Liputan6.com, Jakarta - PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mengumumkan sejumlah transaksi afiliasi bernilai jumbo atau sekitar Rp 16 triliun.
Melansir keterbukaan informasi Bursa efek Indonesia (BEI), Rabu (3/8/2022), terdapat tiga transaksi yang dijabarkan perseroan. Pertama, yakni perubahan dan pernyataan kembali perjanjian pinjaman antar perusahaan tertanggal 29 Juli 2022.
Advertisement
Transaksi ini melibatkan HM Sampoerna dan Philip Morris Finance S.A (PM Finance), di mana masin-masing bisa bertindak sebagai pemberi maupun penerima pinjaman. Sebagai informasi, pada 19 September 2015, perseroan dengan PM Finance telah mengikatkan diri dalam perjanjian pinjaman yang masih berlaku hingga 1 September 2025.
Perseroan setuju untuk menerima dan atau menyediakan fasilitas pinjaman dari atau kepada PM Finance untuk keperluan korporasi pada umumnya. Transaksi-tersebut telah disetujui oleh para pemegang saham perseroan melalui RUPS 18 September 2015 dalam rangka memenuhi peningkatan modal kerja dan pengelolaan dana saat itu.
Berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit sejak 31 Desember 2021, nilai perjanjian-perjanjian pinjaman saat ini adalah Rp 14,6 triliun atau setara USD 1,03 juta, dengan tenor sampai 24 bulan untuk setiap penarikan. Suku bunga yang disepakati antara PM Finance dan perseroan yang merupakan suku bunga LIBOR berlaku untuk penarikan dalam dolar AS.
Sebagaimana dipublikasikan 2 hari kerja sebelum tanggal pencairan dana oleh PM Finance kepada perseroan, ditambah dengan 27 hingga 52 bps. Tingkat suku bunga secara keseluruhan dalam rupiah harus sama dengan atau lebih rendah dari tingkat pinjaman terendah yang ditawarkan oleh Bank Referensi kepada perseroan untuk pinjaman pada periode yang sama.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Transaksi Selanjutnya
Kedua, yakni perjanjian lisensi merek dagang antara perseroan selaku penerima lisensi dengan Philip Morris Products S.A. (PM Product) selaku pemberi lisensi atas produk I dan produk II. Produk I yakni berupa unit habis pakai dan perangkat.
Sementara produk II berupa kantong-kantong nikotin yang dipatenkan, mengandung nikotin, dan kantong-kantong nikotin oral bebas tembakau.
Nilai perjanjian lisensi merek dagang I atau sehubungan dengan produk I, royalti yang dibayarkan oleh perseroan adalah 12 persen dari nilai penjualan bersih produk perseroan. Atau diperkirakan sebesar Rp 472,65 miliar per tahun.
Kemudian berdasarkan perjanjian lisensi merek dagang II atau sehubungan dengan produk II, royalti yang dibayarkan oleh perseroan adalah 5 persen dari nilai penjualan bersih produk perseroan per merak. Atau diperkirakan sebesar Rp 11,08 miliar per tahun.
Ketiga, yakni perjanjian penjualan barang dengan Panamas. Panamas bermaksud untuk membeli produk I dan produk II dari PM Product yang belum diproduksi secara lokal di Indonesia untuk penjualan kembali di pasar domestik bea dan cukai berbayar di Indonesia. Nilai penjualan bersih untuk produk I dan produk II diperkirakan sebesar Rp 818,63 miliar per tahun.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) mengumumkan kinerja keuangan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022.Pada periode itu, HM Sampoerna berhasil mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 3,05 triliun.
Laba tersebut turun 26,37 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,13 triliun.
Sepanjang paruh pertama tahun ini, PT HM Sampoerna Tbk mencatatkan penjualan yang tumbuh 12,34 persen menjadi Rp 53,51 triliun dari Rp 47,63 triliun pada semester I 2021.
Sejalan dengan itu, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 45,53 triliun dari Rp 38,8 triliun pada semester I 2021. Sehingga perseroan memperoleh laba kotor sebesar Rp 7,98 triliun, turun dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 8,84 triliun.
Perseroan mencatatkan beban penjualan sebesar Rp 3,06 triliun, beban umum dan administrasi RP 1,11 triliun, biaya keuangan Rp 22,86 miliar, dan beban lain-lain Rp 50,95 miliar. Di saat bersamaan, penghasilan keuangan tercatat sebesar Rp 173,79 miliar, bagian atas hasil bersih entitas asosiasi Rp 1,19 miliar, dan penghasilan lain-lain Rp 71,27 miliar.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Aset Perseroan
Dari rincian tersebut, setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 3,05 triliun. Turun dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 4,13 triliun.
Dari sisi aset perseroan hingga Juni 2022 tercatat sebesar Rp 42,5 triliun, turun dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 53,1 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 30,67 triliun dan aset tidak lancar Rp 11,83 triliun.
Liabilitas perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 17,67 triliun, turun dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 23,9 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 15,6 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 2,07 triliun.
Sementara ekuitas sampai akhir Juni 2022 tercatat turun menjadi Rp 24,83 triliun dibandingkan posisi akhir Desember sebesar Rp 53,1 triliun.
Advertisement
Tebar Dividen 2021
Sebelumnya, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) akan membagikan dividen Rp 63,3 per saham untuk tahun buku 2021. Pembagian dividen HM Sampoerna itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Kamis, 9 Juni 2022.
PT HM Sampoerna Tbk mencatatkan pendapatan bersih naik 7 persen menjadi Rp 98,9 triliun pada 2021 jika dibandingkan 2020 Rp 92,42 triliun. Namun, laba tahun berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk turun 16,8 persen menjadi Rp 7,13 triliun pada 2021 dari periode 2020 Rp 8,58 triliun.
Mengutip keterangan tertulis perseroan, kenaikan pendapatan bersih 7 persen menjadi Rp 98,9 triliun pada 2021 didorong volume penjualan produk sigaret 82,8 miliar unit atau naik 4,3 persen dari tahun sebelumnya.
“Kami melihat hasil positif pada tahun 2021 yang utamanya mencerminkan total volume industri yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya, serta pertumbuhan pangsa untuk portofolio SKT dan produk premium Sampoerna,” ujar Presiden Direktur Sampoerna Mindaugas Trumpaitis.
Selain itu, hasil RUPST Perseroan, pemegang saham menyetujui pergantian Presiden Direktur Sampoerna dari Mindaugas Trumpaitis kepada Vassilis Gkatzelis, yang merupakan eksekutif internasional dengan 20 tahun pengalaman. Hal itu dalam General Management, pemasaran dan penjualan, serta pengalaman di Asia, Uni Eropa, Afrika Utara dan Timur Tengah.
Mindaugas akan pindah ke Kanada sebagai Managing Director Rothmans Benson dan Hedges, afiliasi dari PMI.