Jokowi Sebut 800 Juta Orang di Dunia Akan Kelaparan karena Perang Rusia Ukraina

Jokowi menyebut 800 juta orang di dunia kemungkinan akan mengalami kelaparan akut akibat krisis pangan. Hal ini dikarenakan ekspor gandum yang terhambat akibat perang Rusia Ukraina.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 02 Agu 2022, 07:51 WIB
Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan pidato secara virtual di Sidang Majelis Umum PBB, Rabu (22/9/2021). Jokowi menyebut potensi kekerasan dan marjinalisasi perempuan di Afghanistan, kemerdekaan Palestina, dan krisis politik Myanmar harus jadi fokus bersama. (UN Web TV via AP)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut 800 juta orang di dunia kemungkinan akan mengalami kelaparan akut akibat krisis pangan. Hal ini dikarenakan ekspor gandum yang terhambat akibat perang Rusia Ukraina.

"Pangan juga negara lain sudah 30,40, 50 persen naik, karena mereka yang makan gandum di Asia, Afrika, apalagi Eropa yang makanan hariannya gandum berada dalam posisi yang sangat-sangat sulit. Sudah harganya mahal, barangnya (gandum) tidak ada," kata Jokowi dalam Acara Doa dan Zikir Kebangsaan di halaman Istana Negara Jakarta, Senin 1 Agustus 2022.

Dia mengungkapkan bahwa stok gandum di Ukraina sebanyak 77 ton, sedangkan Rusia ada 130 juta ton. Namun, gandum-gandum tersebut tidak bisa di ekspor karena terjadinya perang.

Jokowi menyebut kondisi inilah yang membuat 333 juta orang dunia mengalami kelaparan. Bahkan, kemungkinan 800 juta orang akan alami kelaparan dalam enam bulan kedepan karena tidak ada yang bisa dimakan.

"Berarti Ukraina plus Rusia jumlah stok gandum ada 207 juta ton. Ini yang mengakitabkan 333 juta orang kelaparan, dan mungkin 6 bulan lagi 800 juta orang akan kelaparan akut karena tidak ada yang dimakan sekali lagi," jelasnya.

"Alhamdulilah beras di Australia masih bisa kita cari dan tidak naik sekali. Ini patut kita syukuri, berkat kerja keras Bapak/Ibu, berkat ikhitar gotong royong kita bersama-sama," sambung Jokowi.

 


Juga Krisis Energi

Selain pangan, dia menuturkan dunia menghadapi krisis energi yang membuat harga gas naik lima kali lipat. Bukan hanya itu, harga bensin pun mengalami kenaikan hingg dua kali lipat.

Menurut dia, kondisi ini dihadapi oleh negara kaya maupun negara miskin sehingga memunculkan krisis keungan. Negara yang tak kuat pun menjadi ambruk karena tak ada uang untuk membeli energi dan pangan.

"Beberapa negara yang tidak kuat ambruk karena sudah tidak memiliki uang cash baik untuk membeli energi bensin dan gas atau membeli pangan," tutur dia.

Oleh sebab itu, Jokowi mengajak semua masyarakat untuk berdoa dan berzikir bersama agar Indonesia selalu dilimpahi energi dan pangan. Dengan begitu, Indonesia bisa membantu negara-negara lain yang mengalami kesulitan.

"Marilah kita berdoa bersama zikir bersama memohon kepada Allah SWT agar negara kita selalu dilimpahi energi dan pangan, dan kita tidak kekurangan akan hal itu, dan kita berusaha berikhtiar bersama-sama agar kita justru melimpah dan bisa membantu negara-negara lain yang sedang kesulitan saat ini," pungkas Jokowi.

Infografis Rencana Kunjungan Jokowi ke Ukraina-Rusia di Tengah Konflik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya