Liputan6.com, Jakarta Terkait penjenamaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menjadi "Rumah Sehat untuk Jakarta," Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, hal itu sudah dikoordinasikan Pemprov DKI Jakarta dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Mantan Wakil Menteri BUMN ini mengakui, sebelumnya sudah ada pembicaraan dirinya bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Penjelasan Anies kepada Budi Gunadi hanya terkait perubahan logo dan branding RSUD menjadi 'Rumah Sehat.'
Advertisement
"Terus terang sempat bicara dengan saya, Beliau (Anies Baswedan) ya. Mesti dibedakan apa nama legalnya, dan nama branding-nya. Misalnya, ada rumah sakit pakai (nama) hospital, kalau kita lihat logonya pakai hospital, tapi di aktanya (akta rumah sakit), tetap pakai (nama) rumah sakit," ungkap Menkes Budi Gunadi di Istana Wakil Presiden RI Jakarta pada Kamis, 4 Agustus 2022.
"Jadi, update (pembaruan) yang disampaikan ke kami secara legal, tetap rumah sakit, tapi branding-nya, logonya memakai definisi 'Rumah Sehat.' Kalau bagi kita yang penting ya akta legalnya pakai apa (namanya)."
Dengan demikian, walaupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mengubah nama 31 RSUD menjadi 'Rumah Sehat untuk Jakarta,' ditegaskan Budi Gunadi, tidak ada perubahan akta nama rumah sakit masing-masing.
"Itu seperti perubahan logo sehingga bisa memberikan pesan, perubahan logo memberikan pesan (Rumah Sehat) seperti itu," tegasnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Wajah Baru Layanan Rujukan
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menjelaskan, "Rumah Sehat" untuk Jakarta hadir dengan warna dan desain logo yang baru. Logo baru itu terinspirasi dari kelopak bunga melati Gambir.
“Rumah Sehat untuk Jakarta merupakan sebuah penjenamaan layanan kesehatan milik Pemprov DKI Jakarta yang sebelumnya merupakan 31 RSUD. Sebelumnya kita memiliki logo yang berbeda-beda menjadi satu logo yang sama," katanya di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (3/8/2022).
"Logo penjenamaan 'Rumah Sehat untuk Jakarta' terinspirasi dari kelopak bunga melati Gambir, yang merupakan salah satu bunga khas DKI Jakarta yang tidak hanya indah, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan sebagai obat."
Widyastuti berharap, pembaruan RSUD dapat menjadi wajah baru bagi pelayanan kesehatan rujukan di DKI Jakarta. Hal ini harus didukung dengan pembentukan profesionalisme seluruh sumber daya manusia untuk lebih memberikan pelayanan yang optimal.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Wujudkan Transformasi Kesehatan Digital
Penjenamaan "Rumah Sehat untuk Jakarta" merupakan komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk mewujudkan transformasi layanan kesehatan termasuk transformasi digital. Dalam melaksanakan transformasi digital, Dinas Kesehatan berkolaborasi dengan Kemenkes untuk mengintegrasikan 'Rekam Medik Elektronik dengan Platform SATUSEHAT.'
"Platform ini membuka jalan untuk mewujudkan Integrasi Rekam Medik Elektronik di seluruh fasilitas kesehatan milik Pemprov DKI Jakarta," Widyastuti melanjutkan.
Selain memenuhi kebutuhan upaya kesehatan perorangan dengan menyajikan fitur pendaftaran online, Dinas Kesehatan juga menyediakan berbagai fitur layanan upaya kesehatan berbasis masyarakat seperti skrining Penyakit Tidak Menular.
Layanan lain yang disediakan juga Skrining Kesehatan Jiwa, Skrining Calon Pengantin, Pencatatan imunisasi serta informasi dan edukasi lainnya yang terintegrasi di dalam satu platform JakSehat.
Pencanangan 'Rumah Sehat' dilakukan di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat. Kegiatan pencanangan ini juga dilakukan secara serentak di 5 wilayah lainnya dan dihadiri oleh Wali Kota dan Bupati di Rumah Sakit di masing-masing wilayah secara hybrid.
Adapun 5 wilayah tersebut berlokasi di RS Tarakan Jakarta Pusat, RS Koja Jakarta Utara, RS Pasar Minggu Jakarta Selatan, RS Duren Sawit Jakarta Timur, dan RS Kepulauan Seribu.
Promosikan Hidup Sehat
Seiring penjenamaan "Rumah Sehat untuk Jakarta," Anies Baswedan mengatakan peran rumah sakit akan ditambah dari segi promotif dan preventif. Hal tersebut dilakukan agar rumah sakit mengambil peran membantu warga melakukan pencegahan penyakit sekaligus mempromosikan hidup sehat.
Rentetan program yang berkaitan dengan unsur preventif dan promotif akan disiapkan oleh jajaran Pemprov DKI Jakarta untuk diterapkan di seluruh rumah sakit.
Perubahan nama dilakukan untuk mengubah pola pikir warga tentang rumah sakit. Diharapkan masyarakat tidak hanya mendatangi rumah sakit dalam keadaan sakit saja, melainkan ketika dalam kondisi sehat.
"Selama ini rumah sakit kita berorientasi pada kuratif dan rehabilitatif, sehingga datang karena sakit jadi datang untuk sembuh dan untuk sembuh itu harus sakit dulu," ucap Anies.
Advertisement