Liputan6.com, Jakarta Warga Depok dihebohkan dengan penemuan satu truk sembako yang diduga merupakan paket bantuan presiden untuk masyakarat terdampak covid-19. Karung-karung yang berisi sembako tersebut ditemukan di tanah kosong, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.
Baca Juga
Advertisement
Pemilik tanah, Rudi Samin menuturkan kronologi penemuan sembako bansos Presiden tersebut. Dia mengatakan, penemuan paket sembako yang terpendam berawal dari adanya informasi dari pegawai JNE, bahwa di tanah miliknya pernah dipendam sembako Banpres. Atas informasi tersebut, pihaknya berusaha melakukan penggalian.
Awalnya, kasus tersebut ditangani Polres Metro Depok. Namun, seiring perjalanan, kasus tersebut dilimpahkan ke Polda Metro Jaya, atau lebih tepatnya kini ditangani oleh Ditreskrimsus Polda Metro.
"Jumlah beras yang harus disalurkan kepada masyarakat yang sebenarnya wajib atau berhak menerima itu kan ratusan ribu ton. Oleh sebab itu Kapolda Metro Jaya memutuskan pengusutan ditangani oleh Dirreskrimsus Polda Metro Jaya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan, Selasa (2/8/2022).
Dia menyampaikan, Polda Metro Jaya serius untuk mengungkap fakta yang sebenarnya terjadi termasuk menggali kemungkinan perbuatan melawan hukum dalam penimbunan bansos.
Karenanya, tim kembali dirombak dengan dipimpin langsung oleh Direktur Reserse Kriminal Polda Metro Jaya, Kombes Pol Auliansyah Lubis.
"Apakah betul ada di situ unsur pidananya dan sebagainya sehingga dibentuk lah tim yang lebih besar yaitu di Polda Metro Jaya yang dipimpin Dirreskrimsus, artinya ini menunjukkan keseriusan Polda Metro Jaya," ujar dia.
Zulpan menyebut, tim gabungan Ditreskrimsus Polda Metro Jaya telah menerima administrasi penyelidikan dari Polres Depok.
"Tentu kita akan mengungkap persoalan yang sebenarnya," terang dia.
Adapun penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya mengajak Kemensos, dan Bulog akan mengecek langsung lokasi penimbunan. Mereka bersama-sama bertandang ke lahan bekas parkir mobil perusahaan jasa ekspedisi JNE di Jalan Raya Tugu, Tirtajaya, Sukmajaya, Depok, pada Rabu (3/8/2022).
"Besok kita akan cek lapangan, kita akan mengundang media termasuk dari Kementerian Sosial, kemudian dari BULOG," kata Zulpan.
Dia menerangkan, Penyidik Polda Metro Jaya telah mengambil alih penanganan kasus dugaan penimbunan bantuan sosial (Bansos) Presiden dari Polres Metro Depok.
Zulpan mengatakan, penyidik berencana mengamati situasi di lahan yang dijadikan tempat penimbunan.
"Besok kita sama-sama dengan media juga saya juga ikut kita melihat lokasi sebenarnya bagaimana sih penimbunan beras itu, sekitar jam 11 siang gitu ya," terang dia.
Bukan Hanya Polda Metro Jaya saja, Kepala Satgas Pangan Polri Brigjen Whisnu Hermawan mengatakan, pihaknya bakal turun tangan untuk mendalami temuan paket bansos Presiden Jokowi atau banpres yang dikubur tersebut.
"Kami masih pendalaman," kata Whisnu Hermawan saat dikonfirmasi, Selasa (2/ 8/2022).
Dia menuturkan, proses pendalaman yang dilakukan Satgas Pangan Polri ini dilakukan selain membantu kasus yang telah ditangani Polda Metro Jaya. Juga bakal menentukan penanganan kasus tersebut apakah ditangani Bareskrim atau Polda.
"Kita akan lakukan proses pendalaman apakah ditangani Bareskrim atau Polda Metro begitu," kata Whisnu.
Sudah Dilakukan Pendalaman
Adapun proses pendalaman itu dilakukan tim penyidik dari Satgas Pangan Polri langsung pada Senin 1 Agustus 2022 malam. Hanya saja, dia enggan menjelaskan lebih lanjut soal temuan Satgas Pangan tersebut.
"Sudah sejak tadi malam. Mulai kemarin malam sudah kesana," kata dia.
Wisnu menambahkan, pihaknya juga akan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi terkait, termasuk pemilik lahan yakni Rudi Samin. Hanya saja, belum disebutkan kapan pemeriksaan itu akan dilaksanakan.
"Pendalaman semua bisa, mulai dari Mensos, Bulog, JNE. Semua akan kita lakukan pendalaman," kata Whisnu.
Penjelasan Kemensos
Kementerian Sosial (Kemensos) turut mendatangi lokasi untuk memastikan paket bansos presiden yang ditimbun tersebut.
Inspektur Jenderal (Irjen) Kemensos, Dadang Iskandar mengatakan pihaknya melakukan pengecekan untuk memastikan penemuan Banpres di lokasi. Dia menduga, beras yang ditimbun tersebut bukan milik Kemensos.
“Dilihat dari kemasannya sama, tapi ada ciri yang berbeda, itu seinget saya zaman Pak Menteri Juliari, karena kita minta sama Bulog untuk disalurkan ke masyarakat dengan memiliki ciri,” ujar Dadang kepada Liputan6.com di lokasi, Selasa (2/8/2022).
Dadang mengungkapkan, pengadaan beras di Bulog yang menggunakan dana dari kementeriannyya diberi label Bantuan Presiden melalui Kemensos. Label tersebut sengaja dibuat berbeda untuk mengantisipasi apabila terjadi suatu hal terhadap bantuan yang bersumber dari Kemensos.
“Kalau di lokasi penemuan ini ada bedanya, di sini tidak ada tulisan bantuan dari Presiden melalui Kemensos, kalau ini polos saja,” tutur dia.
Berdasarkan pengamatan Kemensos di lokasi, beras yang ditemukan diduga bukan milik Kemensos. Dadang mengakui, Kemensos turut memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19, salah satunya berupa beras.
“Tapi kan bantuan yang diberikan berupa beras bukan hanya Kemensos, tapi kementerian lain maupun Pemda pada saat itu ikut membantu memberikan bantuan,” ucap Dadang.
Dadang memastikan, setiap bantuan yang diberikan Kemensos memiliki label sendiri, salah satunya bantuan Presiden melalui Kemensos. Selain itu, Kemensos pada penyaluran Banpres tidak bekerja sama dengan JNE.
“Penyaluran bantuan melalui Bulog pada pengadaan beras lalu bekerja sama dengan SSI,” tutur Dadang.
Namun Dadang tak menutup kemungkinan pada saat penyaluran SSI bekerja sama dengan JNE untuk pendistribusiannya. Tapi dia tidak bisa memastikan hal tersebut.
“Nah itu yang kami tidak paham, jadi diduga ini bukan barang milik Kemensos,” kata Dadang.
Kendati begitu, Kemensos sempat mendatangi JNE untuk meminta klarifikasi data daerah bansos presiden yang dikirim perusahaan ekspedisi tersebut. Kemensos sendiri menyalurkan bantuan beras seberat 25 kilogram kepada 1,9 juta penerima manfaat di wilayah Jabodetabek.
“Iya tadi kita memang mau mendatangi kantor JNE hanya klarifikasi data daerah bantuan,” kata Dadang memungkasi.
Advertisement
Terindikasi Penyelurannya Tidak Sesuai Prosedur
Wakil Ketua DPR RI Bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin meminta Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan penjelasan kepada masyarakat terkait adanya temuan puluhan karung beras bantuan sosial alias bansos dikubur di Tirtajaya, Sukmajaya, Depok.
Adapun itu adalah bansos tahun 2020 yang diperuntukan bagi masyarakat terdampak pandemi Covid-19.
Cak Imin juga meminta dilakukan penelusuran dan evaluasi total terkait mekanisme penyaluran bantuan. "Temuan beras bansos yang membusuk ini harus dilakukan evaluasi secara menyeluruh. Sebab, ini mengindikasikan prosedur penyaluran bansos tidak sesuai ketentuan sehingga berdampak pada adanya masyarakat tidak mendapatkan bansos," ujar Cak Imin dalam keterangannya, Selasa (2/8/2022).
Cak Imin mendorong Kemensos bersama Kepolisian untuk terus melakukan penyelidikan terhadap temuan puluhan karung beras yang ditimbun hingga membusuk tersebut, serta memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang nantinya terbukti lalai atau melakukan pelanggaran.
"Kemensos harus menginformasikan kepada masyarakat mengenai mekanisme pembuangan atau penggantian bansos apabila bansos rusak atau tidak layak diberikan kepada penerima bansos sehingga ke depannya dapat dilakukan mekanisme yang tepat untuk mengatasi bansos yang rusak atau sudah tidak layak," katanya.
Menyusul temuan kasus ini, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), ke depan Kemensos harus meningkatkan pengawasan dari pendistribusian bansos, baik tunai maupun non-tunai. “Sehingga bansos dapat disalurkan tepat sasaran dan sesuai dengan jumlah atau nominal yang telah ditetapkan,” ungkapnya.