Bursa Saham Asia Beragam Jelang Rilis Data Ekonomi China

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada Senin, 1 Agustus 2022 seiring investor menanti data ekonomi China.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 01 Agu 2022, 08:24 WIB
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik beragam pada Senin (1/8/2022) menjelang rilis survei pribadi tentang aktivitas pabrik China pada Juli 2022.

Selama akhir pekan, pembacaan Indeks Manajer Pembelian resmi China untuk Juli berada di 49, turun dari 50,2 pada Juni dan lebih rendah dari yang diharapkan 50,4. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang sedikit lebih rendah. Di Australia, S&P/ASX 200 naik tipis 0,11 persen. Demikian mengutip dari laman CNBC, Senin, 1 Agustus 2022.

Indeks Kospi di Korea Selatan tergelincir 0,5 persen  dan Kosdaq turun 0,2 persen. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,2 persen. Indeks Manajer Pembelian manufaktur Caixin/Markit China untuk Juli diperkirakan berada di 51,5, dibandingkan dengan 51,7 pada Juni.

Pembacaan PMI berurutan dan mewakili ekspansi atau kontraksi dari secara bulanan. Angka 50 memisahkan pertumbuhan dari penurunan. Pada Jumat di Amerika Serikat, Alibaba ditambahkan ke daftar perusahaan yang berisiko delisting di bawah Holding Foreign Companies Accountable Act. Saham yang terdaftar di AS anjlok 11 persen  di sesi perdagangan reguler. HSBC akan mengumumkan pendapatan interimnya pada Senin.

Indeks dolar Amerika Serikat berada di 106,005, lebih rendah dari level minggu lalu. Yen Jepang diperdagangkan pada 133,27 per dolar Amerika Serikat, lebih kuat dari level yang terlihat awal pekan lalu. Dolar Australia berada di 0,6972.

Harga minyak berjangka tergelincir. Harga minyak mentah berjangka AS turun 0,95 persen  menjadi USD 97,68 per barel, sementara minyak mentah Brent turun 0,77 persen  menjadi USD 103,17 per barel.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bursa Saham Asia pada Jumat 29 Juli 2022

Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Jumat, 29 Juli 2022. Indeks Hong Kong Hang Seng turun lebih dari dua persen didorong saham teknologi.

Indeks Hang Seng turun 2,64 persen, dan indeks Hang Seng teknologi melemah 5,41 persen. Saham Alibaba dan Meituan anjlok 7,01 persen dan 7,18 persen.  Saham Alibaba berada di jalur kerugian untuk sesi tiga berturut-turut menyusul berita awal pekan ini setelah beberapa eksekutif grup Ant telah mengundurkan diri sebagai mitra Alibaba.

Saham Meituan jatuh setelah perusahaan dipanggil oleh regulator pasar Hangzhou atas keamanan pangan dan persaingan harga.

Saham Standard Chartered awalnya melonjak lebih dari dua persen setelah bank melaporkan lonjakan laba 19 persen untuk paruh pertama 2022 dan mengumumkan pembelian kembali saham senilai USD 500 juta. Penguatan saham Standard Chartered terbatas, tetapi masih naik 0,72 persen pada perdagangan Jumat sore pekan ini.

Saham real estate di Hong Kong turun pada Jumat, 29 Juli 2022. Pemimpin China pada Kamis, 28 Juli 2022 mengisyaratkan Beijing tidak mencoba meningkatkan ekonomi, dan meremehkan target PDB negara itu sekitar 5,5 persen.

"Ini mengisyaratkan pemerintah tidak akan terlalu banyak mengeluarkan dana untuk proyek infrastruktur untuk mencapai target tersebut. Pandangan kami adalah ini bukan hal buruk,” tulis ING dalam catatan pada Jumat pekan ini, dikutip CNBC, Jumat (29/7/2022).

ING menilai, ini akan memberi lebih banyak ruang bagi pemerintah pusat untuk menyelesaikan masalah proyek konstruksi yang belum selesai.

 

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Bursa Saham China

Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Di bursa saham China, indeks Shanghai turun 0,89 persen menjadi 3.253,24. Indeks Shenzhen turun 1,3 persen menjadi 12.266,92. Selain itu, Beijing berkomitmen pada kebijakan nol COVID-19nya.

“Tampak bagi kami setiap perubahan dalam kebijakan nol COVID-19 hanya akan terjadi ketika pihak berwenang yakin mutasi kurang ganas, dan vaksin atau obat-obatan terbukti lebih efektif,” ujar Analis ANZ, Betty Wang.

Sementara itu, yen terakhir diperdagangkan di kisaran 132,81 per dolar AS. Dolar Australia berada di posisi 0,7022. Indeks dolar AS berada di posisi 105,625.

Di sisi lain, indeks Jepang Nikkei melemah ke posisi 27.801,64. Indeks Topix melemah 0,44 persen ke posisi 1.940,31.  Selain itu, output industri Jepang melonjak 8,9 persen pada Juni dari bulan sebelumnya. Indeks Korea Selatan Kospi naik 0,67 persen menjadi 0,67 persen menjadi 2.451,5.

Indeks Kosdaq bertambah 0,66 persen menjadi 803,62. Indeks Australia ASX 200 bertambah 0,81 persen ke posisi 6.945,2. Indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,4 persen. Sedangkan bursa saham Thailand libur.

 


Penutupan Wall Street pada 29 Juli 2022

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada sesi ketiga berturut-turut pada Jumat, 29 Juli 2022. Wall street Inbergerak di zona hijau seiring laba teknologi yang kuat dan melihat kekhawatiran masa lalu tentang inflasi yang tinggi dan resesi.

Pada penutupan perdagangan wall street, semua rata-rata indeks utama menguat sehingga mendorong pekan yang positif dan bulan terbaik sepanjang 2022. Indeks Dow Jones menanjak 315,50 poin atau hampir 1 persen menjadi 32.845,13. Indeks S&P 500 menguat 1,4 persen menjadi 4.130,29. Indeks Nasdaq bertambah sekitar 1,9 persen ke posisi 12.390,69.

Pada pekan ini, indeks Dow Jones bertambah hampir 3 persen, sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik sekitar 4,3 persen dan 4,7 persen. Pada Juli 2022,indeks Dow Jones menguat 6,7 persen. Indeks S&P 500 menanjak 9,1 persen. Indeks Nasdaq masih di wilayah bearish atau menurun, tetapi masih naik sekitar 12,4 persen. Kenaikan itu terbesar secara bulanan untuk tiga indeks acuan utama di wall street sejak 2020.

Kinerja itu sangat kontras dari enam bulan sebelumnya ketika bursa saham jatuh ke level bearish atau menurun. Pasar berbalik karena ketakutan investor tentang langkah agresif kenaikan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) mulai berkurang dan gagasan inflasi mungkin telah mencapai puncaknya mulai menetap.

"Mulai dari posisi sentimen tertekan dan posisi bearish adalah aset, tetapi gambaran yang lebih besar adalah pergeseran halus dalam inflasi dan ekspektasi inflasi dan dengan demikian ekspektasi pasar untuk jalur the Fed,” ujar Investment Strategy Analyst Baird, Ross Mayfield, dikutip dari CNBC, Sabtu (30/7/2022).

Ia menambahkan, akhir-akhir ini ketahanan ketahanan laba perusahaan menambah sentimen positif di pasar.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya