Liputan6.com, Jakarta - Sebuah pesan berantai beredar di WhatsApp terkait peringatan bahaya cacar monyet (monkeypox) yang menular ke burung. Inti pesan berantai tersebut supaya masyarakat menghindari menangkap burung karena dinilai membawa virus cacar monyet.
Bunyi pesan berantai penularan cacar monyet ke burung yang beredar viral, sebagai berikut:
Advertisement
Hai teman-teman. Di mana pun Anda berada, jika Anda melihat burung yang tidak bisa terbang, tidak bisa berjalan atau berjuang di tanah, jangan pernah menangkapnya, karena takut tertular cacar monyet. Komunitas terkait telah memberi tahu Anda, mohon diperhatikan.
Ingat! Amerika Serikat dan negara-negara Barat menggunakan burung untuk membawa virus cacar monyet untuk menyebar ke wilayah Asia!
Kakak saya mengirimnya dari Jerman dan meminta saya untuk segera memberi tahu keluarga dan teman-teman. Suruh saudara dan teman dalam pemberitahuan, jangan karena belas kasihan, terinfeksi tanpa sadar.
Lantas, apakah benar pesan di atas? Hasil penelusuran Health Liputan6.com pada Minggu, 31 Juli 2022 sampai pukul 12.23 WIB, pesan viral yang beredar disebarkan oleh warganet (netizen) China. Pembahasan ini diunggah lewat situs Tech Arp berjudul, Is US Sending Infected Birds To Spread Monkeypox?! tertanggal 29 Juli 2022.
Kalimat asli unggahan -- yang kemudian diterjemahan ke dalam bahasa Indonesia seperti di atas-- yakni:
好友轉來告知: 各位。不管在那,看見不能飛,不能走,在地上掙扎的鳥,千萬不能抓,怕是猴痘傳染,有關社區己通知,望大家注意。切記!
以上美國和西方國家對亞洲地區通過鳥類可以帶猴痘病毒傳染到亞洲地區!
我妹妹從德國傳來的,要我立刻通知親友。有親友就通知一下,別因為心慈悲染痘害人。 🙏😞
(Hey, guys. No matter where you are, if you see a bird that can’t fly, can’t walk or struggle on the ground, you should never catch it, for fear of monkeypox infection. The relevant community has informed you, please pay attention to it. Remember!
The United States and Western countries used the birds to carry take the Monkeypox virus to spread to the Asian region!
My sister sent it from Germany and asked me to inform family and friends immediately. Have relatives and friends on the notice, do not because of compassion, get infected unknowingly)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tidak Menginfeksi Burung
Dalam pesan asli soal penularan cacar monyet ke burung yang diunggah di situs Tech Arp, disebutkan kelompok Chinese 50 Cent Army (wumao, 五毛) dan pro Partai Komunis China (Chinese Communist Party/CCP) mengklaim, Amerika Serikat dan negara-negara Barat mengirim burung yang terinfeksi untuk menyebarkan cacar monyet ke China dan negara-negara Asia lainnya.
Faktanya, tidak ada yang mengirim burung yang terinfeksi untuk menyebarkan cacar monyet. Tertulis bahwa pesan viral di atas adalah contoh dari berita hoaks yang dibuat oleh Chinese 50 Cent Army, kemudian disebarkan oleh warganet pro-PKC.
Monkeypox sejauh ini tidak ditemukan menginfeksi burung. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, penularan monkeypox dapat terjadi dari hewan ke manusia (zoonosis). Ini terjadi dari kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, lesi kulit, dan mukosa dari hewan yang terinfeksi.
Di Afrika, bukti infeksi virus monkeypox telah ditemukan pada banyak hewan termasuk tupai tali (rope squirrels), tupai pohon, tikus berkantung Gambia, dormice (sejenis tikus pengerat), berbagai spesies monyet dan lain-lain.
Reservoir -- tempat bersarang/berkembang biak -- alami cacar monyet belum diidentifikasi, meskipun hewan pengerat adalah yang paling mungkin. Mengonsumsi daging yang tidak dimasak dengan benar dan produk hewani lainnya dari hewan yang terinfeksi merupakan faktor risiko yang mungkin terjadi.
Orang yang tinggal di atau dekat kawasan hutan mungkin memiliki paparan tidak langsung atau tingkat rendah terhadap hewan yang terinfeksi.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Kurangi Risiko Penularan
Seiring waktu, sebagian besar infeksi monkeypox pada manusia disebabkan oleh penularan utama dari hewan ke manusia. WHO mengingatkan, kontak tanpa pelindung dengan hewan liar terutama yang sakit atau mati, termasuk daging, darah, dan bagian lainnya harus dihindari.
Selain itu, semua makanan yang mengandung daging atau bagian hewan harus dimasak dengan matang sebelum dimakan. Untuk mencegah cacar monyet menyebar juga dilakukan melalui pembatasan perdagangan hewan.
Beberapa negara telah memberlakukan peraturan yang membatasi impor hewan pengerat dan primata non-manusia. Hewan penangkaran yang berpotensi terinfeksi monkeypox harus diisolasi dari hewan lain dan segera dikarantina.
Setiap hewan yang mungkin telah melakukan kontak dengan hewan yang terinfeksi harus dikarantina, ditangani dengan kewaspadaan standar dan diamati gejala cacar monyet selama 30 hari.
Menyebar di Negara Barat dan Afrika
Dari sisi penyebaran, monkeypox lebih banyak menyebarluas di negara-negara Barat dan Afrika. Informasi ini tertulis dari Research and analysis, Global high consequence infectious disease events: summary March 2022, yang diperbarui 6 Juli 2022 oleh UK Health Security Agency.
Sebagaimana informasi UK Health Security Agency, penularan terjadi melalui kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi (di negara endemik) atau orang yang terinfeksi. kontak dengan pakaian atau linen (seperti tempat tidur atau handuk) yang digunakan oleh orang yang terinfeksi. kontak langsung dengan lesi kulit cacar monyet atau koreng serta batuk atau bersin dari seseorang dengan ruam cacar monyet.
Di Inggris, hingga akhir Maret 2022, ada 7 kasus cacar monyet yang dilaporkan. Pada Mei 2021, kasus monkeypox diidentifikasi dengan perjalanan sebelumnya dari Delta State, Nigeria. Dua anggota keluarga kemudian diidentifikasi menderita cacar monyet.
Sebelumnya, ada 4 kasus monkeypox yang dilaporkan di Inggris, termasuk 3 kasus yang diimpor dari Nigeria (2 pada September 2018 dan 1 pada Desember 2019). Satu kasus tambahan terjadi tahun 2018 dialami petugas kesehatan yang tertular infeksi setelah kontak dengan sprei yang terkontaminasi.
Wabah monkeypox baru-baru ini, di Republik Afrika Tengah terdapat 4 kasus cacar monyet, termasuk 2 kematian, dilaporkan pada 6 Maret 2022.
Di Republik Demokratik Kongo, total 704 kasus, termasuk 37 kematian (tingkat kematian kasus 5,3 persen), telah dilaporkan pada tahun 2022 (per 6 Maret). Pada tahun 2021, ada 754 kasus dan 24 kematian dilaporkan. Secara keseluruhan, 3.091 kasus termasuk 83 kematian dilaporkan pada tahun 2021.
Advertisement