Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan Singapura terus memperkuat kerja sama di bidang ketenagakerjaan. Kedua negara kini tengah menjajaki kerja sama ketenagakerjaan terbaru pada 4 area kolaborasi.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi, usai melakukan pertemuan Manpower Working Group (MWG) under The Singapore-Indonesia Six Bilateral Economic Working Groups, di Singapura.
Advertisement
Adapun, 4 area kolaborasi tersebut, di antaranya :
- Kolaborasi tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia (Collaboration On Human Capital Development);
- Kolaborasi untuk mengembangkan bakat teknologi (Collaboration to Develop Tech Talent);
- Kolaborasi tentang Pengembangan Kapasitas dan Pertukaran Pelatihan antara Kementerian Kemnaker RI dan Kementerian Tenaga Kerja Singapura (Collaboration On Capacity Building and Training Exchange between Ministry Of Manpower Of Republic Indonesia and Singapore Ministry Of Manpower);
- Serta Kolaborasi di Regional Center for the Future of Work (Collaboration On Regional Centre for The Future Of Work (RCFW)).
"Pemerintah Indonesia dan Singapura sepakat untuk memperkuat kolaborasi melalui kerja sama di antaranya pengembangan Tech Talent untuk mendukung pengembangan Sistem Informasi Pasar Kerja Indonesia, peningkatan kapasitas ASN Kemnaker di bidang digital, maupun pengembangan SDM Pelayanan Pasar Kerja, yang akan dibahas secara teknis oleh Pusat Pasar Kerja dan Pemerintah Singapura," kata Anwar Sanusi, dikutip dari keterangan tertulis Kemnaker, Jumat (29/7/2022).
"Kami berharap kerja sama ini dapat memberikan manfaat timbal balik bagi kedua negara, serta memperkuat dan mengakselerasi capaian target kerja sama yang tengah dibangun oleh Indonesia dan Singapura dalam kerangka The Singapore-Indonesia Six Bilateral Economic Working Groups," tambahnya.
Turut hadir dalam pertemuan MWG ini Kepala Pusat Pasar Kerja, Muhcamad Yusuf dan Kepala Biro Kerja Sama, M. Arif Hidayat.
Pertemuan ini juga dihadiri delegasi Singapura terdiri dari Director for Employment Standards and International Relations of SG MoM, Assistant Director, International Relations Unit, Manager, Jobs and Skills Strategy, serta perwakilan dari Singapore Civil Service College, Workforce Singapore, dan Skills Future Singapore.
Menaker: Kondisi Ekonomi Sektor Ketenagakerjaan Mulai Tunjukkan Pemulihan
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah menyatakan bahwa kondisi perekonomian Indonesia, khususnya di sektor ketenagakerjaan menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah sekitar 2 tahun menghadapi pandemi COVID-19.
Menaker mengatakan, kondisi pemulihan perekonomian di sektor ketenegakaerjaan tersebut setidaknya terlihat pada enam hal. Pertama, pertumbuhan ekonomi pada Triwulan I 2022 mencapai 5,01 % (y-o-y). Sumber pertumbuhan tertinggi terdapat pada sektor Industri yaitu sebesar 1,06 %.
Kedua, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) meningkat dari 68,08 % pada tahun 2021 menjadi 69,06 % pada tahun 2022.
"Ini mengindikasikan bahwa penduduk usia kerja menjadi lebih aktif untuk masuk ke dalam pasar kerja, sekaligus tanda bahwa penduduk usia kerja mulai menunjukkan optimisme terhadap perbaikan kondisi pasar kerja dalam konteks pemulihan ekonomi paska pandemi COVID-19," kata Menaker melalui Siaran Pers Biro Humas Kemnaker, Selasa (26/7/2022).
Ketiga, tingkat pengangguran terbuka menurun dari 6,26 % pada Februari 2021 menjadi 5,83 % pada Februari 2022. Dalam konteks ini, jumlah pengangguran karena Covid-19 menurun dari 1,62 juta orang menjadi 0,96 juta orang pada periode yang sama. Selain itu, jumlah penduduk yang berstatus sementara tidak bekerja karena Covid-19 menurun dari 1,11 juta orang pada tahun 2021 menjadi 0,58 juta orang pada tahun 2022.
Lebih jauh ia mengatakan bahwa penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja juga mengalami penurunan dari 15,72 juta orang pada tahun 2021 menjadi 9,44 juta orang pada tahun 2022.
"Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa kondisi waktu produktif (waktu bekerja) tenaga kerja Indonesia semakin membaik," ucapnya.
Keempat, jumlah penduduk bekerja bertambah 4,55 juta orang dalam kurun waktu satu tahun terakhir dari 131,06 juta orang pada tahun 2021 menjadi 135,61 juta orang pada tahun 2022. Geliat penciptaan lapangan kerja terjadi pada sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri, listrik gas dan air, konstruksi, transportasi dan pergudangan, serta akomodasi dan makan minum.
Kelima, rata-rata upah buruh di Indonesia mengalami peningkatan dari Rp. 2.860.630,- pada tahun 2021 menjadi Rp. 2.892.537,- pada tahun 2022. Menurutnya, meskipun rata-rata upah buruh belum meningkat secara signifikan, namun hal ini paling tidak menunjukkan adanya perbaikan dari sisi pendapatan pekerja.
Keenam, jumlah kepesertaan aktif BPJS Ketenagakerjaan dapat terus dijaga peningkatannya selama masa pandemi dari 29,98 juta orang pada tahun 2020 menjadi 32,30 juta orang pada Mei 2022.
"Seluruh perbaikan tersebut bermuara pada menurunnya tingkat kemiskinan dari 10,14 % pada Maret 2021 menjadi 9,54 % pada Maret 2022. Secara nominal, jumlah penduduk miskin menurun dari 27,54 juta orang menjadi 26,16 juta orang pada periode yang sama," ujarnya.
Advertisement
Ke Singapura dan Indonesia, Presiden Jerman: Mitra Erat Terpercaya
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier tiba di Singapura hari Selasa (14/6) dalam rangka lawatan empat hari ke Singapura dan Indonesia.
Dikutip dari laman DW Indonesia, Rabu (15/6/2022), ia mengatakan, bukan kebetulan jika lawatan panjang pertamanya ke luar negeri dalam masa jabatan kedua ditujukan ke kedua negara di kawasan.
"Singapura dan Indonesia adalah mitra erat dan terpercaya Jerman dan Eropa", kata Steinmeier kepada kantor berita Jerman DPA. Mereka, seperti juga kami, ingin mengembangkan perdagangan yang adil berbasis kesepakatan internasional dan berpartisipasi aktif dalam badan-badan internasional.
Lalu dia menambahkan: kedua negara juga secara jelas mengambil sikap menentang invasi Rusia ke Ukraina.
Frank-Walter Steinmeier akan berada di Singapura hari Selasa dan Rabu, lalu bertolak ke Indonesia. Ini adalah lawatan luar negeri panjang yang pertama pada masa jabatannya yang kedua.
"Saya sengaja memilih kawasan Indo-Pasifik untuk kunjungan jauh yang pertama saya. Ini kawasan yang penting untuk perdagangan dunia, dan pada saat yang sama kawasan yang dalam aspek politik keamanan berada di bawah tekanan, terutama ketika China tampil makin otoriter".