Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Spanyol merilis kampanye body positivity musim panas yang mendorong wanita dari segala bentuk dan ukuran untuk pergi ke pantai. "Musim panas juga untuk kita. Nikmati bagaimanapun, di mana pun, dan dengan siapa pun yang Anda inginkan," cuit Kementerian Kesetaraan negara itu, seperti dirangkum CNN, Jumat, 29 Juli 2022.
Pihaknya melanjutkan, "Hari ini kami bersulang untuk musim panas bagi setiap wanita, tanpa stereotip dan tanpa kekerasan estetika terhadap tubuh kami." Poster itu menampilkan lima wanita di pantai berpasir di tepi laut.
Baca Juga
Advertisement
Pengunjung pantai dari berbagai usia dan etnis ditampilkan dalam kampanye. Gambar itu termasuk seorang wanita telanjang dada yang telah menjalani mastektomi, seorang wanita kulit hitam mengenakan bikini kuning duduk di pasir, dan seorang wanita kulit putih dengan tato besar di lengannya.
"@Women'sInstitute meluncurkan #SummerIsOurs. Tubuh yang beragam, bebas dari stereotip gender, di semua jenis ruang. Musim panas juga milik kita. Gratis, setara, dan beragam," kata direktur Institut Wanita di Spanyol, Antonia Morillas, di Twitter, Rabu, 27 Juli 2022.
"Setiap tubuh adalah tubuh pantai," kata Ione Belarra, Menteri Hak-Hak Sosial Spanyol. "Tubuh kita harus dirawat, dihormati, dan dinikmati."
Kampanye tersebut memicu reaksi beragam, dengan politisi sayap kiri Cayo Lara menyebutnya sebagai "puncak absurditas." Lara mengatakan dalam sebuah kicauan di akun Twitter-nya bahwa poster itu "mencoba membuat masalah yang tidak ada."
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Iklan yang Dikritik
Politisi Rodríguez Pam mengatakan bahwa pria yang percaya wanita tidak memerlukan persetujuan kementerian untuk pergi ke pantai telah melewatkan inti kampanye. "Pria mengatakan bahwa wanita gemuk sudah bisa pergi ke pantai tanpa izin dari kementerian kesetaraan," tweet-nya.
Ia melanjutkan, "Tentu saja kami pergi, tapi berurusan dengan kebencian karena memamerkan tubuh yang tidak sesuai norma. Apa yang kami reklamasi adalah bahwa semua jenis tubuh baik-baik saja."
Sederet merek sebelumnya telah menghadapi kritik karena menggembar-gemborkan cita-cita kecantikan yang menyarankan wanita harus "siap pergi ke pantai" pada musim panas. Pada 2015, Protein World meluncurkan papan iklan di New York City yang memasarkan suplemen diet, dengan foto seorang wanita langsing berbikini.
Itu disertai slogan, "Apakah Anda siap memiliki tubuh pantai?" Kampanye yang dilakukan perusahaan nutrisi kebugaran itu sebelumnya sempat memicu kontroversi di Inggris. Saat itu, lebih dari 71 ribu orang menandatangani petisi untuk menghapusnya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Larangan Iklan
Otoritas Standar Periklanan Inggris akhirnya melarang iklan tersebut, dengan alasan "kekhawatiran tentang berbagai klaim kesehatan dan penurunan berat badan." Saat ini, perusahaan berusaha lebih inklusif dengan desain pakaian renang mereka.
Merek Chromat yang berbasis di New York telah memperkenalkan desain eksperimental dan kampanye yang menampilkan beragam model. Juga, menawarkan koleksi yang dinamis dengan mempertimbangkan wanita trans dan orang non-biner.
Pun dengan Victory Adaptive. Ini merupakan merek berbasis di AS yang menciptakan pakaian renang untuk anak-anak penyandang cacat, menghasilkan gaya dengan penutup samping velcro dan bukaan untuk selang makanan.
Pendiri Chromat, Becca McCharen-Tran, mengatakan bahwa munculnya merek inklusif menandakan "perubahan yang lebih besar" di seluruh industri. "Kami tidak malu lagi, dan kami tidak perlu menyembunyikannya," katanya pada CNN awal bulan ini.
Ia berkata, "Kita menuju ke tempat untuk menutupi sepenuhnya jika itu yang Anda inginkan, atau memakai thong jika itu yang Anda inginkan, dan segala sesuatu di antaranya. Ini hanya pilihan yang berbeda bagi setiap orang untuk muncul ke pesta."
Remaja Transgender
Tahun lalu dilaporkan bahwa seorang ayah telah merancang merek pakaian renang yang dibuat untuk remaja perempuan transgender. Proses penciptaan pakaian renang tersebut dilakukan pria bernama Jamie Alexander itu karena terinspirasi oleh putrinya, Ruby.
Mengutip Insider, bertahun-tahun sudah Alexander melihat putrinya yang kini berusia 12 tahun berjuang menemukan pakaian renang yang nyaman dipakai. Ia menjelaskan bahwa Ruby menjalani proses transisi saat berusia sembilan tahun.
Buah hati Alexander itu kerap mengenakan celana pendek dan celana olahraga sebagai pengganti pakaian renang. Namun, pada usia 11 tahun, Ruby mengungkap keinginannya untuk mengenakan bikini.
Pria asal Toronto, Kanada ini menyebut tidak menemukan banyak pilihan pakaian atau pakaian renang yang bentuknya dirancang untuk anak-anak atau remaja transgender. Maka, pria itu memutuskan membuatnya sendiri.
Setelah riset selama berbulan-bulan dan berdiskusi dengan orangtua dari anak transgender, Alexander akhirnya meluncurkan brand Rubies pada Februari 2020. Nama tersebut tidak lain diambil dari nama putrinya.
"Saya ingin mendesain pakaian yang terasa sama dan terlihat sama dengan yang dikenakan teman cisgender putri saya," kata Alexander soal mendesain pakaian renang untuk remaja transgender.
Advertisement