Liputan6.com, Kharkiv - Pasukan Ukraina menyerang jembatan penting yang strategis di bagian selatan negara itu. Serangan itu, menurut seorang pejabat yang ditunjuk Rusia, dilakukan dengan menggunakan sistem roket yang dipasok oleh Amerika Serikat.
Jembatan Antonivskyi yang melintasi Sungai Dnieper ditutup, Rabu 27 Juli 2022 setelah serangan Ukraina.
Advertisement
"Jembatan itu masih berdiri setelah serangan Selasa malam 26 Juli, tetapi jalanannya penuh lubang. Ia menambahkan bahwa pasukan Ukraina menggunakan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) untuk menyerang," kata Kirill Stremousov, wakil kepala administrasi yang ditunjuk Rusia untuk wilayah Kherson seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (29/7/2022).
Jembatan itu adalah penghubung utama yang memungkinkan Rusia memasok pasukannya di Ukraina selatan.
Mykhailo Podolyak, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menyoroti serangan terhadap jembatan itu dalam cuitan Rabu. Ia mengatakan pasukan Rusia harus menganggapnya sebagai peringatan.
Podolyak mengatakan Rusia "seharusnya belajar berenang untuk menyeberangi" sungai itu atau "hengkang dari Kherson selagi masih memungkinkan."
Ukraina Berusaha Kembali Rebut Wilayahnya di Saat Rusia Lakukan Serangan Tanpa Henti
Sementara itu, Rusia telah melakukan serangan mematikan di seluruh Ukraina, saat Kiev meningkatkan upayanya untuk merebut kembali wilayah Kherson selatan yang diduduki. Lima orang tewas dan 26 terluka ketika rudal menghantam pusat kota Kropyvnytskyi, kata para pejabat.
Tiga orang tewas di Bakhmut, di timur Ukraina.
Dilansir BBC, Jumat (29/7/2022), di dekat Kiev, 15 orang terluka di sebuah pangkalan militer. Wilayah utara dan selatan Ukraina juga terkena. Ini terjadi ketika Ukraina berusaha mengisolasi pasukan Rusia di selatan negara itu.
Sebuah jembatan kunci menuju kota Kherson tidak berfungsi setelah pasukan Ukraina menyerangnya dengan roket jarak jauh yang dipasok oleh AS.
Ini membuat Rusia tidak mungkin mengirim pengerahan dan persenjataan di atas Jembatan Antonivsky.
Pejabat pertahanan Inggris mengatakan satu-satunya ibukota regional Ukraina yang direbut sejak dimulainya invasi Rusia pada 24 Februari sekarang "hampir terputus dari wilayah pendudukan lainnya".
Namun, militer Ukraina telah memperingatkan bahwa Moskow sekarang mengerahkan pasukannya dari Ukraina timur untuk mempertahankan wilayah Kherson.
Gambar telah muncul yang konon menunjukkan pasukan Rusia mencoba mendirikan penyeberangan ponton di dekat jembatan yang rusak.
Kontrol atas Kherson penting bagi Rusia, karena menyediakan koridor darat ke Krimea - semenanjung selatan Ukraina yang dianeksasi oleh Kremlin pada tahun 2014.
Kropyvnytskyi - ibu kota wilayah Kirovohrad - dihantam oleh dua rudal Rusia sekitar pukul 12:20 waktu setempat pada Selasa (09:20 GMT), kata kepala regional Andriy Raikovych dalam sebuah pengarahan.
Dia mengatakan rudal itu menghantam hanggar sekolah penerbangan lokal, dan bahwa yang terluka tidak mengalami cedera yang mengancam jiwa.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Serangan Rudal Rusia di Bahkmut Ukraina Hancurkan Sekolah
Sebuah sekolah di Kota Bakhmut, di wilayah Donetsk yang dikuasai Ukraina, hancur setelah dihantam serangan rudal Rusia. Kepolisian Nasional Ukraina pada Senin 25 Juli 2022 merilis video yang menunjukkan kondisi sekolah di kota Bakhmut, di wilayah Donetsk yang dikuasai Ukraina.
Serangan rudal Rusia itu terjadi pada Minggu 24 Juli dini hari, membuat sekolah tersebut tak lagi bisa digunakan.
Juru bicara kepolisian mengatakan tidak ada korban luka, karena tidak ada orang di sekolah ketika serangan terjadi.
Seorang warga setempat yang tidak bersedia menyebutkan namanya mengatakan kepada polisi bahwa banyak warga lokal yang membantu membersihkan puing-puing dari apa yang sempat menjadi “sekolah unggulan” di mana “semua peralatannya baru, karena bari direnovasi.”
Setelah menguasai seluruh wilayah Luhansk awal bulan ini, Rusia mengalihkan perhatiannya ke wilayah Donetsk, yang hanya sebagiannya dikendalikan oleh Republik Rakyat Donetsk yang memisahkan diri.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Penembakan di Berbagai Area
Meski belum ada serangan skala besar yang diluncurkan, pertempuran dan penembakan secara sporadis dilakukan di berbagai area, di mana Kiev mengklaim pihak Rusia sedang mengumpulkan kekuatan untuk mencaplok wilayah yang diperebutkan.
Di awal invasi Rusia, baik Presiden Rusia Vladimir Putin maupun juru bicaranya, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa penaklukan seluruh wilayah Donetsk dan Luhansk merupakan bagian dari target mereka yang disebut sebagai operasi militer khusus.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pekan lalu mengklaim bahwa Rusia dapat memperluas tujuannya apabila pengiriman pasokan militer Barat terus berlanjut.
Dubes Ukraina: Jika Kita Diam, Rusia Akan Bertindak Makin Parah
Duta Besar Ukraina di Indonesia, Vasyl Hamianin, mengaku lelah mendengar retorika Rusia yang terus berubah tiap harinya. Ia bahkan menyebut Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov sebagai menteri propaganda dan Presiden Vladimir Putin sebagai diktator.
Pernyataan itu ia ungkap pada konferensi pers virtual, Kamis (28/7/2022).
Dalam kesempatan tersebut, Dubes Hamianin juga membahas soal gas, energi, dan retorika Rusia.
Dubes Hamianin berkata Ukraina ingin sekali mengirim gandum ke luar negeri, namun Rusia menghancurkan, menghalangi, dan menyegel infrastruktur-infrastruktur yang diperlukan.
"Jika kita diam saja, Rusia akan bertindak semakin parah," ujar Dubes Ukraina Hamianin.
"(Rusia) membakar bibit-bibit di ladang kita. Ini masih terjadi sayangnya. Mereka berusaha mendistraksi, menghancurkan logistik, menyegel gudang, serta infrastruktur-infrastruktur terkait pengiriman gandum untuk mencegah gandum Ukraina tiba ke pasaran, terutama pasar Afrika, dan sejumlah pasar Asia," ucap Dubes Ukraina.
Terkait gas, Dubes Ukraina menyebut Rusia menggunakan gasnya untuk melakukan pemerasan kepada Eropa. Dubes Ukraina juga menuding Rusia ingin membuat Eropa "membeku sampai mati" walau Rusia telah membantah menggunakan energi sebagai senjata.
"Saya hanya lelah terhadap perubahan-perubahan retorika Rusia dan narasinya dan kebohongannya tiap hari. Tiap hari mereka berbohong tentang hal lain. Tetapi kita adalah orang-orang cerdas, kita orang-orang rasional, kita paham itu," ujarnya.
Sebelumnya, Komisioner Anggaran dari Komisi Eropa Johannes Hahn turut menegaskan bahwa Rusia memainkan energi sebagai senjata. Hahn berkata Rusia akan rugi sendiri.
Klik di sini untuk baca wawancara dengan Hahn terkait perang di Ukraina.
Advertisement