Penusukan di Taman Kanak-kanak China, 3 Orang Tewas

Tiga orang tewas dan enam lainnya terluka dalam serangan menggunakan pisau pada Rabu (3/8) di sebuah taman kanak-kanak di provinsi Jiangxi, China tenggara, kata polisi.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 03 Agu 2022, 18:22 WIB
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Liputan6.com, Nanchang - Tiga orang tewas dan enam lainnya terluka dalam serangan menggunakan pisau pada Rabu 3 Agustus 2022 di sebuah taman kanak-kanak di Provinsi Jiangxi, China tenggara, kata polisi.

Seorang "gangster yang mengenakan topi dan topeng" menyerbu taman kanak-kanak swasta di daerah Anfu sekitar pukul 10.00 pagi waktu setempat, kata polisi dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di Weibo seperti Twitter di China.

Tersangka 48 tahun masih buron, tambah mereka, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (3/8/2022).

"Organisasi keamanan publik melakukan segala upaya untuk memburu tersangka," kata pernyataan polisi.

Dalam video adegan yang dibagikan oleh Beijing Daily yang dikelola pemerintah, seorang petugas polisi terlihat membawa seorang anak kecil di lengannya ke ambulans.

Usia para korban belum diumumkan.

Kejahatan kekerasan massal jarang terjadi di China, yang secara tegas melarang warganya memiliki senjata api, tetapi ada serentetan penusukan massal dalam beberapa tahun terakhir.

Dan serangan fatal yang secara khusus menargetkan siswa taman kanak-kanak dan sekolah telah terjadi secara nasional, dilakukan oleh orang-orang yang dilaporkan ingin membalas dendam kepada masyarakat atau karena keluhan dengan rekan kerja.

Serangan tersebut telah memaksa pihak berwenang untuk meningkatkan keamanan dan mendorong seruan untuk penelitian lebih lanjut tentang akar penyebab tindakan kekerasan tersebut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Insiden Sebelumnya

Orang-orang mengibarkan bendera China dan Hong Kong untuk menandai peringatan 25 tahun Penyerahan Hong Kong dari Inggris ke China berlayar melalui pelabuhan Victoria Hong Kong (28/6/2022). (AFP/Peter Parks)

April lalu, dua anak tewas dan 16 lainnya terluka ketika seorang pria bersenjata pisau memasuki taman kanak-kanak di China selatan.

Pada tahun 2020, seorang penyerang yang menggunakan pisau melukai 37 siswa dan dua orang dewasa di sebuah sekolah dasar di China selatan. Media lokal mengidentifikasi seorang penjaga keamanan sebagai pelakunya.

Dan kemudian tahun itu seorang pria dijatuhi hukuman mati karena meracuni puluhan anak-anak dalam tindakan balas dendam terhadap seorang rekan yang menyebabkan satu balita tewas.

Dalam serangan lain yang lebih baru, empat orang terluka dalam penusukan di sebuah rumah sakit besar di Shanghai bulan lalu sebelum penyerang yang menggunakan pisau ditembak dan kemudian ditangkap oleh polisi.

Enam orang juga tewas dan 14 luka-luka setelah seorang pria menikam orang yang lewat di area pejalan kaki di kota Anqing, China timur pada Juni tahun lalu.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Kisah Tragis Pembunuhan Dokter di China Berujung Hukuman Mati

Orang-orang mengibarkan bendera sebagai kapal penangkap ikan dengan spanduk dan bendera untuk menandai peringatan 25 tahun Penyerahan Hong Kong dari Inggris ke China berlayar melalui pelabuhan Victoria Hong Kong (28/6/2022). (AFP/Peter Parks)

Pelaku pembunuhan di rumah sakit Beijing, China, divonis mati karena terbukti menewaskan seorang dokter. Dokter perempuan bernama Yang Wen tewas karena lehernya ditusuk.

Dilaporkan Global Times, Kamis (16/1/2020), pelaku adalah Sun Wenbin, anak dari pasien perempuan berusia 95 tahun. Sun Wenbin menganggap dokter Yang Wen salah memberi obat ke ibunya sehingga kondisinya makin buruk.

Pelaku juga kesal karena dokter Yang Wen menolak permintaan keluarga Sun Wenbin untuk memindahkan ibunya dari kamar gawat daruruat ke kamar rawat inap.

Pemindahan itu bisa membuat biaya semakin murah.


Terjadi Saat Malam Natal 2019

Ilustrasi bendera Republik Rakyat China (AP/Mark Schiefelbein)

Aksi tragis pelaku terjadi pada malam natal 2019 di RS Umum Penerbangan Sipil tempat dokter Yang Wen bekerja. Kolega korban turut menyaksikan pembunuhan itu. 

Sun Wenbin mengakui kesalahannya. Pengadilan China memvonis pelaku atas tuduhan pembunuhan dengan sengaja dan menyebut kejahatannya luar biasa kejam.

Masyarakat China pun ikut marah di media sosial atas tindakan pelaku. Mereka menyambut positif vonis hukuman mati tersebut serta menyampaikan belasungkawa ke keluarga dokter Yang.

Empat hari setelah kematian dokter Yang Wen, legislatif China meloloskan Undang-undang yang melarang organisasi atau individu mengancam atau membahayakan staff medis. Hukum itu akan berlaku pada 1 Juni mendatang.

Infografis Klaim China Vs Indonesia Terkait Laut China Selatan. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya