Joe Biden Masih Positif COVID-19 Kasus Rebound, Isoman Lanjut untuk Pemulihan

Joe Biden masih mengidap COVID-19. Presiden Amerika Serikat itu dikabarkan berada dalam kondisi yang baik dan tidak mengalami demam, demikian pernyataan dokternya Dr. Kevin O'Connor.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 04 Agu 2022, 16:49 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara tentang berakhirnya perang di Afghanistan dari Ruang Makan Negara Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Selasa (31/8/2021). "Perang di Afghanistan sekarang sudah berakhir," kata Joe Biden. (AP Photo/Evan Vucci)

Liputan6.com, Jakarta Joe Biden masih mengidap COVID-19. Presiden Amerika Serikat itu dikabarkan berada dalam kondisi yang baik dan tidak mengalami demam, demikian pernyataan dokternya Dr. Kevin O'Connor.

Dalam pernyataan itu, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (4/8/2022), O’Connor mengatakan Biden melakukan latihan kebugaran ringan sebelum menjalani tes COVID-19 pada Rabu 3 Agustus pagi waktu setempat. Ia menambahkan bahwa presiden masih mengalami batuk dari waktu ke waktu, tetapi frekuensinya tidak sesering sebelumnya.

Sementara itu, suhu tubuh, tekanan darah, detak jantung, laju pernafasan, dan saturasi oksigen dari Joe Biden tetap normal dan kondisi paru-parunya masih bersih.

Presiden AS itu akan terus berada dalam isolasi sementara dia memulihkan kesehatannya dari kasus ulang (rebound case) COVID-19 yang terdeteksi pada Sabtu 30 Juli lalu.

Gedung Putih mengatakan meskipun tes Virus Corona COVID 19-nya positif, Joe Biden tetap bekerja dari tempat tinggal eksekutifnya. Ia menjalani aktivitas dengan hati-hati guna melindungi staf di tempat tinggal eksekutif, juga staf Agen rahasia, serta staf Gedung Putih lainnya yang berada di dekat dengan presiden.

Pada Senin 2 Agustus malam, ia bahkan masih berpidato di hadapan sekelompok kecil jurnalis dari jarak jauh tentang tewasnya pemimpin Al Qaeda Ayman Al Zawahiri dalam serangan pesawat nirawak pasukan AS pada akhir pekan lalu.

Joe Biden positif COVID-19 pertama kali pada akhir Juli lalu, dan sempat dinyatakan pulih beberapa hari kemudian. Setelah lima hari isolasi mandiri di Gedung Putih dan menjalani terapi Paxlovid.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kasus Rebound COVID-19, Joe Biden Perdana Positif

Joe Biden mengunggah sebuah video tentang kondisi terkini usai positif COVID-19. (Twitter POTUS)

Kasus kambuh kembali terjadi dalam sejumlah kecil pasien yang mengkonsumsi obat Paxlovid, sebuah pil yang dibuat oleh Pfizer dan diizinkan untuk diberikan kepada pasien yang mempunyai risiko tinggi.

Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), kebanyakan kasus kambuh kembali ini menimbulkan sakit ringan, dan tidak ada laporan terjadinya komplikasi yang serius.

Joe Biden positif COVID-19 pada akhir Juli, tepatnya 21 Juli 2022. Ini adalah pertama kalinya Presiden AS berusia 79 tahun itu dinyatakan terinfeksi Virus Corona.

Pada Rabu 27 Juli lalu Joe Biden dinyatakan sembuh setelah meminum obat anti-virus Paxlovid selama beberapa hari dan hasil uji medisnya menunjukkan negatif Virus Corona COVID-19. Ia pun menyudahi masa isolasi mandiri di Gedung Putih setelah lima hari.

Setelah keluar dari isolasi, presiden akan mengenakan masker selama 10 hari ketika berada di sekitar orang lain dan terus melakukan tes virus secara teratur. Biden tidak mengalami demam, tambah dokter, mencatat "gejalanya terus membaik, dan hampir sepenuhnya sembuh". 

Selang tiga hari kemudian, ia kembali terjangkit COVID-19.


COVID-19 Masih Bersama Kita

Presiden Amerika Serikat Joe Biden. (AP Photo/Susan Walsh)

Dalam akun Twitternya, Biden mengatakan bahwa suntikan vaksin booster gratis dapat membantu siapapun menghindari penyakit serius. "Dengan suntikan booster gratis, tes di rumah, dan perawatan yang efektif, hari ini, kami dapat melindungi diri dari penyakit serius dan mencegah sebagian besar kematian akibat COVID," tulis Biden.

"COVID-19 masih bersama kita, tetapi perjuangan kita melawannya lebih kuat dari sebelumnya," lanjutnya.

Ia menambahkan, setiap orang di atas 5 tahun harus mendapatkan suntikan booster. Dan jika penduduk di atas usia 50, maka harus mendapatkan dua suntikan seperti yang ia sendiri dapatkan.

"Setelah dikuatkan, peluang Anda untuk sakit parah akibat COVID sangat sangat rendah."

Saat ini, lanjutnya, dunia menghadapi BA.5. Subvarian Omicron ini pula lah yang membuat Biden sakit. "Kami menghadapi BA.5, itulah alasan saya jatuh sakit dan telah menginfeksi banyak orang di seluruh dunia." 


Usia Lanjut Joe Biden Picu Kekhawatiran

Presiden Amerika Serikat Joe Biden melepas maskernya saat mulai berbicara di Taman Mawar Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 27 Juli 2022. Biden harus diisolasi di kediamannya di Gedung Putih sejak positif COVID-19 pada Kamis lalu. (AP Photo/Susan Walsh)

Sebagai presiden AS tertua yang pernah terpilih, usianya meningkatkan kekhawatiran atas dampak COVID-19.

Menghadapi beban kerja yang berat, Biden - seperti presiden lain sebelum dia - telah menunjukkan ketegangan dalam beberapa bulan terakhir: jalannya lebih kaku, rambutnya lebih tipis, dan pidatonya kurang lancar daripada ketika dia menjabat pertama kali.

Dan secara politik Biden berada dalam fase sulit kepresidenannya, menghadapi pemilihan paruh waktu November yang diperkirakan akan menyakitkan bagi Partai Demokratnya, serta penurunan peringkat persetujuan pribadi.

Gedung Putih telah menekankan sejak diagnosis positif COVID-19 Biden bahwa presiden telah divaksinasi dosis penuh dan dua kali booster -- dan O'Connor menegaskan kembali bahwa ia diharapkan "merespon dengan baik" terhadap pengobatan.

"Tidak ada apa pun dalam perjalanan penyakitnya sejauh ini yang memberi saya alasan untuk mengubah harapan awal itu," tulisnya.

Infografis Wanti-Wanti Euforia Boleh Lepas Masker (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya