Liputan6.com, Surabaya - Padepokan spiritual Nur Dzat Sejati milik Gus Samsudin di Desa Rejowinangun, Kabupaten Blitar, akhirnya ditutup pihak aparatur desa karena dinilai menimbulkan kegaduhan dan meresahkan warga sekitar.
Kades Rejowinangun Bagas Wigasto saat dihubungi Liputan6.com, Senin (1/8/2022), menyatakan, hasil kesepakatan bersama padepokan milik Samsudin itu harus ditutup sementara hingga situasi lingkungan desa kondusif. Setelah itu barulah diambil keputusan apakah penutupan dilakukan secara permanen atau tetap diizinkan buka.
Advertisement
"Tadi, bahasanya dalam mediasi tadi itu ditutup sambil nanti tabayyun. Selesaikan dulu permasalahan padepokan (Gus Samsudin) dengan pesulap merah dan masalah lainnya,” katanya, Senin (1/8/2022).
Bagas menyatakan, keputusan penutupan sebagai tindak lanjut dari tuntutan warga Rejowinangan dan sekitarnya yang menggelar demo pada Minggu 31 Juli 2022.
Dalam tuntutannya, selain meminta padepokan Gus Syamsudin ditutup, warga juga meminta Samsudin meminta maaf karena konten-konten Youtube yang dibuat banyak merugikan warga.
"Samsudin dalam konten Youutobe-nya banyak yang menyebut desa tidak ramah dan familier. Padahal kenyataannya tidak demikian, kita cukup terbuka dengan siapa saja," jelasnya.
Keterlibatan Anggota Banser
Bagas menambahkan, selain demo meminta penutupan padepokan, pada Minggu kemarin pihak desa juga kedatangan rombongan tim Banser ke Padepokan Samsudin. Sekitar 50 anggota banser Blitar datang meminta klarifikasi terkait keterlibatan dua anggotanya pada kasus perseteruan pesulap merah versus Gus Syamsudin.
"Mereka mempertanyakan siapa dua orang banser yang menjadi pendukung pesulap merah dan Gus Udin saat ramai kasus mereka di media sosial," tukasnya.
Bagas menyatakan, pihaknya sudah membeberkan siapa dua orang Banser yang membawa lembaganya pada masalah pesulap merah versus Gus Samsudin.
"Kita sudah kasih tahu datanya, dan mereka akan menindaklanjuti," katanya.
Advertisement