Liputan6.com, Jakarta - Anjing di Jepang punya cara baru untuk membuat tubuh mereka tetap sejuk di musim panas yang tidak tertahankan, yakni kipas portabel. Terlampir pada mesh onesie, kipas meniupkan angin ke tubuh hewan peliharaan agar tetap sejuk, bahkan di bawah lapisan bulunya.
"Anjing saya berhenti terengah-engah setelah kembali dari jalan-jalan, yang selalu dilakukan di musim panas ini," Hikaru Uzawa, pria di balik penciptaan dan CEO Sweet Mommy, sebuah toko pakaian hamil, mengatakan pada VICE World News, seperti dilansir Kamis, 4 Agustus 2022.
Baca Juga
Advertisement
Sejak perusahaan mulai menjual produk tersebut pada 1 Juli 2022, mereka telah menerima sekitar 100 pesanan, termasuk dua dari Australia dan Italia. Perangkat ini dinilai sangat berguna karena Jepang melaporkan gelombang panas yang memecahkan rekor suhu tertinggi.
Pada awal Juli, beberapa kota di wilayah Tokyo Raya mencatat rekor baru, dengan suhu mencapai di atas 40 derajat celcius. Pihak berwenang mendesak orang untuk menahan diri dari pergi ke luar dan berolahraga di siang hari dalam upaya mencegah sengatan panas.
Tren ini terlihat di seluruh dunia. Pada pertengahan Juli, Inggris mencatat lebih dari 40 derajat celcius, memecahkan rekor sebelumnya. Negara itu mengeluarkan peringatan panas ekstrem pertama di tengah kekhawatiran bahwa ratusan orang bisa meninggal karena kematian terkait panas.
Uzawa mengatakan, ia mengembangkan kipas portabel untuk chihuahua peliharaannya, Swan, karena suhu yang memanas. Ide tersebut pertama kali muncul pada 2019, ketika ia melihat Swan secara konsisten terengah-engah setelah jalan-jalan di musim panas.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pengembangan Produk
"Karena jadwal kerja saya, sulit bagi saya untuk bangun pagi, yang mana biasanya saat cuaca lebih sejuk, untuk mengajak anjing saya jalan-jalan, jadi Swan akan berjuang di bawah teriknya matahari siang hari," Uzawa bercerita.
Dengan bantuan dokter hewan, dia mengembangkan kipas kecil untuk menjaga tubuh hewan peliharaan kesayangannya tetap sejuk. Swan tampaknya jauh lebih nyaman bahkan saat cuaca terik di luar, katanya. Ia saat ini menjual onesies dalam lima ukuran berbeda dengan harga 9.900 yen (sekitar Rp1,1 juta) per potong.
Hiroko Murayama, yang membelikan onesie untuk dua anjing terrier Yorkshire Ann dan Non, mengatakan ia khawatir mereka mungkin tidak menyukai suara kipas yang menderu. "Tapi mereka tidak terganggu. Mereka memakainya setiap jalan pagi," katanya.
Menurut Uzawa, ada dua model kipas wearable lainnya yang sedang dibuat. Salah satunya adalah kipas yang diikat dengan tali, sementara yang lain adalah yukata yang dapat dikenakan, kimono musim panas tradisional, agar tetap sesuai dengan lemari pakaian musim panas hewan peliharaan. "Sekarang, anjing bisa tetap keren meski pergi ke festival," katanya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Perlakuan Hewan Peliharaan di Jepang
Sebelum ini, fenomena memperlakukan hewan layaknya anggota keluarga telah jadi topik perbincangan di Jepang. Tidak jarang warga di sana mendorong kereta dorong ditempati satu atau lebih anabul yang mengenakan sweater hangat, bahkan mungkin popok.
Mengutip Japan Today, perlakuan yang hampir manusiawi ini telah berkembang sejauh ini, sehingga hewan peliharaan diberikan upacara pemakaman yang sebelumnya terbatas pada manusia. Padahal, menurut mitologi asli Shinto awal, hewan bukanlah teman.
Mereka tentu saja tidak mendapat perlakukan layaknya manusia. Jadi, jika ada alasan agama di Jepang yang menawarkan pemakaman hewan peliharaan, itu tidak berasal dari tradisi Shinto. Di sisi lain, kuil Buddha secara historis melakukan ritual untuk menyelamatkan hewan. Banyak kuil masih mengadakan upacara tahunan di mana mereka melepaskan hewan tawanan.
Sebagian besar sekte Buddhis selama berabad-abad setidaknya telah mencoba menerapkan pola makan yang tidak memasukkan hewan. Hidangan vegetarian yang sangat populer di restoran Jepang didasarkan pada makanan yang terinspirasi dari Zen yang disebut shojin ryori.
Dari Doktrin Buddhis
Oleh karena itu, cara tradisional untuk menunjukkan kemunafikan seorang bhikkhu adalah dengan memanggilnya namagusa (berbau seperti daging berdarah). Tentu saja, ada beberapa "kemunduran sejarah" di antara umat Buddha awam yang hanya menahan diri untuk tidak memakan hewan berkaki empat.
Menurut doktrin Buddhis Jepang dan praktik masa lalu, tidak ada alasan seekor anjing atau kucing harus menerima perawatan yang lebih baik daripada kelinci, monyet, sapi, babi, atau ikan. Namun, mereka melakukannya sekarang.
Secara tradisional bertanggung jawab atas doa pemakaman bagi manusia, para pendeta Buddha jadi semakin bersedia untuk berdoa bagi hewan peliharaan yang sudah meninggal. Doa peringatan kematian hari ke-49 sangat penting untuk reinkarnasi orang mati, yang menurut doktrin dikatakan terjadi pada hari itu.
Selain itu, toko aksesori pemakaman Buddhis kini memiliki bagian khusus untuk barang-barang hewan peliharaan. Kuburan hewan peliharaan untuk penyimpanan tulang yang dikremasi berkembang pesat jumlahnya.
Advertisement