Jepang Setujui Vaksin untuk Cegah Penyebaran Cacar Monyet Monkeypox

Panel ahli di Kementerian Kesehatan Jepang menyetujui penggunaan vaksin cacar yang dibuat oleh KM Biologics Co yang berbasis di kota barat daya Kumamoto, untuk mencegah cacar monyet.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Agu 2022, 13:03 WIB
Layar televisi menampilkan suhu badan penumpang yang berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (15/5/2019). Cacar monyet ditularkan pada manusia melalui hewan di negara-negara Afrika. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Tokyo - Panel ahli di Kementerian Kesehatan Jepang menyetujui penggunaan vaksin cacar yang dibuat oleh KM Biologics Co yang berbasis di kota barat daya Kumamoto, untuk mencegah cacar monyet.

Vaksin cacar sekitar 85 persen efektif untuk mencegah cacar monyet, Jiji Press melaporkan, mengutip kementerian tersebut.

Panel menyetujui vaksin KM Biologics untuk digunakan mencegah infeksi cacar monyet dan perkembangan gejala yang parah, demikian seperti dikutip dari Antara, Senin (1/8/2022).

KM Biologics adalah unit dari perusahaan makanan dan farmasi Jepang Meiji Holdings Co.

Kementerian Kesehatan Jepang telah memvaksin 50 pekerja medis di Pusat Nasional untuk Kesehatan dan Kedokteran Global (NCGM) untuk tujuan penelitian.

Kementerian itu juga memungkinkan penggunaan perawatan cacar monyet buatan asing yang belum disetujui di Jepang di NCGM dan tiga institusi lain di prefektur Osaka, Aichi, dan Okinawa.

Lebih dari 18.000 orang di 78 negara terinfeksi virus cacar monyet, menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per Rabu (27/7).

Sebagian besar pasien terinfeksi melalui kontak dengan ruam atau cairan tubuh orang yang terinfeksi, dan sebagian besar sembuh secara alami dalam dua hingga empat minggu.

“Berbeda dengan COVID-19, penularan dari manusia ke manusia tidak terjadi dengan mudah,” kata Kementerian Kesehatan Jepang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 


Brasil Laporkan Kasus Kematian Akibat Cacar Monyet

Tangkapan mikroskop elektron bagian ultratipis dari virus cacar monyet file 2004. (Gambar: AFP/RKI Institut Robert Koch/Freya Kaulbars)

Brasil dan Spanyol telah melaporkan kematian cacar monyet pertama mereka.

Seorang pria berusia 41 tahun di Brasil menjadi yang pertama korban meninggal dunia di luar Afrika.

Tak lama setelah itu, Spanyol mengumumkan dua kematian -- yang pertama di Eropa, seperti dikutip dari BBC, Minggu (31/7/2022).

Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.

Tetapi infeksi biasanya ringan dan risiko terhadap populasi umum rendah.

Pada Jumat kemarin, kementerian kesehatan Brasil mengatakan bahwa korban di sana menderita limfoma dan sistem kekebalan yang melemah, dan "penyakit penyerta memperburuk kondisinya".

Brasil sejauh ini melaporkan 1.066 kasus yang dikonfirmasi dan 513 kasus dugaan virus. Data dari kementerian kesehatan Brasil menunjukkan bahwa lebih dari 98% kasus yang dikonfirmasi terjadi pada pria yang berhubungan seks dengan pria.

Tak lama setelah itu, kementerian kesehatan Spanyol mengkonfirmasi kematian pertama di Eropa akibat virus tersebut - seorang pasien yang menderita ensefalitis.

Kematian kedua terkait dengan cacar monyet dikonfirmasi oleh otoritas Spanyol pada Sabtu kemarin.

Kementerian kesehatan mengatakan bahwa dari 3.750 pasien cacar monyet dengan informasi yang tersedia, 120 atau 3,2% telah dirawat di rumah sakit.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, ada 21.148 kasus di seluruh dunia.

 


Terjadi di Afrika Tengah dan Barat

Belum lama ini, WHO tetapkan Indonesia masuk klasifikasi 1 cacar monyet. (pexels/edward jenner).

Cacar monyet merupakan virus yang sama dengan cacar, meskipun jauh lebih ringan dan para ahli mengatakan kemungkinan infeksinya rendah.

Ini terjadi sebagian besar di bagian terpencil negara-negara Afrika tengah dan barat, dekat hutan hujan tropis.

Pejabat kesehatan merekomendasikan orang-orang yang berisiko tinggi terpapar virus - termasuk beberapa pria gay dan biseksual, serta beberapa petugas kesehatan - harus segera menerima vaksin.

Pekan lalu, direktur jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, wabah itu sebagai darurat kesehatan global akan membantu mempercepat pengembangan vaksin dan penerapan langkah-langkah untuk membatasi penyebaran virus.

Dr Tedros mengatakan, risiko cacar monyet secara global sedang, tetapi tinggi di Eropa.

Tapi, tambahnya, "ini adalah wabah yang bisa dihentikan dengan strategi yang tepat".

WHO mengeluarkan rekomendasi, yang diharapkan akan memacu negara-negara untuk mengambil tindakan menghentikan penularan virus dan melindungi mereka yang paling berisiko.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya