Liputan6.com, Jakarta - Sempat menginsyaratkan bakal meninggalkan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) setelah 2024, perusahaan antariksa Rusia Roscosmos mengungkap informasi terbaru.
Dilansir Reuters, Sabtu (30/7/2022), Roscosmos mengatakan kepada NASA, mereka bermaksud untuk tetap berada di ISS hingga setidaknya 2028.
Advertisement
Roscosmos berencana untuk tetap terlibat di ISS hingga stasiun ruang angkasa Rusia baru beroperasi pada 2028.
Sebelumnya, pernyataan direktur Roscosmos yang baru diangkat, Yuri Borisov, soal Rusia akan cabut dari ISS setelah 2024 membuat banyak pihak terkejut dan bingung.
Toh, pihak Roscosmos tidak secara jelas mengatakan kapan setelah 2024 pihak Rusia meninggalkan ISS.
Namun, pernyataan itu tidak merinci kapan setelah 2024 pihak Rusia berencana meninggalkan ISS. Rusia berharap untuk mengalihkan fokus ke stasiun luar angkasa baru yang sedang dikembangkan bernama Stasiun Layanan Orbital Rusia (ROSS).
Selain itu, seorang pejabat NASA mengklaim agensi tersebut tidak memiliki "kata resmi" dari Roscosmos. Administrator NASA, Bill Nelson mengatakan, mereka belum diberitahu tentang keputusan dari salah satu mitra di ISS.
Pejabat Roscosmos telah berkomunikasi dengan NASA baru-baru ini dengan mengatakan, mereka berencana untuk tetap terlibat di ISS sampai stasiun ROSS-nya selesai pada tahun 2028.
"Kami tidak mendapatkan indikasi di tingkat kerja mana pun ada yang berubah," kata Kathy Lueders, administrator asosiasi NASA untuk operasi luar angkasa, kepada Reuters.
Diketahui, NASA dan Roscosmos adalah dua mitra terbesar di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Keduanya ditugaskan untuk mengoperasikan kendaraan dan mempertahankan kehadiran manusia berkelanjutan di ISS saat berada di orbit.
Namun, dengan meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Rusia atas invasi terakhir ke Ukraina telah memicu kekhawatiran tentang masa depan kemitraan ISS.
Pendahulu Borisov, Dmitry Rogozin, juga sempat mengancaman tentang keluarnya Roscosmos dari perjanjian ISS.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rusia Bakal Keluar dari ISS Setelah Tahun 2024
Sebelumnya, Moskow mengatakan pada Selasa (26 Juli) bahwa mereka akan meninggalkan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) "setelah 2024" di tengah ketegangan dengan Barat, dalam sebuah langkah yang diperingatkan para analis dapat menyebabkan penghentian penerbangan awak Rusia.
Dilansir laman Channel News Asia, Rabu (27/7/2022), konfirmasi dari langkah yang telah lama diperdebatkan itu muncul ketika hubungan antara Kremlin dan Barat terurai atas intervensi militer Moskow di Ukraina dan beberapa putaran sanksi yang menghancurkan terhadap Rusia, termasuk sektor luar angkasanya.
Pakar luar angkasa mengatakan keberangkatan Rusia dari Stasiun Luar Angkasa Internasional akan secara serius mempengaruhi sektor luar angkasa negara itu dan memberikan pukulan signifikan bagi program penerbangan awaknya, yang merupakan sumber utama kebanggaan Rusia.
"Tentu saja, kami akan memenuhi semua kewajiban kami kepada mitra kami, tetapi keputusan untuk meninggalkan stasiun ini setelah 2024 telah dibuat," kata Yury Borisov, kepala baru badan antariksa Rusia Roscosmos, kepada Presiden Vladimir Putin, menurut akun Kremlin. dari pertemuan mereka.
"Saya pikir pada saat ini kita akan mulai menyusun stasiun orbital Rusia," tambah Borisov, menyebutnya sebagai "prioritas" utama program luar angkasa domestik.
"Bagus," jawab Putin.
ISS akan pensiun setelah 2024, meskipun badan antariksa AS NASA mengatakan itu dapat tetap beroperasi hingga setidaknya tahun 2030.
Advertisement
AS Menyayangkan
ISS diluncurkan pada tahun 1998 pada saat harapan untuk kerjasama AS-Rusia menyusul kompetisi Space Race mereka selama Perang Dingin.
Amerika Serikat mengaku terkejut dengan pengumuman tersebut.
"Ini perkembangan yang disayangkan mengingat karya ilmiah kritis yang dilakukan di ISS, kolaborasi profesional berharga yang dimiliki badan antariksa kami selama bertahun-tahun," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.
Dalam sebuah pernyataan kepada AFP, administrator NASA Bill Nelson mengatakan badan tersebut "belum mengetahui keputusan dari salah satu mitra, meskipun kami terus membangun kemampuan masa depan untuk memastikan kehadiran utama kami di orbit rendah Bumi".
Sampai saat ini, eksplorasi ruang angkasa telah menjadi salah satu dari sedikit bidang di mana kerja sama antara Rusia dan Amerika Serikat dan sekutunya tidak dirusak oleh ketegangan di Ukraina dan di tempat lain.
(Ysl/Isk)