Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencatat kinerja beragam sepanjang kuartal I 2022. Perseroan alami penurunan pendapatan, dan menekan kerugian hingga kuartal I 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (31/7/2022), PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) meraih pendapatan USD 350,15 juta atau sekitar Rp 5,23 triliun (asumsi kurs Rp 14.943 per dolar AS) pada kuartal I 2022. Pendapatan perseroan turun tipis 0,82 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 353,07 juta atau sekitar Rp 5,27 triliun.
Advertisement
Beban usaha turun dari USD 702,17 juta pada kuartal I 2021 menjadi USD 526,33 juta pada kuartal I 2022. Beban usaha lainnya susut menjadi USD 14,55 juta pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 62,01 juta.
Dengan demikian, rugi usaha perseroan turun sekitar 43,7 persen menjadi USD 161,62 juta pada kuartal I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 287,09 juta.
PT Garuda Indonesia Tbk mencatat rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot 41,5 persen menjadi USD 224,66 juta atau sekitar Rp 3,35 triliun (asumsi kurs Rp 14.943 per dolar AS) pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 384,34 juta atau sekitar Rp 5,74 triliun.
Total ekuitas perseroan naik menjadi USD 6,33 miliar pada 30 Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 6,11 miliar. Total liabilitas perseroan bertambah menjadi USD 13,38 miliar pada 30 Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 13,30 miliar.
Perseroan mencatat aset USD 7,04 miliar pada 30 Juni 2022 dari Desember 2022 sebesar USD 7,19 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas sebesar USD 84,26 juta pada 31 Maret 2022.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Garuda Indonesia Mulai Tambah Frekuensi Penerbangan, Ini Rutenya
Sebelumnya, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menambah frekuensi penerbangan pada rute-rute dengan kinerja positif secara bertahap.
Langkah tersebut selaras dengan realisasi peningkatan kapasitas alat produksi Garuda Indonesia setelah dirampungkannya tahapan homologasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) maupun negosiasi bersama lessor.
Rencana penambahan frekuensi fase awal akan dilakukan secara bertahap mulai Juli hingga Agustus 2022 di sejumlah sektor penerbangan keberangkatan Jakarta. Penambahan frekuensi tersebut akan dilakukan dengan mempertimbangkan performa rute secara berkelanjutan serta optimalisasi armada yang akan terus ditinjau dan dievaluasi oleh Garuda Indonesia.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, langkah tersebut diharapkan dapat turut mendukung proses pemulihan pariwisata kita dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional.
"Meningkatnya frekuensi penerbangan ini juga turut menjadi proyeksi optimisme kami terhadap outlook kinerja positif yang ke depannya akan terus ditingkatkan, khususnya melalui penyelarasan basis kapasitas alat produksi dengan demand pasar yang pertumbuhannya semakin konsisten di tengah langkah penanganan pandemi," kata Irfan dalam keterangan resmi, dikutip Jumat, 22 Juli 2022.
Pada fase awal, Garuda Indonesia akan menambah kapasitas layanan penerbangan pada sejumlah rute domestik, seperti rute Jakarta – Batam pp yang akan dioperasikan hingga 11 kali per minggu.
Kemudian Jakarta - Balikpapan pp hingga 11 kali per minggu. Jakarta - Denpasar pp hingga 45 kali per minggu. Kemudian Jakarta – Kualanamu atau Medan pp hingga 21 kali per minggu. Jakarta - Makassar pp hingga 32 kali per minggu. Serta Jakarta - Surabaya pp hingga 35 kali per minggu.
Advertisement
Rute Lainnya
Selain itu, untuk rute internasional Jakarta - Singapura pp akan dioperasikan hingga 14 kali per minggu. Optimalisasi performa kinerja Perusahaan melalui penambahan frekuensi penerbangan turut didukung oleh ketersediaan jumlah armada pesawat serviceable yang meningkat secara bertahap.
Pada periode Juli sampai dengan awal Agustus ini Garuda Indonesia direncanakan akan kembali mengoperasikan tiga pesawat Boeing 737-800 NG yang sebelumnya direlokasi oleh lessor.
Langkah tersebut selaras dengan tindak lanjut kesepakatan negosiasi yang telah dicapai perusahaan serta didorong oleh kinerja yang mulai positif. Melalui penambahan frekuensi penerbangan tersebut, Garuda diproyeksikan dapat mengoperasikan sedikitnya 850 penerbangan per minggu selama bulan Agustus 2022 mendatang atau meningkat sebesar 32 persen dibandingkan bulan Juni lalu sebelumnya yang berkisar di 650 penerbangan per minggunya.
"Dengan jumlah armada serviceable yang diproyeksikan akan terus bertambah secara bertahap ini, Garuda ke depannya juga akan terus memaksimalkan penambahan frekuensi penerbangan ke rute-rute lainnya, sekaligus menggarap berbagai peluang lain," ujar Irfan.
Optimistis Catat Kinerja Positif pada Kuartal II 2022
Sebelumnya, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) optimistis akan mencatatkan kinerja positif pada semester II 2022. Keyakinan itu sejalan dengan akselerasi pemulihan kinerja yang tengah dioptimalkan Garuda Indonesia setelah meraih kesepakatan homologasi melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada akhir Juni 2022.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan, proyeksi kinerja positif pada 2022 akan terus dioptimalkan Garuda Indonesia secara bertahap hingga 2-3 tahun mendatang. Sehingga harapannya kinerja perseroan dapat kembali ke level sebelum pandemi COVID-19.
"Optimisme tersebut yang terus kami selaraskan dengan demand dan tren pergerakan penumpang yang semakin meningkat. Oleh karenanya kami optimistis melalui momentum tercapainya homologasi PKPU, Garuda dapat secara konsisten mempertahankan capaian kinerja positif serta ke depannya dapat segera membukukan profit,” kata Irfan dalam keterangan resmi, Rabu (13/7/2022).
Proyeksi kinerja tahun ini terefleksikan melalui kinerja perseroan hingga Mei 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil membukukan profitabilitas melalui pendapatan rute angkutan penumpang, kargo, charter maupun pendapatan penunjang lainnya.
Capaian tersebut menjadi kinerja positif yang berhasil dicatatkan Garuda sejak akhir 2021. Secara umum, walaupun pendapatan usaha Garuda belum sepenuhnya pulih jika dibandingkan dengan periode pra-pandemi, performa profitabilitas yang mulai diperoleh Garuda Indonesia tercapai setelah melakukan berbagai langkah penerapan cost leadership yang turut diselaraskan melalui restrukturisasi kewajiban usaha pada proses PKPU yang menjadi basis penting langkah akseleratif pemulihan kinerja Garuda ke depannya.
“Dengan berbagai momentum strategis yang terus diakselerasikan perusahaan di tahun ini, kami optimistis kinerja korporasi akan berangsur pulih dalam waktu dekat melalui basis optimalisasi kinerja positif pada lini pendapatan usaha Garuda," imbuh dia.
Advertisement
Imbas Pandemi COVID-19
Tidak dapat dipungkiri, tekanan kinerja yang dihadapi Garuda selama lebih dari 2 tahun terakhir berdampak pada kinerja keuangan yang mengalami penurunan kinerja yang signifikan.
Ditambah pandemi covid-19 yang berdampak secara langsung pada tingkat kepercayaan masyarakat untuk terbang, sehingga terjadi penurunan trafik penumpang secara signifikan.
Sepanjang 2021, Garuda Indonesia secara group mencatatkan pendapatan usaha sebesar USD 1,33 miliar. Turun 10,43 persen dibandingkan dengan pendapatan usaha pada tahun sebelumnya. Pendapatan usaha tersebut ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar USD 1,04 miliar, penerbangan tidak berjadwal sebesar USD 88,05 juta dan pendapatan lainnya sebesar 207 juta USD.
Selain itu, sepanjang tahun lalu, Garuda secara group turut mencatatkan penurunan beban usaha sebesar 21,03 persen menjadi USD 2,6 miliar jika dibandingkan periode yang sama pada 2020.