Liputan6.com, Jakarta Warga Depok digegerkan oleh penemuan beras bantuan sosial (Bansos) sebanyak 20 kg atau kurang lebih 1 ton. Temuan tersebut berlokasi di kawasan Kampung Seran, Kelurahan Tirtajaya Sukmajaya Depok.
Kehebohan tersebut membuat tim bantuan dan subsidi tepat sasaran (Bansub) dari Kedeputian Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK pada hari ini, Senin (1/8) langsung bergerak cepat turun ke lapangan untuk menelusuri ihwal penimbunan beras di Kota Depok.
Advertisement
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK Andie Megantara menerangkan, bahwa penelusuran dilakukan sebagaimana arahan dari Menko PMK Muhadjir Effendy untuk mengklarifikasi kasus yang ramai di tengah masyarakat.
"Penelusuran ini merupakan tindak lanjut kami sesuai arahan dari Bapak Menko PMK untuk memastikan kejelasan kasus yang ada," Kata Andie dalam keterangan resmi, Selasa (2/8).
Andie menjelaskan beberapa hal yang telah didapat dari hasil koordinasi. Berdasarkan informasi yang dia peroleh dari Kepolisian Resort Metro Depok, ditemukan timbunan beras merk “BERAS KITA”.
Timbunan beras diduga merupakan beras Bantuan Khusus Presiden (Banpres) yang diberikan pada saat pandemi tahun 2020 yang dalam hal ini disalurkan oleh Bulog melalui transporter JNE dengan kemasan 20 KG dan 5 KG.
"Didapat keterangan bahwa jumlah beras diperkirakan kurang lebih 1 ton yang kondisinya pada saat ditimbun sudah tidak layak konsumsi karena beras rusak dalam perjalanan menuju ke Keluarga Penerima Manfaat (KPM)," tuturnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pengakuan JNE
Andie menerangkan, bahwa pihak JNE mengakui beras tersebut memang benar Banpres tahun 2020 yang kondisinya pada saat ditimbun sudah tidak layak konsumsi karena beras rusak dalam perjalanan menuju penyaluran ke KPM.
"Beras yang ditemukan tersebut kemungkinan berasal dari penyaluran Banpres Tahap 2 dan 4 Tahun 2020. Diketahui, pada tahun 2020 Pemerintah membagikan Bantuan Presiden berupa beras 25 kg pada tahap 2 dan 4 untuk 1.9 juta KPM di wilayah Jabotabek,"
Lebih lanjut, rusaknya beras tersebut tidak menganggu proses penyaluran KPM. pihak JNE sudah mengganti beras rusak dengan beras baru yang berkualitas sama kemudian disalurkan kepada para KPM. Untuk beras yang sudah tidak layak di konsumsi tersebut ditimbun atau dikubur.
"Sampai saat ini juga Tim Kemenko PMK masih terus melakukan klarifikasi antara Polres Metro Depok dengan Kemensos dan JNE," terang Andie.
Reporter: Siti Ayu Rachma
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Geger Penimbunan Bansos Presiden di Depok, JNE Buka Suara
Sebelumnya, Warga depok digegerkan oleh penemuan karung beras bantuan sosial (Bansos) yang terkubur sebanyak 20 kg beras di Tirtajaya, Sukmajaya Depok Jawa Barat pada Minggu (31/7).
VP of Marketing JNE Express, Eri Palgunadi, mengatakan temuan beras tersebut adalah barang rusak. Dia pun menyebut bahwa tidak ada pelanggaran atas terkuburnya beras tersebut.
Enam+01:00VIDEO: Penting! Kenali Tindak Kejahatan Pencucian Uang “Terkait dengan pemberitaan temuan beras bantuan sosial di Depok, tidak ada pelanggaran yang dilakukan, karena sudah melalui proses standar operasional penanganan barang yang rusak,” ujar Eri, pada keterangan resmi, ditulis Senin, (1/8).
Ia menjelaskan keputusan tersebut sesuai dengan perjanjian kerjasama yang telah disepakati dari kedua belah pihak.
“JNE selalu berkomitmen untuk mengikuti segala prosedur dan ketentuan hukum yang berlaku apabila diperlukan," terang Eri.
Kronologi Penemuan Sembako Bansos Presiden yang Diduga Dipendam Pihak Ekspedisi di Depok
Warga Depok dihebohkan dengan penemuan satu truk sembako yang diduga merupakan paket bantuan presiden untuk masyakarat terdampak covid-19. Karung-karung yang berisi sembako tersebut ditemukan di tanah kosong, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.
Warga menduga, paket sembako tersebut sengaja dipendam pihak ekspedisi yang berada tidak jauh dari lokasi tersebut.
Pemilik tanah, Rudi Samin menuturkan kronologi penemuan sembako bansos Presiden tersebut. Dia mengatakan, penemuan paket sembako yang terpendam berawal dari adanya informasi dari pegawai JNE, bahwa di tanah miliknya pernah dipendam sembako Banpres. Atas informasi tersebut, pihaknya berusaha melakukan penggalian.
“Selama tiga hari kami gali dan pada Jumat kemarin kami berhasil menemukan paket sembako yang dipendam,” ujar Rudi Samin kepada Liputan6.com, Minggu (31/7/2022).
Rudi Samin menjelaskan, penemuan paket sembako setelah melakukan penggalian sedalam tiga meter. Awalnya pada saat penggalian ditemukan karung beras seberat 20 kilogram, dan sejumlah barang kebutuhan pokok lainnya.
“Diduga paket sembako yang dipendam di tanah saya sebanyak satu kontainer atau truk besar,” jelas Rudi.
Advertisement
Kiriman dari Pemerintah Pusat
Rudi mengungkapkan, informasi yang didapat paket sembako merupakan kiriman dari Pemerintah Pusat diberikan ke pihak ekspedisi. Namun pihak ekspedisi mengirimkan paket sembako ke kantor cabang di Depok untuk dilakukan pemendaman.
“Banpres akan dikirim ke Sumatera, Kalimantan, NTT tapi alangkah sayangnya pada saat itu kan 2020 masyarakat lagi dilanda pandemi,” ungkap Rudi.
Sementara, Kapolsek Sukmajaya, Kompol Muhammad Melta Mubarak membenarkan adanya temuan bansos yang dipendam di tanah lapang. Namun kasus tersebut sedang ditangani Polres Metro Depok.
“Yang tangani kasusnya Polres Metro Depok,” singkat Mubarak.