Liputan6.com, Kebumen - Nabi Nuh AS adalah salah satu rasul yang diutus ke bumi untuk berdakwah agar kaumnya beriman kepada Allah SWT. Namun, kurang lebih 950 tahun berdakwah, hanya segelintir dari kaumnya yang turut beriman.
Bahkan, anaknya sendiri, tetap kafir. Kesabaran Nabi Nuh AS yang berdakwah nyaris seribu tahun itu membuatnya dikenal sebagai salah satu nabi yang paling sabar.
Pada akhirnya, Nabi Nuh pun berdoa agar kaumnya dibinasakan. Alasannya jelas, Nabi Nuh meyakini manusia kala itu hanya akan melahirkan generasi-generasi yang lebih durhaka.
Baca Juga
Advertisement
Singkat kata, Nabi Nuh pun berhasil membuat kapal yang akhirnya mengangkut semua manusia beriman dan hewan-hewan agar tak punah. Dalam berbagai literarur, diperkirakan, peristiwa ini terjadi sekitar 4.800 tahun lalu.
Setelah ratusan hari tombang-ambing banjir besar, kapal Nabi Nuh berlabuh, di Gunung Judi atau Bukit Judi.
Peristiwa itu terjadi pada 10 Muharram atau Asyura. Itu kenapa, 10 Muharram banyak diperingati oleh pemeluk agama Samawi lantaran berbagai peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal tersebut.
Sejumlah penelitian mengklaim bahwa gunung Judi yang dimaksud adalah Gunung Ararat, Turki. Klaim ini berdasar pada penemuan struktur yang diduga merupakan perahu itu di Gunung Ararat di Turki timur pada akhir 1950-an.
Saksikan Video Pilihan ini:
Struktur Kapal dan Penemuan Pemukiman
Usai klaim ini, berbagai penelitian terus dilakukan. Pada awal milenium, para peneliti gabungan China dan Turki juga melakukan penelitian dengan hasil cukup signifikan.
Mengutip berbagai sumber, peneliti menemukan struktur yang memiliki beberapa kompartemen, beberapa dengan kayu balok, yang diyakini sebagai kandang hewan.
Struktur tersebut membuat hipotesis bahwa kapal Nabi Nuh terdampar di Gunung Ararat makin kuat.
Keyakinan itu semakin bertambah lantaran di tahun-tahun itu juga kelompok arkeolog evangelis itu juga menemukan pemukiman manusia yang didirikan di atas dataran 3.500 meter di sekitarnya.
Terlepas dari di mana bahtera Nabi Nuh berlabuh, riwayat kapal Nabi Nuh tercantum dalam kitab suci agama Samawi. Islam, Kristen, Yahudi, seluruhnya menceritakan kapal Nabi Nuh.
Gunung Ararat sendiri adalah gunung berapi yang terletak agak jauh di timur laut Turki, 16 kilometer di sebelah barat Iran dan 32 kilometer selatan Armenia. Di dalam cerita Israiliyat diidentifikasikan gunung inilah tempat berlabuhnya Bahtera Nabi Nuh setelah "air bah" yang disebutkan di dalamnya.
Advertisement
Gunung Judi dalam dalam A-Qur'an
Alquran Surat Saffat ayat 126 menyebut Nabi Adam, Idris dan Nuh merupakan nenek moyang terdahulu. Di dalam kitab Tafsir Ilmi Mengenal Ayat-Ayat Sains dalam Alquran menyebutkan Alquran tidak secara spesifik menjelaskan letak pemukiman kaum Nabi Nuh.
Alquran Surat Saffat ayat 126 menyebut Nabi Adam, Idris dan Nuh merupakan nenek moyang terdahulu. Di dalam kitab Tafsir Ilmi Mengenal Ayat-Ayat Sains dalam Alquran menyebutkan Alquran tidak secara spesifik menjelaskan letak pemukiman kaum Nabi Nuh.
Namun, beberapa ulama meyakini mereka hidup di kawasan yang saat ini dikenal sebagai Kufah dan Irak. Alquran Surat Hud ayat 44, hanya menyebut lokasi mendaratnya bahtera Nabi Nuh yaitu di Gunung Judi.
"Dan firmankan. "Wahai bumi! telanlah airmu dan wahai langit (hujan) berhentilah" Dan air pun disurutkan dan perintah pun diselesaikan dan kapal itu pun berlabuh di atas gunung Judi dan dikatakan binasalah orang-orang zalim."
Maulana Yusuf Ali dalam Tafsir Alquran menyatakan, bahwa gunung atau bukit Judi berada di suatu wilayah yang meliputi distrik Bohtan di Turki dekat perbatasan negara- negara Turki, Irak dan Suriah sekarang ini. Dataran tinggi dari rangkaian pegunungan ararat yang besar mendominasi wilayah ini.
Tim Rembulan