BAKA-RAYA PROJECT, Gaung Pendakian Netral Karbon dari Gunung Tertinggi di Kalimantan

Mapala UI selaku penyelenggara akan menggunakan kalkulator jejak karbon dalam menerapkan pendakian netral karbon.

oleh Asnida Riani diperbarui 04 Agu 2022, 09:30 WIB
Tim survei Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) sedang menyusuri Sungai Serawai dari Desa Rantau Malam untuk mencari titik pasti awal pendakian netral karbon dalam BAKA-RAYA PROJECT. (dok. Mapala UI)

Liputan6.com, Jakarta - Aksi nyata untuk menahan laju krisis iklim terus dilakukan berbagai pihak. Tongkat estafetnya kini diambil Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) melalui pendakian netral karbon bertajuk "BAKA-RAYA PROJECT." Perjalanan yang merupakan bagian dari rangkaian pendidikan calon anggota Mapala UI ini dijadwalkan berlangsung di Taman Nasional Bukit Baka dan Bukit Raya (TNBBBR), Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, pada 7--28 Agustus 2022.

TNBBBR, yang sebagian wilayahnya masuk ke dalam Kabupaten Sintang, dipilih karena adanya kesamaan semangat antara kegiatan ini dengan Rencana Aksi Daerah (RAD) Sintang Lestari, menurut Ketua Mapala UI Magkma, saat konferensi pers di Sekretariat ILUNI UI, Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat, Selasa, 2 Agustus 2022.

Itu merupakan komitmen Pemerintah Kabupaten Sintang dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, salah satunya melalui pariwisata, dengan tetap memperhatikan keberlanjutan sumber daya alam, serta kondisi lingkungan.

Pada dasarnya, prinsip pendakian netral karbon adalah menghitung, mengganti, dan mengurangi emisi. Karena itu, mereka akan menghitung emisi karbon yang dihasilkan selama perjalanan menggunakan carbon footprint calculator khusus pendakian.

Teknologi ini dikembangkan Mapala UI dengan referensi dari World Resources Institute (WRI), Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), dan beberapa referensi lain sesuai kebutuhan masing-masing parameter. Ketua Pelaksana BAKA-RAYA PROJECT, Rifqi Noor Afwan, pun menjelaskan perbedaan kalkulator jejak karbon mereka dengan teknologi serupa lainnya.

"Ini dirancang untuk bisa menghitung keseluruhan emisi karbon yang dihasilkan dengan memperhatikan secara detail parameter tiap variabel yang berkaitan erat dengan pendakian, seperti makanan, bahan bakar masak, dan pembukaan jalur di hutan," ia berkata.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kalkulator Jejak Karbon

Konferensi pers BAKA-RAYA PROJECT, pendakian netral karbon oleh Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI), di bilangan Jakarta Pusat, 2 Agustus 2022. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Kalkulator jejak karbon khusus pendakian ini nantinya akan dipublikasikan dalam bentuk situs web agar dapat digunakan para pendaki di seluruh Indonesia. "Kami berharap, rekan-rekan pendaki se-Indonesia nantinya akan menjadikan perhitungan (jejak) karbon pendakian ini sebagai suatu kebiasaan, langkah awal penerapan pendakian netral karbon," imbuh Rifqi.

Setelah dihitung, Mapala UI kemudian akan membayar emisi karbon yang dihasilkan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas emisi tersebut. Pihaknya menggandeng aplikasi Jejak.In sebagai penyedia jasa carbon offsetting, dan memilih menanam bakau sebagai cara membayar utang karbon mereka.

Bakau dipilih karena mampu menyerap karbon 4--5 kali lebih banyak dibandingkan pohon lain. "Penanaman (bakau) akan dilakukan di PIK Jakarta. Kenapa enggak di Kalimantan? Karena anggota Mapala UI berdomisili di Jabodetabek, sehingga kami akan lebih mudah melakukan monitoring (terhadap pohon bakau yang ditanam)," kata Rifqi, menambahkan bahwa di kegiatan selanjutnya mereka juga terbuka untuk menyeimbangkan karbon di wilayah lain di Indonesia.

Diperkirakan bahwa per orangnya akan menghasilkan seribu kilo karbon, yang setara dengan dua pohon sebagai penyeimbang karbon, dalam perjalanan ini. "Karena yang akan pergi 35 orang, jadi kami akan menanam 350 mangrove (sebagai medium bayar utang karbon)," tuturnya. 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Rangkaian Perjalanan

Dokumentasi BAKA-RAYA PROJECT, pendakian netral karbon oleh Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI). (dok. Mapala UI)

BAKA-RAYA PROJECT akan memberangkatkan tim gabungan calon anggota Mapala UI, anggota Mapala UI, dan personel Dinas Jasmani TNI Angkatan Darat ke Desa Rantau Malam, Kabupaten Sintang. 

Kolonel Inf Ivan yang mewakili Kepala Dinas Jasmani TNI AD Brigjen TNI Aminudin S.I.P, mengatakan, "Setelah kemarin adik-adik bertemu Aster KASAD, TNI AD, melalui Kodam XII Tanjungpura, (kami) akan mendukung penuh baik dari segi akomodasi, transportasi, logistik, dan lainnya. Begitu pula Dinas Jasmani TNI AD dengan menyertakan personel untuk pendampingan."

Pendakian akan dilakukan dari Desa Rantau Malam hingga puncak Gunung Bukit Raya dan kembali lagi ke Desa Rantau Malam dengan total jarak tempuh 69 km dalam kurun waktu 11 hari. Target utama pendakian ini mencapai Puncak Kakam yang merupakan puncak tertinggi di TNBBBR, sekaligus titik paling tinggi di Kalimantan.

Menurut laporan tim survei BAKA-RAYA PROJECT, jalur yang akan dilewati nantinya berupa hutan rapat yang masih dipenuhi fauna endemik Kalimantan, seperti burung enggang. Juga, vegetasi berupa pepohonan berdiameter lebih dari dua meter dan, menurut keterangan penduduk lokal, berumur hampir ratusan tahun.

Pada 10 km pertama dari titik keberangkatan hingga checkpoint ke-2, tim pendaki BAKA-RAYA PROJECT berencana mengikuti jalur yang sudah terbuka. Lalu 22 km selanjutnya, tim akan membuka jalur baru.

Tersisa tiga km menuju Puncak Kakam ditempuh melalui jalur pendakian resmi yang biasa dilewati pendaki. Nantinya, perjalanan pulang kembali ke Desa Rantau Malam juga akan melewati jalur resmi yang sudah ada: Jalur Rantau Malam. 

 

 


Pendampingan Mentor

BAKA-RAYA PROJECT, pendakian netral karbon oleh Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI). (dok. Mapala UI)

Terkait pembukaan jalur pendakian, Doni Maja Perdana, Pelaksana Harian Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, mengatakan, "Kami senang sekali teman-teman Mapala UI berencana melakukan pembukaan jalur baru di TNBBBR. Semoga Mapala UI dapat menemukan jalur yang aman dan nyaman."

Ia juga menambahkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan tim BAKA-RAYA PROJECT sejak awal tahun ini dan berharap jalur baru nantinya dapat memperkaya aset pariwisata alam Kabupaten Sintang. Selain itu, membantu menarik wisatawan pendaki untuk berkunjung dalam fase pemulihan pariwisata.

Pariwisata yang dimaksud khususnya adalah wisata alam berkelanjutan yang memperhatikan kondisi lingkungan, sebagaimana muatan dalam RAD-Sintang Lestari. Bupati Sintang, Jarot Winarno, mengatakan, "Sintang adalah kabupaten yang lestari, yang terus menjaga populasi hutan."

"Bila banyak yang masuk ke Sintang untuk membantu kami, tentu kami senang, karena mereka membantu Sintang untuk tetap lestari dan terjaga lingkungannya." ia mengatakan.

Sistem pendampingan mentor juga diterapkan dalam tahap perjalanan panjang ini. "Dalam kegiatan ini, konsep dan perencanaan awal disiapkan para mentor untuk kemudian dilanjutkan oleh kami, para calon anggota," kata Ketua Pelaksana Calon Anggota Mapala UI, M. Raditya Anggoro Cahyono.

Proses estafet perencanaan ini dilakukan melalui mentoring antara panitia anggota dan panitia caang, sesuai bidangnya masing-masing. "Ketika kami sudah memegang kendali perencanaan kegiatan BAKA-RAYA pun, kami tetap mendapat pendampingan penuh dari mentor," jelas Radit.

Persiapan para calon anggota telah dimulai sejak Juni lalu. Hal-hal yang disiapkan meliputi persiapan kebugaran fisik, perencanaan teknis, dan non-teknis. 

Infografis 7 Tips Naik Gunung Minim Sampah. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya