahun sebelumnya.

Raihan itu tidak lepas dari upaya BEI bersama otoritas terkait dalam melakukan edukasi, sekaligus menjamin perlindungan investor. Maka tak ayal minat investasi di Indonesia terus mengalami kenaikan.

"Tonggak pencapaian di pasar modal Indonesia tersebut diraih berkat dukungan, kolaborasi, dan sinergi yang baik antara OJK, self regulatory organization (SRO) serta seluruh stakeholders pasar modal Indonesia,” imbuh Inarno.

Hingga tengah tahun 2022, telah terlaksana 3.893 kegiatan edukasi pasar modal di seluruh Indonesia yang diikuti oleh 312.906 peserta. Sebagian besar kegiatan ini diadakan dengan dukungan dari GI BEI di seluruh Indonesia yang saat ini sudah berjumlah 702.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya