Pratama Abadi Nusa Rights Issue Rp 6,5 Triliun, Catat Jadwalnya

PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI) akan terbitkan 13,1 miliar saham dalam rangka rights issue.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 03 Agu 2022, 18:26 WIB
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI) berencana melakukan penawaran umum terbatas (PUT) I dalam rangka penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Dalam aksi tersebut, perseroan akan menerbitkan 13,12 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Besaran itu mewakili 96,97 persen dari jumlah saham Pratama Abadi Nusa Industri yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah rights issue. Saham-saham itu ditawarkan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 500 per saham. Sehingga perseroan berpotensi mengantongi modal Rp 6,56 triliun dari aksi ini.

PT Multi Artha Pratama (MAP) sebagai pemegang saham utama perseroan yang memiliki 80 persen saham dari jumlah modal ditempatkan dan disetor dalam perseroan, telah menyatakan akan melaksanakan seluruh HMETD yang menjadi haknya dalam PUT I sebanyak 10.496.000.000 HMETD.

MAP juga telah menandatangani perjanjian pembelian sisa saham sebagai pembeli siaga dalam aksi ini. Pemegang saham lama yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham baru yang ditawarkan dalam PUT I sesuai dengan HMETD-nya, akan mengalami penurunan persentase kepemilikan sahamnya (dilusi) maksimum sebesar 96,97 persen.

Sebagian atau sekitar Rp 6,5 triliun dari hasil rights issue akan dialokasikan untuk investasi dan pengembangan bisnis. Yaitu dengan melakukan penyertaan atas saham baru yang akan dikeluarkan oleh PT Bangun Kosambi Sukses (BKS), perusahaan terafiliasi di bidang usaha real estat, sebanyak 104.082 saham baru atau setara dengan 51 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor dalam BKS.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dana dari Rights Issue

Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selanjutnya BKS akan investasi dan pengembangan bisnis dengan melakukan penyertaan atas saham baru yang akan dikeluarkan oleh PT Mega Andalan Sukses (MAS) dan PT Cahaya Gemilang Indah Cemerlang (CGIC), di mana keduanya merupakan perusahaan terafiliasi di bidang usaha real estat, masing-masing sebanyak 104.082 saham baru atau setara dengan 51 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor masing-masing dalam MAS dan CGIC.

Sekitar Rp 4,7 triliun akan dialokasikan BKS untuk MAS dan sebesar Rp 1,8 triliun akan dialokasikan BKS untuk CGIC. MAS dan CGIC berencana menggunakan dana tersebut untuk pembayaran utang pokok kepada pihak-pihak afiliasi.

Kemudian, sebesar Rp 520,41 miliar akan digunakan untuk modal kerja BKS. Sementara sisanya untuk modal kerja Perseroan yang mencakup biaya operasional perseroan seperti biaya gaji, biaya pelatihan karyawan, dan sebagainya.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Jadwal

Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Rencana ini sebelumnya telah mendapat persetujuan pemegang saham melalui RUPS perseroan pada 8 Juni 2022. Lebih lanjut, berikut jadwal lengkap rights issue perseroan:

-Tanggal pernyataan efektif dari OJK: 29 Juli 2022

-Tanggal cum-HMETD di pasar regular dan pasar negosiasi: 8 Agustus 2022

-Tanggal cum-HMETD di pasar tunai: 10 Agustus 2022

-Tanggal ex-HMETD di pasar regular dan pasar negosiasi: 9 Agustus 2022

-Tanggal ex-HMETD di pasar tunai: 11 Agustus 2022

-Tanggal terakhir pencatatan dalam dps yang berhak atas HMETD (Recording Date): 10 Agustus 2022

-Tanggal distribusi HMETD: 11 Agustus 2022

-Tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI): 12 Agustus 2022

-Periode perdagangan SBHMETD: 12—19 Agustus 2022

-Periode penyerahan saham hasil pelaksanaan HMETD: 16–23 Agustus 2022

-Tanggal terakhir pembayaran pemesanan saham tambahan: 22 Agustus 2022

-Tanggal penjatahan pemesanan saham tambahan: 23 Agustus 2022

-Tanggal pembayaran penuh oleh pembeli siaga: 24 Agustus 2022

-Tanggal pengembalian uang pemesanan saham tambahan: 24 Agustus 2022

 

 


Target 2022

Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI), emiten bergerak di industri kemasan kaleng mengincar pertumbuhan pendapatan 100 persen. Pendapatan tersebut juga didukung dari bisnis properti.

Direktur PT Multi Artha Pratama (MAP) Edmond Budiman menuturkan, proyeksi pendapatan PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI) pada 2022 Rp 260 miliar. Kemudian nilai pendapatan properti dari PT Bangun Kosambi Sukses (BKS) juga diprediksi sama. Dengan demikian, menurut Edmon, peningkatan dari sisi pendapatan capai 100 persen.

"Dari divisi properti estimasi 2022 akan sumbang 100 persen pendapatan. Jadi akan cukup signifikan tahun 2022 dan tahun selanjutnya," ujar dia dalam paparan publik insidentil, Senin (7/3/2022).

Edmond menambahkan, perseroan masuk di sektor properti seiring peluang yang bagus. Hal ini juga didukung insentif pemerintah pada 2022 dan tahun berikutnya.

"Masuknya MAP expertise di bidang properti, proyek sukses di PIK dan PIK 2, kami yakin kembangkan bisnis real estate mampu meningkatkan potensi kami dan meningkatkan pendapatan secara signifikan," ujar dia.

 

 


Selanjutnya

Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hingga September 2021, perseroan membukukan penjualan tumbuh 41,94 persen menjadi Rp 189,83 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 133,74 miliar. Beban pokok penjualan naik 45,10 persen menjadi Rp 176,60 miliar hingga September 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 121,70 miliar.

Laba kotor tumbuh 9,9 persen menjadi Rp 13,23 miliar hingga September 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 12,03 miliar. Beban lain-lain naik menjadi Rp 11,91 miliar hingga September 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 11,63 miliar.

Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 1,01 miliar hingga September 2021 atau naik 485,5 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 173,54 juta.Total ekuitas naik menjadi Rp 40,99 miliar pada September 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 39,96 miliar.

Total liabilitas perseroan susut menajdi Rp 42,47 miliar hingga September 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 58,22 miliar. Total aset turun menjadi Rp 83,47 miliar hingga September 2021 dari Desember 2020 Rp 98,19 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 1,51 miliar hingga September 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 4,34 miliar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya