Tata Cara Salat Dhuha Lengkap: Lafal Niat, Doa dan Artinya

Sahalat Dhuha sunnah dilakukan dengan dua rakaat salam. Batas minimalnya adalah dua rakaat, sedangkan batas maksimalnya adalah 12 rakaat. Ini Adalah tata cara salat dhua lengkap mulai dari niat hingga doa, arab, latin dan artinya

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Agu 2022, 04:30 WIB
Ilustrasi salat. (Pexels.com/Michael Burrows)

Liputan6.com, Purwokerto - Salat dhuha adalah salah satu salat yang disunahkan untuk umat Muslim. Berbagai keutamaan akan didapat seseorang jika melakukan salat dhuha secara rutin.

Berdasar hadis sahih, setidaknya ada 10 keutamaan salat dhuha. Di antaranya adalah kecukupan rejeki hingga dibukakan pintu surga.

Mengutip NU Online, salat Dhuha sunnah dilakukan dengan dua rakaat salam. Salat sunah ini Batas minimalnya adalah dua rakaat, sedangkan batas maksimalnya adalah 12 rakaat.

Adapun surat yang sunah dibaca setelah surat al-Fatihah adalah surat as-Syamsu dan ad-Dhuha, atau surat al-Kafirun dan al-Ikhlas. Atau lebih utama digabung, rakaat pertama membaca as-Syamsu dan al-Kafirun, kemudian rakaat kedua membaca ad-Dhuha dan al-Ikhlas.

Kemudian untuk rakaat-rakaat berikutnya surat al-Kafirun di rakaat pertama dan al-Ikhlas di rakaat kedua. (Ad-Dimyathi, Hâsyiyyah I’ânatut Thâlibîn, juz I, halaman 255).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Tata Cara, Niat, Bacaan dan Doa Salat Dhuha

Adapun tata cara, niat dan doa salat dhuha bisa dilaksanakan sebagaimana salah sunah lainnya, yaitu dua rakaat salam.

Pertama, niat di dalam hati bersamaan takbîratul Ihrâm.

Untuk memantapkan niat, sebelumnya bisa melafalkan niat salat dhuha berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushallî sunnatad dhahâ rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Saya niat shalat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah ta’ala.”.

Selanjutnya melaksanakan gerakan dan bacaan salat sebagaimana umumnya sampai salam setelah dua rakaat.

Sebagaimana diterangkan di awal. Bacaan dalam salat dhuha sama seperti salat pada umumnya. Yakni, membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan surat lainnya.

Setelah itu, pada rakaat kedua, sama dengan rakataat kedua, dengan surat-surat yang disunahkan, yakni surat as-Syamsu dan ad-Dhuha, atau surat al-Kafirun dan al-Ikhlas.

 


Doa Setelah Salat Dhuha

Setelah salam atau selesai seluruh shalat kemudian membaca beberapa doa sebagai berikut:

Doa pertama:

اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضَّحَآءَ ضَحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَــالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِي السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعْسَرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضَحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِيْ مَآ أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Allâhumma innad dlahâ’a dlahâ’uka, wal bahâ’a bahâ’uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allâhuma in kâna rizqî fis samâ’i fa anzilhu, wa inkâna fil ardhi fa akhrijhu, wa inkâna mu’siran (mu‘assaran) fa yassirhu, wa in kâna harâman fa thahhirhu, wa inkâna ba‘îdan fa qarribhu, bi haqqi dlahâ’ika wa bahâ’ika wa jamâlika wa quwwatika wa qudratika, âtinî mâ atayta ‘ibâdakas shâlihîn.

Artinya, “Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku, jika rejekiku berada di atas langit, maka turunkanlah; jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah; jika dipersulit, mudahkanlah; jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah; jika jauh, dekatkanlah; dengan hak dhuha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah kepadaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh.”

Doa kedua:

اَللّٰهُمَّ بِكَ أُصَاوِلُ وَبِكَ أُحَاوِلُ وَبِكُ أُقَاتِلُ

Allâhumma bika ushâwilu, wa bika uhâwilu, wa bika uqâtilu.

Artinya, “Dengan-Mu, aku menerjang. Dengan-Mu, aku berupaya. Dengan-Mu, aku berjuang.”

Doa ketiga, dibaca sebanyak 40 atau 100 kali:

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

Rabbighfir lî, warhamnî, wa tub ‘alayya, innaka antat tawwâbur rahîm.

Artinya, “Tuhanku, ampunilah aku. Kasihanilah aku. Terimalah tobatku. Sungguh, Engkau Maha Penerima Tobat dan Maha Penyayang.” (Ad-Dimyathi, Hâsyiyyah I’ânatut Thâlibîn, juz I, halaman 255).

Tim Rembulan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya