Kenapa Banyak Mahasiswa Jadi Korban Investasi Bodong di Yogyakarta?

Sebagai generasi penerus mahasiswa memiliki andil besar dalam pembangunan bangsa. Terutama beberap tahun setelah lulus dan berkiprah di dunia sosial. Melek keuangan menjadi hal penting yang harus diketahui mahasiswa saat ini.

oleh Yanuar H diperbarui 31 Jul 2022, 22:00 WIB
Ersa Mayori mengajarkan anaknya melek investasi sejak dini (Foto: instagram.com/ersamayori)

Liputan6.com, Yogyakarta - Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Horas V.M.Tarihoran menyatakan negara-negara dengan tingkat literasi dan inklusif keuangan yang baik juga memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat pemerataan pendapatan yang baik.

Oleh karena itu OJK mengajak 1.200 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) untuk melek keuangan di tengah era digital dan fenomena investasi serta fintech ilegal.

”Oleh karena itu, OJK memberikan tindakan preventif untuk memberikan literasi keuangan kepada masyarakat khususnya kepada mahasiswa,” jelasnya Kamis 28 Juli 2022.

Horas menilai literasi masyarakat di Indonesia terhadap keuangan masih sangat rendah. Namun kondisinya berbeda dengan generasi Z yang sudah mulai melek keuangan dengan literasi keuangan.

”Hal itu belum cukup, kita masih harus lakukan kegiatan melek keuangan. Mengingat di tengah fenomena banyak penipuan-penipuan yang sedang marak terjadi, banyaknya investasi bodong yang memakan banyak korban masyarakat, serta korban dari fintech illegal, dan hal tersebut sangat disayangkan,” ujarnya.

Dia juga menekankan pentingnya melakukan tindakan preventif melalui edukasi kepada mahasiswa untuk lebih melek keuangan. Hal ini demi membuat kehidupan menjadi sejahtera.

"Selain itu, harapan kami mahasiswa dapat berbagai informasi yang didapatkan kepada rekan-rekan mahasiswa lainnya tentang pentingnya melek keuangan,” paparnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Mahasiswa Korban Investasi Bodong

Rizal Yaya Dekan FEB UMY mengatakan literasi keuangan kepada mahasiswa sangat penting dilakukan. Mengingat banyak kasus mahasiswa yang terkena kasus investasi bodong hingga fintech ilegal.

”Sehingga setelah kegiatan ini mahasiswa menjadi paham dan bisa menggunakan keuangan dengan baik, kemudian ilmu tersebut dapat disebarkan kepada masyarakat tentang pentingnya melek keuangan,” tambah Guru Besar UMY ini.

Yaya juga menghimbau kepada mahasiswa untuk melek keuangan. Terutama dalam mengelola keuangan syariah.

”Ini karena ada kelebihan dari keuangan syariah, yaitu transaksi riil dan bergerak sehubungan dengan mendorong yang benar-benar pertumbuhan ekonomi sehingga ekonomi semakin kuat. Karena itu, menjadi dasar pemerintah Indonesia mengadopsi keuangan syariah saat krisis keuangan tahun 98-99 dan itu menjadi sistem keuangan menjadi lebih stabil. Oleh karena itu saya harap mahasiswa dapat terlibat dan mempraktikkan keuangan syariah,” tutupnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya