Lonjakan Covid-19 di Riau Didominasi Anak-Anak, Bagaimana Nasib PTM?

Konfirmasi Covid-19 di Riau dalam beberapa hari terakhir naik drastis, paling banyak anak-anak atau pelajar yang saat ini melakukan pembelajaran tatap muka.

oleh M Syukur diperbarui 02 Agu 2022, 09:00 WIB
Pembelajaran tatap muka siswa di Pekanbaru dalam pandemi Covid-19. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Konfirmasi Covid-19 di Riau dalam beberapa hari terakhir naik drastis. Data dari Dinas Kesehatan sejak 29 Juli hingga 31 Juli 2022, penambahannya selalu di atas 20 per hari.

Menurut Sekretaris Perhimpunan Dokter Paru Indonesia di Riau, dr Indra Yopi, rata-rata warga terpapar Covid-19 di Riau berumur di bawah 15 tahun. Artinya, paling banyak terkonfirmasi adalah anak sekolah.

Yopi menjelaskan, pembelajaran tatap muka secara penuh menjadi salah satu penyebab. Para siswa sudah belajar seperti biasa karena wilayah Riau sudah berada di zona hijau.

"Dengan peningkatan ini, pemerintah daerah dan kepala sekolah diharapkan menjalankan protokol kesehatan secara ketat lagi," kata Yopi, Senin siang, 1 Agustus 2022.

Bisa saja, tambah Yopi, pihak sekolah selama pembelajaran tatap muka mulai abai menerapkan protokol kesehatan. Pihak sekolah diminta tidak mengizinkan anak yang demam ikut belajar.

"Anak yang nyeri tenggorokan jangan diizinkan dulu sekolah, begitu juga anak yang batuk dan gejala ISPA," sebut Yopi.

Pemerintah daerah melalui dinas kesehatan setempat diminta mengontrol sekolah dan mengingatkan penerapan protokol kesehatan.

 


Harus Jujur

Dari pengamatan pihaknya, ada sekolah yang siswanya terkonfirmasi Covid-19 tidak melakukan isolasi dan tracing atau pelacakan yang baik.

"Jangan sampai ada sekolah yang mengatakan, sakit sedikit bisa sekolah," jelas Yopi.

Oleh karena itu, Yopi mengingatkan pihak sekolah dan orangtua jujur. Anak yang sakit diberitahukan kepada pihak sekolah sehingga bisa libur dan tidak bergabung untuk menghindari penyakit menular.

Di sisi lain, Yopi menyebut rata-rata warga terkonfirmasi Covid-19 di Riau sudah mendapatkan vaksin I dan II. Begitu juga dengan pelajar yang terpapar virus corona.

Menurut Yopi, vaksin I dan II bahkan booster belum sepenuhnya memberikan kekebalan. Ada kalanya imunitas tubuh turun sehingga perlu menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya