Liputan6.com, Jakarta Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) menyatakan, anggota jemaah yang masih dirawat di rumah sakit (RS) Arab Saudi di Makkah ada 23 orang.
Selain itu, ada 10 anggota jemaah haji Indonesia yang dirawat di KKHI Makkah.
Baca Juga
Advertisement
"Jadi kondisi saat ini di RS di Makkah ada 23 jemaah yang masih dirawat di rumah sakit Arab Saudi. Kemudian di Madinah ada 2 dan di Jeddah ada 2," ujar Kepala Seksi Kesehatan KKHI Daker Makkah Muhammad Imran di KKHI Makkah, Minggu (31/7/2022).
Dia menjelaskan, jemaah yang masih dalam perawatan di antaranya adalah mereka yang terkena stroke dan operasi jantung. Jemaah tersebut saat ini masih menunggu masa pemulihan.
"Kita doakan mudah-mudahan mereka agar segera pulih dan sehat dan bisa kembali ke Tanah Air bersama kloter-kloternya," kata Imran.
Sementara itu, jemaah haji yang dirawat di KKHI adalah mereka yang memiliki komorbid seperti diabetes dan hipertensi. Penyakit ini dimiliki sejak dari Tanah Air. Selain itu ada pula penyakit jantung.
"Kita harap pemulihannya bisa cepat sesuai dengan terapi yang diberikan dokter dokter di KKHI. Sehingga Insyaallah dalam waktu dekat kita dorong ke Madinah untuk pulang ke Tanah Air," kata dia.
Capai 63 Persen
Imran menambahkan, jemaah risiko tinggi (risti) ada 63 persen. Mereka yang masuk golongan risti adalah jemaah dengan umur di atas 60 tahun, karena walaupun tanpa penyakit kemampuan adaptasi misalnya atas perubahan cuaca ekstrem berkurang.
Kemudian, ada jemaah haji Indonesia di bawah usia 60 tahun dengan komorbid.
"Kondisi kesehatan jemaah di Tanah Air bisa dikatakan terkontrol, tapi di Saudi ada perubahan dan aktivitas berat yang menyebabkan penyakitnya kambuh. Sudah kita antisipasi dengan pembinaan di Tanah Air dan melengkapi obat-obatan agar spaya pengobatan tidak putus kemudian koordinasi dengan Kemenag terkait aktivitas ibadah, keringanan supaya ibadah tetap sah," tandas Imran.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
81 Orang Wafat
Jemaah haji asal Indonesia yang meninggal dunia bertambah menjadi 81 orang. Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) menyebut, jemaah yang wafat setelah puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) memang lebih tinggi.
"Kematian setelah Armuzna disebabkan kelelahan cukup tinggi. Terutama masa Arafah, Muzdalifah, Mina sehingga menyebabkan jemaah kita punya komorbid setelah kelelahan cukup tinggi di masa Armuzna ini menyebabkan kekambuhan," ucap Kepala Seksi Kesehatan KKHI Daker Makkah Muhammad Imran di KKHI Makkah, Minggu (31/7/2022).
Imran menerangkan, jemaah yang mendapat perawatan di rumah sakit termasuk KKHI adalah mereka yang mengalami perburukan penyakit karena dipicu oleh kelelahan dan dehidrasi. "Sehingga memang kematian pasca-Armuzna ini bisa dikatakan disebabkan karena kelelahan ataupun dehidrasi," katanya.
Dia membeberkan, penyebab kematian terbanyak pada jemaah haji karena cardio vaskular. Pemicunya bukan hanya karena punya komorbid jantung atau hipertensi dan diabetes.
"Tapi karena kelelahan dan juga karena usia, sehingga terkena serangan jantung," ucap Imran.