Harga Minyak Amblas 4 Persen, Tertekan Lonjakan Stok BBM AS

Harga minyak mentah berjangka Brent turun USD 3,76 atau 3,7 persen menjadi USD 96,78 per barel.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 04 Agu 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi tambang migas. harga minyak mentah berjangka Brent turun USD 3,76 atau 3,7 persen menjadi USD 96,78 per barel. (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak hari ini turun sekitar 4 persen setelah data AS menunjukkan stok minyak mentah dan bensin secara tak terduga melonjak minggu lalu dan karena OPEC+ mengatakan akan menaikkan target produksi minyaknya sebesar 100.000 barel per hari (bph).

Dikutip dari CNBC, Kamis (4/8/2022), harga minyak mentah berjangka Brent turun USD 3,76 atau 3,7 persen menjadi USD 96,78 per barel.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun USD 3,76 atau 4 persen menjadi USD 90,66. Kedua patokan harga minyak dunia tersebut telah naik turun di awal sesi.

Persediaan minyak mentah AS naik secara tak terduga pekan lalu karena ekspor turun dan penyulingan menurunkan produksi. Sementara stok bensin juga mencatat kenaikan yang mengejutkan karena permintaan melambat.

Stok minyak mentah naik 4,5 juta barel pekan lalu, dibandingkan dengan perkiraan analis untuk penarikan 600.000 barel. Stok bensin naik 200.000 barel, dibandingkan ekspektasi untuk penurunan 1,6 juta barel.​

“Jumlah minyak mentah jauh di atas ekspektasi. Bensin mengecewakan. Anda seharusnya tidak pernah melihat penumpukan bensin selama musim panas. Ini adalah laporan yang sangat bearish,” kata Direktur Energi Berjangka Mizuho, Bob Yawger.

Para menteri Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, menyetujui sedikit peningkatan pada target produksi grup, setara dengan sekitar 0,1 persen dari permintaan minyak global.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Produksi

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Sementara Amerika Serikat telah meminta kelompok itu untuk meningkatkan produksi, kapasitas cadangan terbatas dan Arab Saudi mungkin enggan untuk meningkatkan produksi dengan mengorbankan Rusia, yang terkena sanksi atas konflik Ukraina.

Pemerintahan Biden fokus untuk menjaga harga minyak tetap turun, kata Gedung Putih.

Menjelang pertemuan, OPEC+ memangkas perkiraannya untuk surplus pasar minyak tahun ini sebesar 200.000 barel per hari menjadi 800.000 barel per hari.

Yang juga menjadi beban bagi harga minyak yaitu pejabat Iran dan AS mengatakan akan melakukan perjalanan ke Wina untuk melanjutkan pembicaraan tidak langsung tentang program nuklir Iran, menghidupkan kembali semua harapan yang hilang dari penghapusan sanksi yang menghambat ekspor minyak Iran.

Di sisi permintaan, pejabat Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) menyuarakan tekad mereka lagi untuk mengendalikan inflasi yang tinggi, meskipun ada yang mengatakan kenaikan setengah poin dalam suku bunga utama bank sentral AS bulan depan mungkin cukup untuk bergerak menuju tujuan itu.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Pasokan Berlimpah, Harga Minyak Mentah Indonesia Turun Jadi USD 106,73 per Barel

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Rata-rata asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) pada Juli 2022 turun sebesar USD 10,89 per barel, dari USD 117,62 per barel menjadi USD 106,73 per barel. Faktor yang mempengaruhi penurunan harga minyak dunia, antara lain meningkatnya pasokan minyak mentah global pada Juni dibandingkan produksi bulan sebelumnya.

"Harga rata-rata minyak mentah Indonesia untuk bulan Juli 2022 ditetapkan sebesar USD 106,73 per barel," demikian dikutip dari bunyi diktum keempat Keputusan Menteri ESDM Nomor 111.K/MG.03/DJM/2022 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Juli Tahun 2022, Selasa (2/8/2022).

Dikutip dari Executive Summary Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, harga rata-rata minyak mentah utama pada Juli 2022 dibandingkan Juni 2022 mengalami penurunan:

1. OPEC dalam laporan Juli 2022 menerangkan, produksi minyak mentah global pada Juni meningkat rata-rata 1,32 juta bopd menjadi 99,82 juta bopd dibandingkan dengan produksi bulan sebelumnya.

2. IEA dalam laporan Juli 2022 menyatakan, pasokan minyak dunia melonjak 690 ribu bopd menjadi 99,5 juta bopd pada Juni dibandingkan dengan produksi bulan sebelumnya.

3. Keputusan OPEC mempertahankan kebijakan untuk kenaikan produksi pada Juli dan Agustus masing-masing sebesar 648.000 bopd.

Faktor lainnya, OPEC dalam laporan Juli 2022 mengumumkan, proyeksi permintaan minyak dunia pada kuartal 2 tahun 2022 turun sebesar 0,2 juta bopd dibandingkan publikasi sebelumnya.

Selain itu, peningkatan stok minyak di Amerika Serikat berdasarkan data EIA untuk periode yang sama terhadap bulan sebelumnya:

1. Stok minyak mentah, sebesar 3,4 juta barel dari sebelumnya 418,7 juta barel menjadi 422,1 juta barel.

2. Stok gasoline yaitu sebesar 7,6 juta barel, dari sebelumnya 217,5 juta barel menjadi 225,1 juta barel.

3. Stok distillate yaitu sebesar 2,0 juta barel, dari sebelumnya 109,7 juta barel menjadi 111,7 juta barel. 

Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya