Kilas Balik Piala Dunia: Menerjang Ombak Menembus Awan demi Berlaga di Piala Dunia

Menjelang Piala Dunia Qatar, inilah saatnya untuk melakukan kilas balik kisah perjalanan panjang yang harus ditempuh rombongan peserta Piala Dunia sebelum berlaga di turnamen pada periode 1930 hingga 1950-an

oleh Dania Sakti diperbarui 31 Jul 2022, 10:00 WIB
Piala Dunia FIFA yang digelar sejak 1930 telah menjadi magnet hingga saat ini. Beragam poster bermunculan untuk menarik minat penggila bola dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Piala Dunia Qatar akan dimulai pada 21 November 2022 dengan menampilkan laga perdana Senegal vs Belanda. Tuan rumah Qatar juga akan bertanding melawan Ekuador pada hari itu.

Sebanyak 32 timnas negara peserta akan bertarung untuk mencapai final dan memperebutkan gelar juara pada laga puncak 18 Desember.

Gelaran Piala Dunia kali ini memang sedikit berbeda karena terpaksa dilangsungkan pada akhir tahun guna menghindari cuaca panas ekstrem di Qatar. Ini juga pertama kalinya Piala Dunia digelar di kawasan Arab.

Selain timnas ke-32 negara peserta beserta pelatih dan tim ofisialnya, jutaan fans dari seluruh dunia juga dipastikan akan memadati Qatar pada November nanti. Di zaman modern sekarang ini, mobilitas manusia lintas negara sangatlah terbuka dan mudah diakses, baik lewat jalur udara, laut, maupun darat.

Lewat jalur udara, tersedia berbagai rute penerbangan komersial internasional yang menghubungkan negara-negara di dunia dalam hitungan jam.

Namun, pernahkah terlintas di pikiran kita bagaimana tim peserta berpindah dari belahan dunia yang satu ke belahan dunia yang lain pada awal-awal Piala Dunia di mana moda transportasi belum secanggih dan sebanyak sekarang?

Menjelang Piala Dunia Qatar, inilah saatnya untuk melakukan kilas balik kisah perjalanan panjang yang harus ditempuh rombongan peserta Piala Dunia sebelum berlaga di turnamen pada Piala Dunia 1930 hingga Piala Dunia 1950.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Banyak Jalan Menuju Uruguay (1930)

Piala Dunia 1930 (mondopallone.it)

Piala Dunia pertama digelar di Uruguay pada 1930. Edisi pertama ini satu-satunya Piala Dunia yang digelar tanpa babak kualifikasi.

Setiap negara yang tergabung di FIFA diundang untuk berkompetisi. Namun, pada akhirnya hanya 13 tim berlaga karena sulitnya melakukan perjalanan jauh ke Amerika Selatan pada saat itu.

Agar bisa tampil berlaga di Piala Dunia edisi pertama, para anggota tim negara peserta harus menempuh perjalanan panjang dengan kereta dan kapal laut. Beberapa tim dari beberapa negara bahkan memutuskan bepergian bersama untuk menghemat biaya.

Timnas Yugoslavia berangkat dari Marseille, Prancis, dengan kapal angkut SS Florida. Sebelumnya, mereka menempuh tiga hari perjalanan darat dengan kereta ke Marseille.

Timnas Mesir sebenarnya dijadwalkan untuk bergabung dalam pelayaran itu, tetapi cuaca buruk dan badai menghambat perjalanan mereka dari Afrika. SS Florida pun berlayar hanya dengan timnas Yugoslavia, sementara Mesir terpaksa melewatkan momen bersejarah itu.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Tiga Timnas dalam Satu Kapal

Final Piala Dunia edisi keempat pada tahun 1950 antara Brasil dan Uruguay selalu diingat oleh penikmat sepak bola. Pasalnya, Brasil selaku tuan rumah sangat diunggulkan pada laga tersebut. Namun, hasil akhir benar-benar membuat publik Maracana terdiam usai Uruguay menang 2-1. (AFP/Staff)

Sementara itu, tiga tim Eropa lainnya, yakni Belgia, Prancis, dan Rumania memutuskan berbagi SS Conte Verde, kapal penumpang buatan Skotlandia milik perusahaan pelayaran Lloyd Sabaudo yang berbasis di Genoa, Italia. Conte Verde meninggalkan pelabuhan Genoa menuju Amerika Selatan pada 20 Juni 1930 dengan pasukan kesebelasan Rumania di dalamnya.

Beberapa hari kemudian, kapal bersandar di Villefranche-sur-Mer (kota pesisir di selatan Prancis) untuk menjemput pasukan Tim Ayam Jantan Prancis, tiga wasit, dan beberapa anggota tim ofisial FIFA termasuk Jules Rimet (Presiden FIFA kala itu).

Pemberhentian selanjutnya adalah Barcelona di mana timnas Belgia sudah menunggu untuk bergabung. Pelayaran berlanjut dengan beberapa perhentian di Lisbon, Madeira, dan Kepulauan Canaria sebelum akhirnya menuju laut lepas.

Setelah seminggu lebih berlayar di laut lepas, Conte Verde bersandar di Rio de Janeiro untuk menjemput Tim Samba Brasil. Pada 4 Juli 1930, setelah berlayar selama 15 hari tibalah mereka di tujuan, Montevideo.

Keempat timnas yang menumpang kapal Conte Verde pun akhirnya bergabung dengan timnas Yugoslavia, Amerika Serikat, dan Meksiko yang sudah lebih dulu tiba.

Timnas Meksiko berlayar dari Veracruz (kota pelabuhan terbesar di Teluk Meksiko) melalui Havana (Kuba) ke New York sebelum bergabung dengan timnas Amerika Serikat di kapal SS Munargo yang membawa mereka ke Uruguay.


Dari Tanjung Priok ke Den Haag (1938)

Timnas Indonesia - Hindia Belanda di Piala Dunia 1938 (Bola.com/Adreanus Titus)

Perjalanan lebih panjang terjadi pada 1938 saat timnas Indonesia tampil di Piala Dunia edisi ke-4 yang digelar di Prancis.

Tahukah Anda bahwa Indonesia adalah negara Asia pertama yang tampil di ajang Piala Dunia? Tepatnya pada Piala Dunia 1938 di Prancis.

Kala itu, timnas Indonesia yang masih belum merdeka dari Belanda terdaftar di FIFA dengan nama timnas Hindia Belanda (Dutch East Indies). Delapan puluh tahun kemudian, tepatnya di akhir 2018, FIFA selaku federasi sepak bola tertinggi di dunia baru mengakui secara resmi bahwa timnas Hindia Belanda yang bermain di Piala Dunia 1938 itu adalah timnas Indonesia.

27 April 1938 adalah hari ketika perjalanan bersejarah belasan ribu kilometer itu dimulai. Tim asuhan pelatih Johannes Ch. J. Mastenbroek itu berangkat dari pelabuhan Tanjung Priok menuju Marseille menaiki kapal penumpang Baloeran milik Belanda.

Dalam pelayaran itu, mereka singgah di Belawan (Medan) di mana mereka melakukan sesi latihan, lalu ke Singapura sebelum akhirnya menuju Marseille melewati Terusan Suez. Dari Marseille, perjalanan dilanjutkan melalui jalan darat dengan kereta ke Belanda. Perjalanan 22 hari itu berakhir di Den Haag pada 18 Mei 1938.

Mengutip fifa.com, mereka memilih tinggal di Belanda karena mengerti bahasanya dan muncul di Prancis hanya pada saat harus bertanding melawan kesebelasan Hungaria. Pertandingan itu berlangsung pada 5 Juni 1938 di Kota Reims dan berakhir dengan kemenangan 6-0 untuk Hungaria.

Timnas Indonesia memulai perjalanan pulang dengan menaiki kapal Christiaan Huygens dari Genoa Italia, tempat SS Conte Verde memulai pelayarannya ke Amerika Selatan delapan tahun silam. Perjalanan pulang itu memakan waktu enam minggu.


Gli Azzurri Memilih Jalan Laut Menuju Brasil (1950)

Piala Dunia 1950 (fifa.com)

Dua belas tahun kemudian, juara Piala Dunia 1934 Italia memutuskan berangkat ke Brasil melalui jalur laut. Keputusan itu diambil setelah tragedi kecelakaan pesawat di bukit Superga yang menewaskan seluruh tim Grande Torino termasuk beberapa pemain timnas Italia pada tahun 1949.

Perjalanan panjang Gli Azzurri dengan kapal Sises itu pun dimulai dari Genoa, sama seperti SS Conte Verde tahun 1930. Dalam perjalanannya, mereka melakukan perhentian di Las Palmas, Kepulauan Canaria Spanyol untuk berlatih. Timnas Italia tiba di Sao Paulo setelah berlayar selama dua minggu.


Penerbangan 65 Jam Timnas Korea Selatan (1954)

Meski pada 1950-an penggunaan moda transportasi udara sudah mulai umum di dunia, hal itu tidak selalu menjamin kecepatan jarak tempuh dan kenyamanan penumpang. Timnas Korea Selatan yang memulai perjalanannya menuju Swiss enam hari sebelum kompetisi dimulai nyaris gagal tampil di putaran final Piala Dunia 1954.

Perjalanan panjang itu dimulai pada 10 Juni 1954 melalui jalan darat dengan kereta api dari Seoul ke Busan. Dari Busan, perjalanan dilanjutkan lewat jalur laut menuju Jepang sebelum akhirnya terbang ke Eropa.

Namun, sesampainya di Tokyo mereka mendapati bahwa pesawat yang akan menerbangkan mereka ke Swiss tidak cukup besar untuk mengangkut seluruh anggota tim. Akibatnya, tim dibagi ke dalam dua rombongan terbang.

Sebanyak 12 pemain dan pelatih terbang ke Zurich melalui Kalkuta (India) di mana penerbangan sempat tertunda karena ada kerusakan pada baling-baling. Sementara 9 anggota tim lainnya harus terbang ke Bangkok lebih dulu sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke Swiss.

Mengutip fifa.com, pasukan negeri ginseng itu secara keseluruhan telah menghabiskan waktu 65 jam di pesawat. Mereka tiba di Swiss sehari sebelum pertandingan pembuka mereka melawan tim favorit juara Hungaria yang berakhir dengan kemenangan tim lawan.

 

Infografis Stadion Piala Dunia 2022. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya