Liputan6.com, Jakarta Bagi Anda yang telah berusia di atas 25 tahun, menggunakan skincare atau produk perawatan kulit seperti serum dengan kandungan retinol mungkin telah masuk dalam daftar rencana.
Hal tersebut pun tak mengherankan, retinol telah cukup lama masuk dalam deretan bahan aktif yang dapat mencegah penuaan dini. Kiprahnya bahkan layak bila dinobatkan menjadi bahan aktif paling hits untuk produk skincare anti aging.
Advertisement
Dokter kulit dan pendiri Facet Dermatology di Toronto, Geeta Yadav mengungkapkan bahwa dengan penambahan usia, produksi kolagen dan proses pergantiannya memang secara alami menjadi semakin lambat.
"Seiring bertambahnya usia, produksi kolagen alami dan proses pergantian sel jadi melambat, yang mengakibatkan adanya pembentukan tanda-tanda penuaan seperti melemahnya kulit, garis-garis halus, kerutan, dan bintik hitam," ujar dokter kulit dan pendiri Facet Dermatology di Toronto, dr Geeta Yadav mengutip laman Instyle, Selasa (2/8/2022).
Sehingga, banyak yang tertarik untuk menggunakan bantuan retinol yang kerap terkandung dalam sebotol serum. Jika Anda hendak mencobanya, penting untuk lebih dulu tahu lebih dalam soal kandungan yang ada pada retinol.
Retinol sendiri biasanya mengacu pada jenis retinoid yang digunakan dalam produk skincare dan dijual bebas. Perbedaan terbesar dengan retinoid utuh ada pada struktur molekul retinol.
"Ini adalah molekul prekursor asam retinoat. Di kulit, retinol dapat berubah menjadi retinaldehida yang kemudian menjadi asam retinoat yang dapat memberikan efek positif pada kulit," ujar dr Brian Hibler dari Schweiger Dermatology Group di New York City.
Penggunaan Retinol Butuh Usaha Ekstra
Penggunaan retinol diketahui membutuhkan langkah yang lebih ekstra untuk berubah menjadi asam retinoat dibandingkan dengan retinoid. Terlebih, retinol juga dianggap dapat lebih bermanfaat bagi kulit yang memang mampu menangani vitamin A dengan konsentrasi tinggi.
"Agar kulit Anda dapat memproses vitamin A dan manfaatnya, perlu mengubah retinol menjadi asam retinoat sebelum dapat digunakan. Ini membuat retinol yang dijual bebas sebenarnya kurang efektif tapi lebih dapat ditoleransi untuk kulit," kata Geeta.
Lebih lanjut Geeta menjelaskan, mencari perbedaan antara retinol dan retinoid terkadang membingungkan, karena keduanya memang memiliki keterkaitan satu sama lain. Sehingga terkadang banyak yang sering menganggap keduanya serupa.
Retinoid sendiri merupakan turunan dari vitamin A yang diubah menjadi asam retinoat. Menurut Geeta, retinoid memang berfungsi untuk membantu proses pergantian sel.
"Retinoid sendiri bekerja untuk merangsang fibroblas, sebuah sel yang bertanggung jawab untuk produksi kolagen yang berada jauh di dalam kulit," ujar Geeta.
Advertisement
Mengenal Retinoid yang Mirip Retinol
Geeta mengungkapkan bahwa retinoid dapat memicu adanya pergantian sel, menghasilkan kulit yang lebih segar dan cerah dengan berkurangnya garis-garis halus dan kerutan. Serta mendorong adanya penampilan kulit yang lebih kencang.
Selain mempercepat produksi kolagen dan pergantian sel, retinoid juga memiliki manfaat lainnya yakni dapat membantu mengurangi jerawat.
Efek penggunaan retinol maupun retinoid pun akan berbeda pada masing-masing individu karena kulit manusia yang pada dasarnya memang berbeda-beda.
Kebanyakan dokter kulit sangat merekomendasikan penggunaan retinol dan retinoid. Hal tersebut dikarenakan kulit mampu mentolerir efeknya, yang mana juga bergantung pada turunan dan konsentrasi vitamin A yang digunakan.
Namun bagi Anda yang memiliki kulit sensitif atau kering, maka harus berhati-hati dan berkonsultasi dengan dokter lebih dulu sebelum menggunakan retinol dalam skincare sehari-hari.
"Kulit yang sangat sensitif mudah tersensitisasi dan jenis kulit yang sangat kering harus menghindari turunan vitamin A seperti asam retinoat dan retinol,” ujar Geeta.
Anjuran Penggunaan dan Efek Samping
Penggunaan retinol dan retinoid bisa begitu bermanfaat bagi kulit. Namun bukan berarti penggunaan keduanya juga tidak memiliki efek samping. Brian menjelaskan, bagi Anda yang sedang hamil dan menyusui, penggunaan retinol dan retinoid juga harus dihindari.
Food and Drug Administration (FDA) sendiri telah menempatkan retinoid sebagai penyebab keguguran dan malformasi. Sehingga dokter kulit biasanya tidak menganjurkan penggunaan keduanya untuk ibu hamil dan menyusui.
Sedangkan terkait efek samping yang mungkin muncul dapat berupa pengelupasan, kemerahan, iritasi, dan kekeringan pada kulit. Demi menghindari efek samping tersebut, Anda dapat menggunakan keduanya secara perlahan untuk memungkinkan kulit membangun toleransi.
"Selalu mulai dengan kandungan yang rendah dan gunakan hanya beberapa kali seminggu. Gunakan pelembab setelahnya. Tingkatkan kekuatan dan frekuensinya secara perlahan. Kulit Anda akan memberi tahu bila memang Anda terlalu banyak atau terlalu sering menggunakannya," ujar Brian.
Brian menjelaskan bahwa retinol atau retinoid dengan seukuran kacang polong sudah cukup. Ukuran tersebutlah yang dibutuhkan agar kulit bisa mendapatkan manfaatnya.
Advertisement