Liputan6.com, Jakarta Kapan Inggris juara Piala Dunia? Jawabannya seharusnya tak sulit karena satu-satunya trofi turnamen sepak bola terakbar di dunia ini mereka rengkuh pada 1966.
Setelahnya, tak ada lagi trofi yang mampir ke kabin Inggris. Alih-alih naik panggung tertinggi, perjalanan mereka di pentas Piala Dunia saja kerap menjadi bulan-bulanan perbincangan publik.
Advertisement
Cukup mengherankan lantaran Inggris mendeklarasikan negara mereka adalah tanah lahirnya sepak bola. Tapi, kok, ya, cuma satu trofi Piala Dunia yang mampu mereka raih?
Mari mulai saja dengan penampilan Inggris di Piala Dunia 1966. Ketika itu, untuk kali pertama setelah tujuh edisi Piala Dunia digelar, akhirnya trofi itu sampai juga di rumah mereka.
Perjalan mereka di Piala Dunia 1966 dimulai saat tergabung bersama Uruguay, Meksiko, dan Prancis. Di babak grup, Inggris menang 2 kali dan 1 kali imbang dengan mengantongi 5 poin.
FYI, pada Piala Dunia 1996, raihan kemenangan setiap negara dihitung 2 poin di babak klasemen grup. Dan atas pencapaian yang mereka raih, Inggris berhak lolos sebagai juara grup dengan ditemani Uruguay sebagai runner-up.
Penampilan Inggris sejatinya tak bagus-bagus amat. Sebab, Brasil, Uruguay, Argentina, dan Jerman Barat ketika itu menjadi negara favorit untuk naik podium.
Dukungan Inggris bisa meraih juara terbesar lantaran mereka bermain di rumah mereka sendiri. Pada edisi Piala Dunia kedelapan itu, mereka mendapat jatah sebagai tuan rumah.
Brasil Tumbang, Uruguay Menyusul
Brasil secara mengejutkan gugur di babak grup. Selecao tak mampu berbicara banyak di Tanah Inggris karena hanya menempati peringkat ketiga di babak grup.
Kendati berstatus juara bertahan, Brasil justru keok dari Hungaria dan Portugal. Satu-satunya kemenangan Pele dan kolega adalah saat menjungkalkan Bulgaria di laga perdana.
Dengan angkat kopernya Brasil, publik dunia menjagokan Uruguay, Argentina dan Jerman Barat di babak pemungkas.
Namun, usai masuk ke babak perempat final, giliran dua negara kuat tumbang yakni Argentina dan Uruguay. Negara yang disebutkan duluan kalah dari Inggris dan Jerman Barat menumbangkan Uruguay.
Advertisement
Dibalut Kontroversi
Lolosnya Inggris dan Jerman Barat ke semifinal membuat sejumlah spekulasi bermunculan. Sebab, pelan namun pasti, negara-negara kandidat peraih gelar juara berguguran.
Khusus Inggris dan Jerman Barat yang lolos ke semifinal, ada kontroversi yang menyelimuti kelolosan mereka. Ditengarai ada peran wasit yang membantu.
Selaras dengan wasit yang memimpin laga, laga Inggris vs Argentina sukses dimenangi oleh Inggris dengan skor 1-0. Tapi, 1 pemain Argentina diusir keluar lapangan oleh wasit asal Jerman Barat, Rudolf Kreitlein.
Di satu sisi, Jerman Barat sukses memecundangi Uruguay dengan skor 4-0. Tapi, kemenangan dengan margin besar itu penuh tanda tanya karena wasit Jim Finney asal Inggris, mengeluarkan tiga kartu merah untuk pemain Uruguay.
Gamit Kemenangan di Semifinal
Kontroversi kelolosan Inggris dan Jerman berlalu. Masing-masing dari mereka menghadapi Portugal dan Uni Soviet di babak semifinal.
Menariknya, lagi-lagi, laga ini dibalut kontroversi. Seakan sudah diatur, Inggris dan Jerman Barat menang dengan skor yang sama yakni 2-1, pertama.
Kedua, baik Inggris dan Jerman Barat sama-sama mencetak gol di babak pertama dan babak kedua. Sisanya, lawan mereka mencetak gol di atas menit ke-80.
Terlepas dari kecurangan yang meliputi jalan mereka, Inggris dan Jerman Barat kemudian melaju mulu ke babak final.
Advertisement
Inggris Juara dan Dikutuk Jerman Barat
Hasil akhir menelurkan Inggris juara usai mengandaskan Jerman Barat. Laga sendiri rampung dengan skor 4-2.
Di waktu normal, kedua kesebelasan bermain imbang 2-2 sepanjang waktu 90 menit normal. Pertandingan kemudian dilanjutkan pada babak tambahan waktu.
Dua gol bersarang di babak tambahan waktu. Atas hasil ini sekaligus mengonfirmasi Inggris menjadi juara dunia untuk pertama kalinya.
Namun, satu gol dari Geoff Hurst dinilai tak melewati garis gawang. Jerman Barat merasa dirugikan oleh wasit dan mengucapkan kutukan bahwa Inggris tak akan juara Piala Dunia lagi usai tahun 1966.
Percaya atau tidak, hingga saat ini Inggris bisa mengulangi capaian sensasional itu di Piala Dunia. Jangankan menjadi juara, mencapai final saja belum kembali terulang.
Baca Juga