Liputan6.com, Jakarta- Eka Susilawati awalnya hanyalah seorang ibu rumah tangga yang mengurus anak. Pekerjaannya sehari-hari yaitu memastikan rumah dalam kondisi yang baik. Waktu pun kebanyakan dihabiskannya di dalam rumah. Dengan adanya banyak waktu luang ini, Eka akhirnya memutuskan untuk mencoba peruntungan dengan merintis usaha.
Terinspirasi dari anaknya yang tidak menyukai ikan, Eka terdorong untuk mengolah ikan menjadi makanan yang bisa disukai anaknya. Dia mencoba membuat berbagai olahan, mulai dari bakso hingga nugget. Tak lama, usahanya mulai berkembang ketika dia coba-coba mengolah rajungan atau kepiting menjadi abon.
Advertisement
"Rajungan itu sangat berlimpah. Jadi satu hari itu sangat banyak sekali. Jadi kami coba membuat produk, coba-coba membuat abon," tutur Eka kepada Tim Berani Berubah.
"Jadi masih terus melakukan pembelajaran dan terus melakukan inovasi," lanjut dia.
Abon rajungan buatan Eka juga terbilang unik karena tidak menggunakan minyak dalam pembuatannya. Apalagi di masa kini ketika minyak langka untuk didapat, produksi abon rajungan Eka jadi tidak terhambat. Saat bisnis sedang ramai, Eka bisa meraup keuntungan hingga Rp30-Rp35 juta perbulan.
"Jadi memang produk kami tepat sekali yaitu abonnya tidak menggunakan minyak sama sekali, jadi hanya menggunakan santan," kata Eka.
"Karena ini pandemi memang agak menurun, kalau lagi ramai itu bisa Rp30 juta sampai Rp35 juta per bulan," sambung dia.
Melalui usaha ini, Eka mampu mempekerjakan ibu-ibu rumah tangga lainnya untuk membantu dia dalam memproduksi produknya. Ada sekitar 6 karyawan tetap, dan 3 karyawan tidak tetap yang dia pekerjakan. Saat pandemi COVID-19 menghantam, Eka juga sanggup mempertahankan karyawannya.
"Alhamdulillah kami tidak mengurangi karyawan tetapi tetap bertahan dengan mengembangan usaha lain yang yang di masa pandemi itu," ungkap Eka.
Terus Melakukan Inovasi
Eka juga menekankan pentingnya untuk terus berinovasi agar pelanggan tidak bosan dan usaha tidak mati. Pandemi ini mengajarkannya untuk terus mengasah kreativitas dan memberikan terobosan terbaru.
"Saya yakin dan percaya, istilahnya pandemi ini kan pasti akan berakhir dan saya coba membuat inovasi-inovasi baru agar orang tidak bosan dengan produk kami yang itu-itu saja," jelas Eka.
"Kita sama-sama manusia, sama-sama makan nasi, kalau dia bisa berubah, kenapa kita tidak? Terus lah belajar dan Berani Berubah!" dia mengakhiri.
Pastinya cerita ini menjadi kisah inspiratif untuk pantang menyerah di saat kondisi terpuruk. Yuk, ikuti kisah ini maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTV, Indosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.
Program ini tayang di Stasiun Televisi SCTV setiap Senin di Program Liputan6 Pagi pukul 04.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com pada pukul 06.00 WIB di hari yang sama.
Advertisement