Liputan6.com, Blora - Bulan Muharram dalam tradisi Arab adalah salah satu bulan dilarang berperang. Hal ini bisa diruntut dari pandangan mayoritas agama Samawi yang meriwayatkan bahwa pada bulan itu terjadi peristiwa bersejarah di masa Nabi-Nabi sebelum nabi akhir zaman, Muhammad SAW.
Penghormatan terhadap bulan Muharram juga masih berlangsung pada zaman Rasulullah SAW hingga masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin.
Baca Juga
Advertisement
Namun, selepas itu, terjadi tragedi berdarah yang hingga saat ini masih diperingati pada bulan Muharam. Pada tahun 61 Hijriyah, cucu terkasih Rasulullah SAW Husein bin Ali bin Abi Thalib, terbunuh dengan biadab.
Peristiwa itu terjadi pada hari kesepuluh Muharram. Husein cucu Nabi dikepung oleh pasukan atas perintah Ubaidullah bin Ziyad. Husein dipaksa mengakui kekuasaan Khalifah Yazid bin Mu’awiyah.
Mengutip NU Online, Ibn Katsir dalam al-Bidayah wan Nihayah bercerita bagaimana Sayidina Husein terbunuh di Karbala pada 10 Muharram (asyura).
Peristiwa tragis itu terekam dengan detail, bagaimana pasukan menganiaya Husein bin Ali hingga wafat. Mereka menyerang dari segala penjuru. Pasukan biadab itu bahkan tega memenggal kepala Husein bin Ali.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Gerhana Matahari hingga Langit Memerah 6 Bulan
Ibn Katsir menulis: “Yang membunuh Husein dengan tombak adalah Sinan bin Anas bin Amr Nakhai, dan kemudian dia menggorok leher Husein dan menyerahkan kepala Husein kepada Khawali bin Yazid.” (Al-Bidayah, 8/204).
Anas melaporkan bahwa ketika kepala Husein yang dipenggal itu dibawa ke Ubaidullah bin Ziyad, yang kemudian memainkan ujung tongkatnya menyentuh mulut dan hidung Husein, Anas berkata:
“Demi Allah! sungguh aku pernah melihat Rasulullah mencium tempat engkau memainkan tongkatmu ke wajah Husein ini,”.
Ibn Katsir juga mencatat sebanyak 72 orang pengikut Husein yang terbunuh hari itu.
Imam Suyuthi dalam Tarikh al-Khulafa mencatat 4.000 anggota pasukan yang mengepung Husein, dibawah kendali Umar bin Sa’d bin Abi Waqash.
Pada hari terbunuhnya Husein, Imam Suyuthi mengatakan dunia seakan berhenti selama tujuh hari. Mentari merapat laksana kain yang menguning. Terjadi gerhana matahari di hari itu. Langit terlihat memerah selama 6 bulan.
Imam Tirmidzi meriwayatkan kisah dari Salma yang menemui Ummu Salamah, istri Nabi Muhammad SAW, yang saat itu masih hidup (Ummu Salamah wafat pada tahun 64 H, sementara Husein terbunuh tahun 61 H).
Salma bertanya: “Mengapa engkau menangis?” Ummu Salamah menjawab: “Semalam saya bermimpi melihat Rasulullah yang kepala dan jenggot beliau terlihat berdebu. Saya tanya ‘mengapa engkau wahai Rasul?’ Rasulullah menjawab: “saya baru saja menyaksikan pembunuhan Husein.’”.
Tim Rembulan
Advertisement